tirto.id - Pada dasarnya, kepribadian merupakan kombinasi pola karakteristik, pikiran, perasaan dan perilaku yang membuat seseorang menjadi unik. Karakteristik kepribadian ini terbentuk melalui faktor sosial, psikologis dan biologis dalam diri seseorang.
Kepribadian yang dimiliki seseorang bertahan lama dari waktu ke waktu. Ketika pola dan karakter tersebut terguncang, hal itu berpotensi memicu gangguan mental-kepribadian pada orang bersangkutan.
Melansir Mayo Clinic, gangguan kepribadian termasuk dalam jenis gangguan mental ketika seseorang yang mengalaminya memiliki pola pikir dan perilaku yang tidak normal (tidak biasa). Gangguan kepribadian ini lebih dari sekedar mengalami peristiwa buruk.
Sebagai misal, seseorang yang terguncang mentalnya karena kecelakaan adalah respons alamiah.
Namun, ketika perasaan traumatis itu masih bertahan lama, meskipun kecelakaan yang dialaminya berlalu bertahun-tahun lampau, bisa jadi orang bersangkutan mengalami gangguan mental.
Selanjutnya, penderita gangguan kepribadian lazimnya memiliki ciri-ciri tertentu, seperti sering mengurung diri, menghindari interaksi sosial, berperilaku aneh, berprasangka buruk, sulit menjalin hubungan dekat dengan orang lain, hingga kesulitan mengendalikan pikiran.
Macam-macam Gangguan Kepribadian atau Personality Disorder
Gejala gangguan kepribadian biasanya mulai terlihat pada akhir usia belasan atau memasuki usia 20-an. Penyebab utama dari gangguan kepribadian belum bisa ditetapkan secara ajeg, sebab ia merupakan kombinasi dari banyak faktor.
Meskipun demikian, seperti kepribadian normal, gangguan kepribadian terbentuk karena beberapa sebab. Gangguan ini kerap dikaitkan dengan gen yang diwariskan keluarga, peristiwa traumatis masa kecil, hingga pengaruh lingkungan.
Gangguan kepribadian dapat menimpa siapa pun. Karena itu, seyogianya kita mengenal gangguan kepribadian agar tumbuh kesadaran terhadap isu kesehatan mental.
Meringkas dari laman Mayo Clinic dan WebMD, berikut 10 jenis gangguan kepribadian dan gejalanya yang dibagi berdasarkan tiga klaster:
Gangguan Kepribadian Klaster A
Gangguan kepribadian pada kelompok ini melibatkan pemikiran dan perilaku yang aneh atau eksentrik. Terdapat 3 jenis gangguan kepribadian dalam kategori klaster A :
1. Gangguan Kepribadian Paranoid (Paranoid Personality Disorder)
Penderita yang mengalami gangguan kepribadian paranoid akan meragukan komitmen, kesetiaan dan kepercayaan orang lain, memiliki pemikiran bahwa orang lain akan selalu memanfaatkan dan menipunya, selalu menyimpan dendam, sangat sensitif dan tidak menerima kritik serta mempunyai perasaan curiga yang tak beralasan.
2. Gangguan Kepribadian Skizoid (Schizoid Personality Disorder)
Penderita gangguan kepribadian skizoid akan mengatur hidupnya supaya tidak berhubungan dengan orang lain, sering menyendiri, tidak menginginkan atau menikmati hubungan dekat bahkan dengan keluarga, tidak peduli akan pujian atau kritik dari orang lain dan sering melamun atau menciptkan fantasi dari batinnya yang kompleks.
3. Gangguan Kepribadian Skizotipal (Schizotypal Personality Disorder)
Penderita dengan gangguan kepribadin skizotipal akan memiliki keyakinan aneh dan pemikiran yang magis (misal terlalu percaya dengan tahayul dan menganggap dirinya adalah seorang paranormal), mempunyai sedikit teman, serta cenderung salah menafsirkan realitas atau memiliki persepsi yang terdistorsi.
