Menuju konten utama
Gearbox

Sabuk Pengaman Mobil: Warisan Abadi Volvo untuk Keselamatan

Volvo menggratiskan desain sabuk pengamannya dipakai perusahaan lain. Alasannya, keselamatan manusia terlalu penting untuk disembunyikan di balik dokumen.

Sabuk Pengaman Mobil: Warisan Abadi Volvo untuk Keselamatan
Ilustrasi Sabuk Pengaman pada mobil. foto/istockphoto

tirto.id - Selepas Perang Dunia II, salah satu industri yang mengalami kemajuan signifikan adalah industri otomotif. Teknologi, desain, kapasitas produksi, sampai permintaan, semuanya berkembang pesat. Hasilnya, jalanan di berbagai penjuru dunia dipenuhi mobil-mobil yang semakin cepat, kian canggih, dan semakin bertenaga. Akan tetapi, di tengah berbagai kemajuan tersebut, ada satu aspek yang, entah mengapa, seperti terabaikan.

Aspek yang dimaksud adalah keselamatan pengendara dan penumpang. Percaya tidak percaya, pada masa itu belum ada keharusan untuk melengkapi mobil dengan sabuk pengaman. Kalaupun ada mobil yang dilengkapi sabuk pengaman, biasanya sabuk pengaman itu lebih mirip sabuk pengaman yang ditemukan di kursi pesawat terbang.

Bagi pengendara maupun penumpang mobil dasawarsa 1950-an, keberadaan sabuk pengaman model lama itu dianggap menyebalkan. Selain tidak nyaman dikenakan, waktu itu juga muncul kekhawatiran bahwa sabuk pengaman bakal menjebak pengendara dan penumpang saat terjadi kecelakaan. Yang lebih ekstrem lagi, muncul pendapat bahwa terlempar keluar dari kendaraan jauh lebih aman dibandingkan terjebak di dalam mobil ringsek karena sabuk pengaman tak bisa dicopot.

Nyatanya, ketiadaan sabuk pengaman yang memadai adalah hal yang sangat berbahaya. Data Departemen Transportasi Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa, pada medio 1950-an, jumlah korban jiwa akibat kecelakaan mobil senantiasa melewati angka 35.000 per tahunnya. Jika dirata-rata, fatality rate per 100 million vehicle miles traveled (VMT)—atau rasio kematian tiap 100 juta mil yang dilewati seluruh kendaraan dalam suatu waktu—pada medio 1950-an mencapai 6,20. Data ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang harus diubah.

Dan pada akhirnya, sesuatu memang berubah. Namun, perubahan itu tidaklah datang dari AS atau Jerman, dua negara yang ketika itu merupakan pabrikan mobil paling dominan. Perubahan itu muncul dari sebuah perusahaan kecil dari Swedia bernama Volvo.

Solusi dari Insinyur Pesawat Tempur

Sejak awal, Volvo memang didirikan untuk menciptakan mobil yang tahan banting dan mampu melindungi mereka yang ada di dalamnya. Para pendiri perusahaan ini memimpikan mobil yang tangguh dibawa berkendara di iklim dingin Swedia dengan jalanan yang sulit ditaklukkan. Maka, sejak awal, keselamatan pengendara pun secara tidak langsung sudah menjadi fokus utama mereka.

Seiring dengan semakin populernya Volvo di luar Swedia pasca-Perang Dunia II, mereka pun terus berupaya melakukan inovasi yang berfokus pada keamanan dan keselamatan. Dan pada 1958, mereka merekrut seseorang yang, bisa dibilang, punya peran paling penting dalam membentuk citra Volvo sebagai jenama paling sadar keselamatan. Orang itu adalah Nils Bohlin.

Menariknya, Bohlin tidak direkrut sebagai seorang ahli mobil. Sebelum bekerja untuk Volvo, dia bekerja untuk Saab sebagai seorang insinyur dirgantara. Lantas, apa yang membuat Volvo tertarik merekrutnya? Jawabannya adalah karena Bohlin sukses menciptakan sabuk pengaman yang digunakan pada kursi lontar di jet tempur bikinan Saab.

