tirto.id - Salah satu tanda bayi yang sudah memasuki masa oral adalah sering memasukan benda atau tangan ke dalam mulut. Namun, apa itu fase oral pada bayi dan mengapa fase ini penting?
Fase oral merupakan salah satu dari lima tahap perkembangan psikoseksual anak yang dikemukakan dalam teori Sigmund Freud. Lima tahap psikoseksual tersebut meliputi tahap oral, anal, falik, laten, dan genital.
Dikutip dari VeryWell Health, menurut Freud, pengalaman pada masa kanak-kanak memainkan peran besar dalam membentuk kepribadian, yang sebagian besar terbentuk sebelum usia lima tahun.
Namun, jika tidak diselesaikan, fiksasi dapat terjadi, di mana individu terjebak dalam tahap tersebut. Perilaku anak akan terfokus pada kebutuhan yang belum terpenuhi, seperti ketergantungan pada orang lain atau melakukan kebiasaan tertentu, termasuk pada fase oral.
Apa itu Fase Oral pada Bayi?
Fase oral pada bayi adalah masa di mana bayi mencari kenikmatan melalui bibir dan mulut.
Payudara ibu menjadi "objek cinta" pertama, memberikan kepuasan melalui menyusu. Kenikmatan selanjutnya dicapai dengan mengeksplorasi lingkungan, seperti memasukkan benda ke mulut atau mengisap jempol. Oleh sebab itulah, fase ini juga dikenal dengan fase bayi memasukkan tangan ke mulut.
Dari penjelasan tersebut, mungkin muncul pertanyaan baru seperti, "Fase oral bayi usia berapa?" atau, "Fase oral bayi sampai kapan?"
Dikutip dari Study.com, fase oral pada bayi terjadi sejak lahir hingga sekitar umur 18 atau 21 bulan yang dipisahkan melalui masa penyapihan.
Mengapa Fase Oral pada Bayi Penting?
Fase oral pada bayi penting karena bisa memengaruhi perilaku anak di masa dewasa jika terjadi fiksasi, demikian dilansir dari Healthline. Mulut, lidah, dan bibir berfungsi sebagai organ sensorik yang penting untuk mengenal lingkungan sekitar.
Manfaat bayi memasukkan tangan ke mulut yaitu membantu bayi mengeksplorasi objek dan melatih koordinasi tangan-mata. Fase ini juga mempersiapkan bayi untuk berbicara dan makan makanan padat.
Konflik utama di fase oral pada bayi adalah proses penyapihan, di mana anak mulai menghadapinya sebagai kehilangan pertama dan mengenal keterbatasan diri. Lantas, apakah akibat jika anak gagal dalam memenuhi fase oral?
Jika terjadi fiksasi pada tahap ini, bayi bisa mengalami masalah ketergantungan atau agresi saat dewasa, serta kecenderungan untuk melakukan kebiasaan seperti makan berlebihan, merokok, atau menggigit kuku.
Manfaat fase oral pada bayi dan penyapihan yaitu mengajarkan kemandirian dan kepercayaan diri, serta menandai awal kesadaran bahwa anak tidak sepenuhnya mengendalikan lingkungan sekitar.
Tips Menghadapi Fase Oral pada Bayi
Sejumlah tips yang bisa dilakukan orang tua ketika menghadapi fase oral pada bayi yakni sebagai berikut.
1. Perhatikan Kebersihan
Wajar jika orang tua khawatir ketika bayi mulai memasukkan segala sesuatu ke dalam mulut. Untuk menjaga keselamatan, pastikan rumah lebih aman bagi bayi selama fase ini.Simpan barang-barang tajam, bahan pembersih, obat-obatan, kaca, kabel, peralatan makan, tanaman beracun, dan alkohol di tempat yang aman dan terjauh dari jangkauan bayi.
2. Berikan Mainan yang Aman dan Sesuai Usia
Jika ingin memberikan sesuatu untuk dikunyah, pilihlah mainan yang sesuai untuk bayi. Pilih mainan yang tahan air liur, memiliki segel keamanan, dan bebas dari bahan plastik berbahaya.Tidak perlu terlalu sering mendisinfeksi mainan, cukup bilas dengan air mengalir atau cuci sesekali di mesin cuci.
3. Hindari Benda Kecil yang Dapat Membahayakan
Hindari memberikan benda kecil yang bisa tertelan dan menyebabkan bayi tersedak, seperti koin, kancing, mainan yang dapat dibongkar, atau makanan seperti permen atau kacang. Benda-benda tersebut berisiko tinggi menyebabkan tersedak pada bayi selama fase oral.Penulis: Nisa Hayyu Rahmia
Editor: Dhita Koesno