Gangguan Kepribadian Klaster B
Gangguan kepribadian pada kelompok ini ditandai dengan pemikiran atau perilaku dramatis, terlalu emosional dan tidak dapat diprediksi. Terdapat 4 jenis gangguan kepribadian dalam kategori grup B :
1. Gangguan Kepribadian Antisosial (Antisosial Personality Disorder)
Seseorang dengan gangguan kepribadian antisosial bisa menjadi orang yang jenaka, menawan dan menyenangkan, akan tetapi mereka juga bisa berbohong dan mengeksploitasi orang.
Orang dengan ASPD tampak tidak peduli dan tidak menujukkan penyesalan atas apa yang mereka lakukan dan sering kali bertindak gegabah, destruktif, dan tidak merasa bersalah ketika menyakiti orang lain.
2. Gangguan Kepribadian Ambang (Borderline Personality Disorder)
Gangguan kepribadian ambang termasuk dalam kategori gangguan mental serius, umumnya lebih banyak perempuan yang mengalaminya daripada laki-laki.
Penderita gangguan kepribadian ini memiliki perilaku impulsif dan berisiko, memiliki suasana hati yang naik-turun, ekspresi kemarahan yang sering dan intens, mempunyai citra diri yang rapuh, bahkan ancaman melukai diri sendiri sampai ide bunuh diri.
3. Gangguan Kepribadian Histrionik (Histrionic Personality Disorder)
Seorang dengan gangguan kepribadian histrionik akan menunjukkan perilaku dramatis, emosional, dan provokatif di tempat dan waktu yang tidak tepat guna mendapatkan perhatian, mudah dipengaruhi orang lain, memiliki kekhawatiran berlebihan dengan penampilan fisik, dan memiliki emosi yang dangkal, serta cepat berubah.
4. Gangguan Kepribadian Narsistik (Narcissistic Personality Disorder)
Seseorang dengan gangguan kepribadian narsisitik akan merasa dirinya istimewa dan lebih penting daripada orang lain, selalu melebih-lebihkan prestasi dan bakat yang dimilikinya, serta sering mengambil keuntungan dari orang lain.
Gangguan Kepribadian Klaster C
Gangguan kepribadian pada kelompok ini melibatkan perasaan cemas dan pemikiran atau perilaku yang tidak sewajarnya. Terdapat 3 jenis gangguan kepribadian dalam kategori grup A :
1. Gangguan kepribadian Dependen (Dependent Personality Disorder)
Gangguan kepribadian dependen adalah salah satu gangguan yang paling sering dialami oleh banyak orang.
Gangguan ini menunjukkan ketergantungan secara emosional pada orang lain dan rela menghabiskan waktu untuk melakukan berbagai upaya guna menyenangkan hati orang lain.
2. Gangguan kepribadian Menghindar (Avoidant Personality Disorder)
Gangguan kepribadian menghindar dapat menyebabkan masalah signifikan yang mempengaruhi kemampuan berinteraksi dengan orang lain.
Penderita gangguan ini terlalu sensitif terhadap kritikan dan penolakan, menghindari aktivitas kerja yang berkaitan dengan kontak interpersonal, serta memiliki rasa malu yang ekstrem.
3. Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif (Obsessive-Compulsive Personality Disorder)
Seorang dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif akan menunjukkan perilaku perfeksionis yang sangat ekstrim yang mengakibatkan disfungsi dan kesulitan ketika kesempurnaan yang diingikan tidak tercapai, situasi secara berlebihan melalui pemikirannya yang sempurna dan tidak fleksibel tentang moralitas, nilai dan etika.
Sebagai contoh, orang yang mencuci tangannya secara impulsif dan berlebihan. Ketika ia tidak mencuci tangannya, ia merasa kotor, padahal tangannya sudah bersih. Perfeksionisme kebersihan ini terus-menerus dilakukan sehingga mengganggu aktivitas sehari-harinya.
Sebagai catatan, seseorang sangat tidak dianjurkan mendiagnosis sendiri bahwa ia mengalami gangguan kepribadian.
Penegakan diagnosis gangguan kepribadian dilakukan secara ketat berdasarkan indikator jelas yang dilakukan ahli kesehatan mental profesional, baik itu psikolog atau psikiater.
Penulis: Syafira Aulia Arsani
Editor: Abdul Hadi