tirto.id - Oromotor atau Oral Motor merupakan salah satu kemampuan yang penting pada bayi. Kemampuan oromotor melibatkan koordinasi gerakan di antara jaringan keras, jaringan lunak, sistem vaskular, serta kontrol saraf daerah wajah dan mulut.
Mengutip makalah karya dr. Luh Karunia Wahyuni, SpKFR(K) dalam bukuCurrent Issues in Pediatric Nutrition and Metabolic Problems (CIPRIME) 2015 terbitan UI, pengertian oromotor adalah fungsi gerak dari otot wajah, rahang, bibir, palatum, hingga lidah untuk melakukan aktivitas menghisap, menelan, menggigit, meniup, mengunyah, dan berbicara. Hal ini berarti kemampuan oromotor penting menunjang keterampilan makan dan minum.
Perkembangan oromotor merupakan aspek penting dalam keterampilan makan dan minum anak-anak sejak usia bayi. Keterampilan ini memerlukan koordinasi fungsi organ yang kompleks. Maka itu, masalah keterampilan oromotor tidak hanya akan berhubungan dengan kemampuan makan dan minum, tetapi juga beragam perilaku lainnya.
Kemampuan makan pada bayi baru lahir sebenarnya adalah respons fisiologis terhadap rasa lapar. Bayi baru lahir sudah punya refleks primitif, seperti menggigit, menghisap, muntah, dan tangan menggenggam. Namun, sejumlah refleks itu bakal menghilang saat bayi berusia 3-5 bulan, kecuali muntah yang akan terus berlanjut sepanjang hidup. Itulah kenapa, sejumlah refleks tersebut perlu digantikan dengan kemampuan oromotor.
Menurut dr. Luh Karunia Wahyuni, secara umum kemampuan oromotor pada bayi berkembang pesat secara bertahap selama usia 3 tahun pertama kehidupannya. Sebagai contoh, keterampilan bayi mengunyah makanan rata-rata berkembang mulai usia 5 bulan.
Di tahap berikutnya, bayi mengembangkan kemampuan gerakan lidah ke arah lateral sejak umur 7 bulan. Ketika bayi berusia 8-36 bulan, kemampuan mengunyahnya akan semakin meningkat dan efisien. Kondisi ini terjadi seiring peningkatan kapasitas gerakan lidah dan stabilitas rahang.
Keterampilan terkait oromotor, mulai dari menghisap hingga mengunyah, bisa distimulasi dengan tekstur dan rasa makanan, hingga cara pemberiannya. Karena itu, pemberian asupan makanan kepada bayi juga perlu mengikuti perkembangan kemampuan oromotornya.
Dari usia 0-6 bulan, makanan utama bayi adalah ASI atau susu. Lalu, makanan pendamping ASI bisa mulai diperkenalkan pada usia 6-10 bulan, yakni berupa bubur saring. Pada usia bayi 7-10 bulan, makanan pendamping ASI berupa bubur lunak juga sudah bisa diberikan.
Kemudian, nasi tim dapat diberikan saat bayi berusia 10-12 bulan. Setelah itu, tekstur makanan bisa semakin kasar dan jenisnya beragam, terutama ketika bayi sudah berumur 18-24 bulan.
Cara makan pun bisa diajarkan secara bertahap sesuai dengan perkembangan oromotor pada bayi. Ketika sudah berusia 7 bulan, bayi bisa diajari makan sendiri dengan cara memasukkan jarinya ke dalam mulut. Memegang sendok bisa diajarkan saat bayi berumur 10-12 bulan, sementara minum dari gelas pada usia 8-10 bulan.
Masalah perkembangan fungsi oromotor kerap terjadi pada kasus bayi prematur, yakni bayi yang lahir di bawah usia 37 pekan kehamilan. Fungsi oromotor merupakan hal mendasar yang sangat dibutuhkan oleh bayi baru lahir untuk menjalani transisi kehidupannya. Perkembangan fungsi ini dimulai sejak prenatal. Kasus kelahiran bayi prematur meningkatkan risiko masalah perkembangan oromotor.
Masalah pada bayi prematur itu disebabkan oleh sistem organnya yang belum sempurna, seperti kardiopulmonal, sistem saraf pusat, otot-otot oral, dan lain sebagainya. Menukil artikel bertajuk "Mengenal Masalah Oromotor pada Bayi Prematur" dalam Journal Of The Indonesian Medical Association (Vol. 70, 2020), masalah tersebut perlu diatasi lewat stimulasi yang tepat agar tidak memicu komplikasi berlanjut.
Penulis: Muhammad Iqbal Iskandar
Editor: Addi M Idhom