Sejak awal bekerja di Volvo, sabuk pengaman sudah menjadi fokus utama Bohlin. Perusahaan memintanya untuk mendesain dan menciptakan sabuk pengaman yang lebih baik daripada yang tersedia pada masa itu.

Desain mirip sabuk pengaman pesawat pada masa itu tak hanya tidak mampu melindungi tubuh bagian atas, tetapi juga jadi biang kerok terjadinya cedera internal saat kecelakaan parah terjadi. Dengan kata lain, anggapan bahwa tidak memakai sabuk pengaman justru lebih aman sebenarnya tidak salah-salah amat.

Bohlin langsung mampu mengidentifikasi kelemahan sabuk pengaman yang ada kala itu. Pekerjaan rumahnya adalah menciptakan sabuk pengaman yang mampu mendistribusikan gaya saat terjadi kecelakaan ke bagian tubuh yang lebih kuat alih-alih bagian perut. Selama setahun penuh dia berusaha mendesain sabuk pengaman yang ideal dan, pada 1959, Bohlin akhirnya berhasil.

Sabuk pengaman yang diciptakan Bohlin adalah sabuk pengaman yang saat ini digunakan pada semua mobil di seluruh dunia. Berbentuk seperti huruf V, sabuk pengaman ini memiliki tiga titik yang bertumpu pada pundak serta pinggul. Sabuk ini dikaitkan di samping tempat duduk sehingga mampu mendistribusikan gaya yang muncul saat kecelakaan terjadi ke bagian dada serta pelvis. Desain ini sanggup menahan tubuh untuk tidak bergerak ketika deselerasi mendadak terjadi.

Ilustrasi Sabuk Pengaman Mobil

Ilustrasi Sabuk Pengaman pada mobil. foto/istockphoto

"Saya sadar bahwa bagian bawah dan atas tubuh harus ditahan secara aman dengan satu sabuk yang melintang [secara diagonal] di bagian dada dan satu sabuk di bagian pinggul. Sabuk ini juga membutuhkan titik penambat (anchorage point) untuk mata sabuk di samping pinggul penumpang, sehingga dapat menahan tubuh dengan baik saat terjadi benturan," jelas Bohlin suatu kali.

Selain jauh lebih aman, desain sabuk pengaman Bohlin juga memiliki keunggulan lain. Yakni, bahwa sabuk ini sangat praktis dan bisa dikenakan hanya dengan menggunakan satu tangan. Hal ini sangat penting karena, nantinya, kepraktisan ini membuat para pengendara serta penumpang jadi tidak keberatan mengenakannya.

Setelah Bohlin menciptakan desain sabuk pengaman ini, Volvo pun tidak buang-buang waktu. Mereka langsung menerapkannya dalam seri PV544 dan Amazon keluaran terbaru.

Dipatenkan tapi Digratiskan

Seiring dengan penerapan desain sabuk pengaman pada mobil keluaran terbarunya, Volvo juga kemudian mematenkan desain karya Bohlin tersebut. Menariknya, meski sudah dipatenkan, perusahaan mobil mana pun bisa menggunakan desain itu tanpa harus mengeluarkan biaya. Alasan mereka? Temuan ini terlalu penting untuk keselamatan manusia untuk disembunyikan di balik dokumen legal.

"Keputusan untuk membebaskan paten sabuk pengaman tiga titik itu sangat visioner dan sejalan dengan prinsip keamanan Volvo," ujar Alan Dessell, Direktur Umum Volvo kala itu.

