tirto.id - Kemesraan antara Partai Nasdem dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan semakin terlihat di berbagai platform media. Dari media sosial hingga media konvensional seperti koran dan televisi. Kemesraan mereka semakin terpampang nyata saat pagelaran Formula E di Kawasan Ancol, Jakarta Utara pada 4 Juni 2022.
Nasdem menjadi salah satu partai yang cukup getol membela Anies, di saat banyak parpol dari kubu pemerintah, seperti PDIP dan PSI yang sering mengkritik pagelaran olahraga otomotif mobil kursi tunggal tersebut.
Bahkan Ketua Panitia Pelaksana (Organizing Committee) Jakarta E-Prix 2022 adalah Ahmad Sahroni yang merupakan Bendahara Umum DPP Partai Nasdem. Sahroni juga cukup getol membela sejumlah isu miring mengenai Formula E yang tentu saja menyeret nama Anies Baswedan.
“Perlu ditegaskan bahwa tidak ada penjualan bir dan logo perusahaan bir di ajang Jakarta E-Prix. Selain itu perlu diketahui juga bahwa Heineken adalah sponsor global FEO, yang hadir dalam seluruh seri balapan Formula E di berbagai kota, termasuk di Diriyah, Arab Saudi," kata Sahroni dalam keterangannya, Jumat (27/5/2022).
Petunjuk berikutnya mengenai potensi kedekatan antara Nasdem dan Anies saat mantan Wakil Ketua DPRD Muhammad Taufik mendoakan Gubernur DKI itu menjadi Presiden RI 2024 saat acara pelantikan Ketua Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Jaya pada 6 Februari lalu.
Taufik menunjukkan gelagat hendak pindah ke Nasdem usai menyatakan akan mundur dari Partai Gerindra. “Insyaallah kali yah [pindah ke Nasdem]” kata Taufik di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Kamis (2/6/2022).
Akibat pernyataan tersebut, Taufik harus menerima konsekuensinya. Tanpa harus keluar, dia dipecat terlebih dahulu oleh Partai Gerindra, parpol yang membawanya hingga menjadi petinggi di DPRD DKI.
“Sidang Majelis Kehormatan Partai Gerindra, ada lima orang sepakat memutuskan memecat saudara M. Taufik sebagai kader Partai Gerindra, mulai keputusan ini disampaikan hari ini,” kata Wakil Ketua Majelis Kehormatan Partai Gerindra, Wihadi Wiyanto di Kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta Selatan, Selasa (7/6/2022) seperti dilansir Antara.
Namun demikian, banyaknya kode dan tanda kedekatan Nasdem dan Anies bukan jaminan partai besutan Surya Paloh itu mengusungnya pada pilpres nanti. Sebab, pengurus Nasdem masih hati-hati mengeluarkan pernyataan atas hubungannya dengan orang nomor satu di DKI Jakarta itu.
Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya mempersilakan masyarakat untuk berdiskusi perihal kedekatan partainya dengan Anies Baswedan. Willy menganggap hal itu hanya suatu dugaan belaka dan keputusan tetap berada di tangan Surya Paloh sebagai Ketua Umum Partai Nasdem.
“Kalau itu silakan dan hanya praduga. Kami juga tidak berkewajiban untuk memberi klarifikasi," kata Willy saat dikonfirmasi reporter Tirto pada Selasa (7/6/2022).
Willy mengungkapkan bahwa semua keputusan mengenai calon presiden dari Partai Nasdem akan keluar saat rapat kerja nasional (Rakernas) yang sebentar lagi akan digelar.
“Sampai saat ini belum ada nama yang keluar. Dan sampai saat ini Nasdem masih cair. Proses ini masih dilakukan secara terbuka,” kata Willy menjelaskan.
Saat dikonfirmasi apakah nama Anies akan menjadi kandidat dalam Rakernas Nasdem, Willy masih enggan menjawab. Ia mengungkap ada mekanisme yang harus dilalui hingga keluar nama untuk masuk kepada proses Pilpres 2024 mendatang.
“Nama calon presiden akan diusulkan dari masing-masing DPW dan akan dibawa ke DPP dan disaring menjadi 3 nama untuk diusulkan ke Pak Surya," kata Willy menjelaskan mekanisme munculnya sejumlah nama hingga mengerucut menjadi tiga nama saja.
Sebagai partai dalam gerbong pemerintahan, Willy cukup berhati-hati untuk menjabarkan kedekatannya dengan Presiden Joko Widodo dan partai lainnya. Walaupun kantornya saat ini, Nasdem Tower, sering menjadi media pertemuan hingga 4 ketua umum partai untuk bertemu dengan Surya Paloh.
“Nasdem tidak pernah punya masalah dengan partai lain. Seperti Pak Jokowi juga menjadi orang yang meresmikan Nasdem Tower. Oleh karenanya komunikasi akan dibangun dengan pihak manapun dan siapapun,” kata Willy.
Kedekatan Anies dan Nasdem Bukan Jaminan
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengatakan, kedekatan antara Nasdem dengan Anies Baswedan bukan hanya hubungan singkat yang baru dibangun secara tiba-tiba. Anies dan Nasdem memiliki kedekatan khusus sejak parpol besutan Surya Paloh ini baru dirintis.
“Anies dan Nasdem punya sejarah panjang sehingga bukan baru dekat saat ini karena dia deklarator dari Nasdem [saat itu masih berbentuk ormas, belum jadi parpol]" kata Adi kepada reporter Tirto.
Meski dekat dan memiliki hubungan historis yang panjang dengan Anies, kata Adi, namun hal itu tidak serta merta membuat Nasdem akan menjadi oposisi terhadap kubu pemerintah. Pasalnya hubungan Nasdem dengan Jokowi juga memiliki sejarah yang tak kalah panjang.
“Nasdem menjadi partai yang memberi back up kepada Jokowi saat belum ada partai yang mau mengusungnya menjadi presiden di tahun 2014,” kata Adi.
Pria asal Pulau Madura ini mengungkapkan bahwa peta politik Jokowi akan berubah bilamana Nasdem mendeklarasikan calon presiden kepada Anies Baswedan.
“Mungkin akan ada perubahan politik dari presiden kalau Nasdem benar-benar mengusung Anies. Tapi kalau masih hanya sebatas gosip, maka belum signifikan. Kubu pemerintah bakal mengeras kalau ada yang mengusung Anies. Karena kubu pemerintah masih menganggap siapapun pendukung Anies akan menjadi lawan,” kata Adi.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Abdul Aziz