tirto.id - Ratusan buruh dari berbagai serikat pekerja di Kabupaten Subang, Jawa Barat, menggelar aksi damai pada Kamis (1/5/2025) untuk memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day. Aksi ini dipusatkan di sepanjang Jalan Otto Iskandardinata dan berakhir di Perempatan Wisma Karya, pusat pemerintahan Kabupaten Subang.
Aksi yang digagas oleh Aliansi Buruh Subang (ABS) ini melibatkan dua federasi serikat buruh, yakni Federasi Serikat Buruh Perjuangan Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (FSBP-KASBI) dan Federasi Serikat Buruh Makanan dan Minuman (FSBMM).
“Kami turun atas nama Aliansi Buruh Subang. Yang sudah memastikan ikut dalam aksi ini adalah serikat FSBP-KASBI dan FSBMM,” ujar Rahmat Saputra, Sekretaris Umum FSBP-KASBI Kabupaten Subang, Kamis (1/5/2025).
Massa buruh berkumpul sejak pagi di depan Kantor Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Subang. Dengan membawa spanduk dan poster berisi tuntutan peningkatan kesejahteraan buruh serta penolakan terhadap sistem kerja kontrak dan outsourcing, mereka melakukan long march menuju Wisma Karya.
Setibanya di titik akhir, para buruh tak hanya berorasi, tetapi juga menggelar aksi teatrikal yang menggambarkan kondisi nyata para pekerja.
Aksi seni ini disebut sebagai bentuk perlawanan kreatif dan sarana edukasi bagi masyarakat.
“Kawan-kawan buruh juga menampilkan aksi teatrikal di Wisma Karya. Ini sebagai bentuk ekspresi seni perlawanan sekaligus mengedukasi masyarakat umum,” jelas Rahmat.
Para buruh juga mendesak pemerintah daerah untuk segera menyelesaikan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Ketenagakerjaan yang dinilai penting untuk melindungi hak-hak pekerja lokal.
Dalam orasinya, mereka menegaskan bahwa perjuangan buruh adalah bagian dari konstitusi dan demokrasi.
“Kami ingin menyampaikan aspirasi kami secara damai dan bermartabat. Ini adalah hak konstitusional kami sebagai warga negara,” tegas Rahmat.
Aksi damai ini juga dimaknai sebagai simbol solidaritas antarserikat buruh dan momentum untuk memperkuat gerakan pekerja di tingkat lokal.
“May Day bukan sekadar hari libur, tapi hari perjuangan dan refleksi atas kondisi buruh hari ini,” pungkas Rahmat.
407 Personel Gabungan Dikerahkan
Di sisi lain, Kepolisian Resor (Polres) Subang mengerahkan sebanyak 407 personel gabungan untuk mengawal jalannya aksi buruh yang tergabung dalam Aliansi Buruh Subang ini. Pengamanan tidak hanya melibatkan aparat kepolisian, tetapi juga unsur TNI dari Kodim Subang dan 20 personel dari Dinas Perhubungan (Dishub).
Kesiapan ratusan personel ini difokuskan untuk memastikan kegiatan penyampaian aspirasi berjalan aman, tertib, dan kondusif.
Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polres Subang, Kompol Asep Rahman, menyampaikan bahwa personel akan disiagakan di sejumlah titik strategis yang berpotensi menjadi lokasi konsentrasi massa maupun titik rawan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
“Beberapa titik pengamanan di antaranya Kantor Disnaker, empat rest area, dua gerbang tol, serta sejumlah titik keramaian seperti Pondok Dewi, Wesel, Sinta, sepanjang Jalan Otista, Pablo, Wisma Karya, GOW, dan Tegal Kalapa,” ujar Kompol Asep saat diwawancara awak media.
Tak hanya itu, sebanyak 40 personel ditugaskan secara khusus untuk mengawal keberangkatan massa buruh dari Subang menuju Jakarta.
Hal ini dilakukan sebagai langkah preventif guna menghindari potensi gesekan selama perjalanan maupun saat aksi berlangsung di ibu kota.
Kapolres Subang, AKBP Ariek Indra Sentanu, dalam arahannya kepada seluruh personel, menekankan pentingnya pendekatan yang humanis dan penuh tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas.
“Anggap para buruh sebagai mitra kita. Tugas kita adalah mengamankan dan memastikan kegiatan ini berjalan aman dan kondusif,” tegas AKBP Ariek.
Dari hasil pengecekan terakhir, seluruh personel dinyatakan siap, dan tidak ditemukan adanya pelanggaran ataupun penyimpangan dalam pengamanan.
“Ini menunjukkan komitmen Polres Subang dalam menjaga stabilitas kamtibmas, sekaligus mendukung kebebasan berpendapat masyarakat secara demokratis dan damai,” kata dia.
Inisiatif pengamanan terpadu ini menjadi bagian dari upaya menjaga keseimbangan antara hak menyampaikan aspirasi dan kewajiban menciptakan ketertiban umum di tengah peringatan hari buruh yang kerap diwarnai mobilisasi besar.
Penulis: Subang Info
Editor: Abdul Aziz
Masuk tirto.id


































