tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebagian wilayah Indonesia bakal terjadi puncak musim hujan pada Desember 2022 hingga Januari 2023. Salah satunya adalah Provinsi DKI Jakarta. Saat puncak musim penghujan ini, warga ibu kota tentu harus siap-siap menghadapi banjir yang biasa terjadi setiap tahun.
Belum lagi DKI Jakarta juga dihadapkan dengan banjir rob yang juga selalu terjadi setiap tahun. Misalnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI melaporkan terdapat 12 rukun tetangga (RT) di Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara terdampak banjir rob pada Minggu, 25 Desember 2022.
“Iya betul kemarin sempat ada (banjir) rob di wilayah tersebut. Untuk hari ini (26/12/2022) nihil kejadian rob di utara Jakarta,” ungkap Kepala Satuan Pelayanan (Kasatpel) Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta, Michael Sitanggang saat dikonfirmasi Tirto, Senin (26/12/2022).
BPBD DKI juga membeberkan, ada enam RT di Kelurahan Pluit tergenang air dengan ketinggian air mencapai 10-15 cm, dua RT tergenang banjir rob dengan ketinggian 25-30 cm, serta dua RT lainnya dengan ketinggian genangan 15-20 cm. Mereka menyebut bahwa RT 1, RW 22 Kelurahan Pluit yang paling parah terendam banjir rob hingga ketinggian 45-50 cm.
Akan tetapi, BPBD DKI Jakarta mengklaim tak ada warga yang mengungsi karena banjir rob tersebut. Banjir rob juga melanda kawasan Muara Angke, Jakarta Utara pada hari yang sama, sekitar pukul 10.00 WIB. Ketinggian air banjir ini mencapai 60 cm - 1 meter, namun sedikit demi sedikit surut pada malam hari.
Tak hanya itu, terdapat air pasang di kawasan wisata Pantai Ancol, Jakarta Utara yang menghantam pembatas dan meluap ke permukaan. Corporate Communication PT Pembangunan Jaya Ancol Ariyadi Eko Nugroho menyebut, kejadian itu terjadi pada Minggu pagi (25/12/2022).
“Memang kemarin air sedang pasang. Tapi siangnya sekitar jam 2 sudah normal kembali. Memang air laut pasang sudah mulai dari Jumat (23/12/2022) kemarin,” kata Eko kepada Tirto, Senin kemarin.
Upaya Pemprov DKI Antisipasi Banjir
Sejumlah hal telah dilakukan Pemprov DKI dalam mengantisipasi banjir yang setiap tahun terjadi di ibu kota, terutama yang disebabkan oleh curah hujan dan banjir kiriman. Salah satunya adalah dengan bendungan di hulu.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono optimistis Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat dapat mengatasi banjir di wilayah Jakarta. Hal ini dikatakan seusai Presiden Joko Widodo meresmikan dua bendungan tersebut.
“Bendungan kering atau disebut dry dam pertama di Indonesia, kini dihadirkan sebagai bentuk kesungguhan pemerintah dalam mengatasi banjir di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) dan memberikan optimisme bahwa banjir di Jakarta bisa diupayakan penanganannya,” kata Heru lewat rilis Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Pemprov DKI Jakarta pada Jumat (23/12/2022).
Heru menjelaskan, pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi ini merupakan salah satu upaya Pemprov DKI bersama pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR yang masuk dalam rencana induk sistem pengendalian banjir (flood control system) Jakarta. Hal ini adalah komitmen bersama dalam penanganan serta pengendalian banjir di ibu kota dan sekitarnya secara komprehensif dari hulu hingga hilir.
“Bendungan Ciawi dan Sukamahi dibangun agar dapat mereduksi debit air Sungai Ciliwung ketika musim penghujan tiba. Dengan fungsi khusus tersebut, kedua bendungan ini masuk dalam proyek strategis nasional (PSN),” kata Heru.
Namun demikian, Direktur Rujak Center for Urban Studies, Elisa Sutanudjaja mengatakan, Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi hanya bisa menangani banjir kiriman. Jika banjirnya dari hujan lokal seperti pada 1 Januari 2020, kedua bendungan tersebut tidak ada gunanya karena letaknya di hulu.
Elisa juga membantah pernyataan Pemprov DKI yang menyebut bahwa Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi dapat mengatasi banjir di wilayah Jakarta.
“Enggak bisa, kalau misalnya hujannya turunnya di sebelah barat saja yang di hulu, Tangerang, Tangerang Selatan, nah itu otomatis bendungan itu enggak akan ada gunanya. Atau kalau hujannya hujan lokal di Halim, itu enggak ada gunanya bendungan itu,” ujar Elisa saat dihubungi Tirto.
Sementara itu, Kepala Satuan Pelayanan (Kasatpel) Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta, Michael Sitanggang mengklaim, Pemprov DKI melalui BPBD Jakarta tengah melakukan berbagai upaya antisipasi musim hujan 2022-2023 dan penanggulangan bencana.
Antisipasi tersebut, antara lain menyebarluaskan informasi cuaca terkini dan kondisi tinggi muka air (TMA) kepada masyarakat, mendistribusikan sarana dan prasarana pendukung penanganan banjir kepada setiap kelurahan yang berada di kawasan rawan banjir, menyiagakan 267 personel petugas penanggulangan bencana atau Tim Reaksi Cepat (TRC) pada setiap kelurahan di Jakarta, serta memastikan kesiapan posko penanganan bencana dan lokasi-lokasi pengungsian.
“Melakukan review terhadap rencana kontijensi penanggulangan banjir di Provinsi DKI Jakarta, melakukan koordinasi dengan BNPB, BMKG, para wali kota atau bupati, dan seluruh pemangku kepentingan terkait untuk menjalin kolaborasi dalam penanggulangan bencana,” sambung Michael.
Kemudian, Michael mengatakan, upaya mitigasi struktural pun telah disiapkan oleh Pemprov DKI dalam menghadapi musim hujan. Di antaranya melakukan pengerukan atau pengurasan terhadap saluran/kali/sungai dan waduk melalui kegiatan “Grebek Lumpur” dan melakukan percepatan penyelesaian program pengendalian banjir 942-DV atau pembangunan 9 sistem polder, 4 waduk, 2 revitalisasi sungai, dan drainase vertikal.
Menurut dia, Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi juga dapat mereduksi banjir yang terjadi di aliran Sungai Ciliwung hingga 30 persen.
Namun demikian, Elisa menilai upaya-upaya Pemprov DKI tersebut melalui BPBD DKI Jakarta untuk mengatasi banjir itu tidak ada yang spesial. Karena mereka melakukan itu setiap tahunnya, meski ada tambahan-tambahan kegiatan.
Elisa juga memandang upaya-upaya BPBD DKI Jakarta tidak bisa mengatasi puncak banjir pada Desember 2022-Januari 2023. “Tetap akan banjir, kalau seperti curah hujannya seperti 1 Januari 2020 itu. Pemerintahnya maupun warganya sama-sama belum siap,” kata dia.
Tirto telah berupaya melakukan konfirmasi kepada Kepala Dinas SDA DKI Jakarta, Yusmada Faizal soal persiapan DKI Jakarta mengatasi puncak banjir ini. Namun hingga berita ini dirilis, belum ada tanggapan sama sekali.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Abdul Aziz