Langkah Volvo tersebut jauh dari kata normal. Normalnya, temuan sepenting itu bakal dikomersialisasi secara besar-besaran. Volvo bisa saja mendapat uang jauh lebih banyak dari penggunaan paten tersebut. Akan tetapi, perusahaan satu ini memang berbeda. Mereka memandang keputusan pembebasan paten sabuk pengaman Bohlin itu sebagai keputusan moral. Kalau bisa, semua mobil di dunia ini harus menggunakan desain sabuk pengaman tersebut.

Pada akhirnya, visi Volvo ini memang menjadi kenyataan. Pabrikan mobil dari berbagai belahan dunia berduyun-duyun menggunakan desain sabuk pengaman tiga titik tersebut. Pemerintah berbagai negara pun kemudian mewajibkan penggunaan sabuk pengaman. Sampai akhirnya, menggunakan sabuk pengaman pun menjadi hal yang secara otomatis digunakan semua pengendara mobil. Justru saat ini yang aneh adalah mereka yang masih menolak mengenakannya.

Ilustrasi Sabuk Pengaman Mobil

Ilustrasi Sabuk Pengaman pada mobil. foto/istockphoto

Warisan yang Abadi

Menurut Administrasi Keamanan Lalu Lintas Jalan Raya AS, penggunaan sabuk pengaman mengurangi risiko kematian penumpang mobil di kursi depan sampai 45 persen. Sebagai perbandingan, pada 2023, rasio kematian per 100 juta VMT di AS tercatat hanya berada di angka 1,34. Diperkirakan, hingga 2019 lalu, atau 60 tahun setelah diciptakan, sabuk pengaman bikinan Bohlin telah menyelamatkan nyawa lebih dari satu juta orang.

Bagi Volvo, keuntungan yang mereka dapatkan dari sabuk pengaman tidak terwujud dalam bentuk uang melainkan reputasi. Keamanan menjadi sinonim dengan pabrikan asal Swedia itu, dan sampai saat ini, mereka pun masih terus berinovasi pada bidang tersebut. Misalnya, pada 2023 lalu mereka meluncurkan dua teknologi sekaligus: Lidar untuk mendeteksi objek di sekitar mobil dan Driver Understanding System yang bisa mendeteksi ketika pengemudi terdistraksi atau mengantuk.

Adapun Bohlin, yang pensiun dari Volvo pada 1985, diinduksi ke dalam National Inventors Hall of Fame di Akron, Ohio, AS. Meskipun bukan orang Amerika dan tidak menciptakan temuannya di Amerika, kontribusi Bohlin pada keselamatan berkendara orang Amerika sangatlah krusial, terbukti dari menurunnya secara drastis angka kematian akibat kecelakaan mobil tadi.

Kepada The New York Times, anak angkat Bohlin, Gunnar Ornmark, mengatakan bahwa dulu ayahnya sering menerima surat yang berisi ucapan terima kasih. Akan tetapi, rasanya kini tidak banyak yang tahu siapa Bohlin, meskipun setiap hari mereka menggunakan barang temuannya. Namun, itu semua memang tidak penting bagi sang penemu. Masih menurut Ornmark, ayah angkatnya itu lebih suka mengingatkan supaya semua orang selalu pakai sabuk pengaman tiap kali berkendara.

Apa yang dilakukan Volvo dan Bohlin, tentu saja, merupakan hal langka. Bagi Volvo, kepercayaan dan reputasi jauh lebih penting ketimbang profit sesaat. Bagi Bohlin, mengetahui semua orang mengenakan sabuk pengaman jauh lebih krusial daripada penghargaan apa pun.

Di tengah dunia yang semakin bising dengan berbagai temuan baru yang dikomersialisasi gila-gilaan, kisah Volvo dan Bohlin adalah sebuah pengingat bahwa tidak semuanya bisa diukur dengan uang dan ketenaran. Terkadang, warisan yang senyap justru jauh lebih bermakna.

Baca juga artikel terkait VOLVO atau tulisan lainnya dari Yoga Cholandha

tirto.id - Gearbox
Kontributor: Yoga Cholandha
Penulis: Yoga Cholandha
Editor: Irfan Teguh Pribadi