tirto.id - Malam 1 Suro termasuk momen perayaan besar bagi umat Islam dalam memperingati Tahun Baru Islam setiap 1 Muharram. Lantas, kapan malam 1 Suro 2024?
Jika merujuk pada Kalender Hijriah, 1 Muharram 2024 jatuh pada 7 Juli, yang berarti 1 Suro tahun ini juga 7 Juli 2024 atau bertepatan dengan hari Minggu Kliwon di Kalender Jawa, sehingga malam 1 Suro 2024 jatuh pada Sabtu malam, 6 Juli 2024.
Malam satu suro kerap diidentikkan dengan hal mistis. Lalu, kenapa dengan malam satu suro? Apa arti malam satu suro? Dan apa maknanya bagi orang Jawa serta arti malam satu Suro bagi umat Islam?
Arti Malam 1 Suro Menurut Adat Jawa
Apa itu malam satu Suro menurut adat Jawa? Malam 1 Suro artinya sendiri adalah istilah yang digunakan masyarakat Jawa setiap memperingati Tahun Baru Islam yang jatuh pada 1 Muharram di tiap tahunnya.
Beranjak dari tradisi tersebut, Malam 1 Suro semakin merambah ke beberapa wilayah hingga menjadi perayaan besar bagi umat Islam di Indonesia dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam.
Berdasarkan sejarahnya, pandangan terkait kesakralan Satu Suro ini tidak terlepas dari sejarah pada saat Sultan Agung menguasai Mataram sekitar tahun 1613-1645 yang menginisiasi memadukan kalender Saka dan Islam Hijriyah.
Kenapa Malam 1 Suro Identik dengan Mistis?
Pandangan Malam Satu Suro dianggap angker ini tidak hanya diyakini oleh masyarakat Jawa saja, melainkan hampir di seluruh wilayah di Indonesia yang menilai bahwa di malam tersebut meski berkaitan dengan perayaan Tahun Baru Islam, juga memiliki kekuatan spiritual tersendiri.
Di samping itu, banyak asumsi juga yang masih berkembang di masyarakat hingga kini bahwa Bulan Suro atau Muharram ini penuhi dengan misteri dan kisah mistis hingga tak sedikit diantaranya menjadi sebuah pantangan yang jika dilanggar bisa mengundang malapetaka.
Tak hanya itu, Malam Satu Suro juga banyak disebut sebagai hari lebarannya makhluk-makhluk gaib sehingga dianggap sebagai malam yang angker dan mistis.
Misteri malam 1 Suro ini semakin diperkuat dengan berbagai tradisi maupun ritual sakral yang digunakan sebagai media untuk berkomunikasi dengan leluhur yang kerap hadir di malam tersebut dan kemungkinan ini juga yang menjadi alasan kenapa bulan Suro dianggap keramat.
Pada Malam Satu Suro masih banyak masyarakat yang mempercayai terkait pantangan untuk tidak keluar rumah di malam tersebut, sebab sejumlah makhluk gaib dipercaya akan berkeliaran dan berhamburan di malam tersebut yang pada akhirnya kerap dipandang sebagai malam yang angker.
Arti Malam 1 Suro bagi Umat Islam
Dalam buku Sejarah Perkembangan Tahun Baru Jawa dan Perilaku Sosial-Budaya Orang Jawa: Suatu Pengantar (2005) karya Hersapandi, perubahan sistem kalender itu dimulai pada 1 Sura sekitar tahun 1555 yang bertepatan dengan 1 Muharram 1043 Hijriah.
Seiring perkembangannya, eksistensi kesakralan Malam Satu Suro semakin meningkat pada saat Kraton Solo dan Kraton Yogyakarta melestarikan beberapa tradisi yang kemudian diidentikkan dengan 1 Suro seperti mengarak benda pusaka, mengelilingi Benteng Kraton, Tapa Bisu, hingga Kirab Kebo Bule.
Peninggalan tradisi dan adat dari dua kerajaan tersebut akhirnya dijadikan sebagai momentum penting bagi masyarakat Jawa. Namun, bagi umat Islam saat itu, Satu Suro ini dipadukan dengan norma-norma maupun nilai-nilai keagamaan guna memperteguh keimanan dan taqwa.
Terlepas dari sejumlah ritual yang berkaitan dengan hal yang mistis ini, dalam peringatan 1 Suro ini sebenarnya memiliki tujuan utama yakni introspeksi diri hingga mendekatkan diri dengan sang pencipta.
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Dhita Koesno