tirto.id - Mencapai tubuh yang lebih sehat sering kali menjadi impian banyak orang. Salah satu cara yang kerap dilakukan untuk mencapainya adalah dengan menjalani diet. Namun, tahukah Anda bahwa ada macam-macam diet yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan tubuh dan gaya hidup? Mulai dari diet rendah karbohidrat hingga diet berbasis pola makan nabati, masing-masing memiliki keunggulan dan aturan yang berbeda.
Diet seringkali dikaitkan dengan upaya menurunkan berat badan. Padahal, istilah diet memiliki makna lebih luas. Secara sederhana diet adalah sebuah pola makan yang dipilih seseorang untuk berbagai alasan, seperti menurunkan berat badan atau alasan medis. Konsep diet ini pun telah dikenal sejak zaman kuno, jauh sebelum istilah ini diet populer.
Macam-macam diet yang dipilih pun berfokus pada tujuan tertentu. Misalnya diet yang bertujuan untuk menurunkan berat badan, biasanya membatasi beberapa jenis makanan dengan jumlah kalori tertentu atau pembatasan waktu makan.
Berbeda dengan diet untuk tujuan medis, yang biasanya bersifat khusus untuk penyakit tertentu seperti diabetes atau demi kesehatan jantung. Ada pula diet yang dipilih justru untuk menambah berat badan dan membentuk otot. Tak jarang terdapat jenis diet ekstrem yang menawarkan hasil yang lebih cepat dibanding program yang lebih sehat.
Macam-Macam Diet yang Mudah untuk Dicoba
Di antara jenis-jenis diet yang ada, tentu penting untuk menentukan mana yang paling cocok dengan tubuh. Beberapa jenis diet populer yang bisa dipertimbangkan karena mudah diterapkan dan efektif dalam membantu mencapai berat badan ideal adalah diet yang seimbang, berkelanjutan, dan mendukung kesehatan secara keseluruhan.
Menurut ahli inilah macam-macam diet sehat untuk dilakukan serta dapat membuat seseorang meraih impian berat badan tertentu dengan efektif dan sehat.
Diet MediteraniaDiet Mediterania. foto/istockphoto
Diet Mediterania terinspirasi dari pola makan tradisional negara-negara di kawasan Mediterania seperti Italia dan Yunani. Diet sehat jantung ini kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, ikan, dan minyak zaitun.Minyak zaitun dalam diet ini menjadi sumber lemak utama. Selain itu, ada batasan pada daging yang hanya boleh dikonsumsi beberapa kali sebulan. Ikan dan daging unggas diperbolehkan dua kali seminggu, telur dibatasi hingga tujuh kali per minggu dengan dipanggang. Selain untuk kesehatan jantung diet ini cukup fleksibel untuk membantu menurunkan berat badan, menurunkan resiko stroke, dan diabetes tipe 2.
Diet DASH
Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) awalnya dirancang untuk menurunkan hipertensi atau tekanan darah tinggi tanpa menggunakan obat. Namun, diet ini juga efektif dalam menurunkan berat badan, mencegah osteoporosis, kanker, penyakit jantung, stroke dan diabetes.Diet DASH menekankan konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, produk susu rendah lemak, unggas, dan ikan. Diet ini juga membatasi asupan natrium atau garam dengan tak lebih dari 2.300 mg garam per hari atau setara 1 sendok teh.
Diet Weight Watchers
Diet Weight Watchers adalah program diet yang populer diterapkan oleh banyak orang di seluruh dunia. Weight Watcher merupakan program diet berbasis komunitas dengan memberikan poin untuk setiap makanan yang dikonsumsi setiap hari memakai Personal Points. Poin ini disesuaikan dengan penghitungan Body Mass Index untuk memperkirakan lemak dalam tubuh.Diet Weight Watchers menekankan pada keseimbangan nutrisi dan porsi makan yang tepat dengan defisit energi. Sehingga program ini dianggap salah satu diet mudah dan fleksibel karena tak membatasi jenis makananan, asalkan mematuhi poin harian atau mingguan yang telah dihitung.
Diet Vegan
Diet vegan adalah pola makan berbasis tumbuhan, karena sepenuhnya menghindari produk hewani, termasuk daging, susu, telur, dan produk olahannya. Secara definisi, veganisme merupakan filosofi atau cara hidup di mana orang-orang menghindari segala bentuk eksploitasi dan kekejaman terhadap hewan.
Mengutip laman Healthline tentang apa itu veganism, diet vegan dulu dianggap sebagai pola makan khusus, namun kini telah menjadi hal umum yang diikuti banyak orang dalam dekade terakhir, bahkan menjadi satu gaya hidup.
Diet vegan kaya akan serat, vitamin, dan mineral, dan dapat membantu menurunkan berat badan dan mengurangi risiko penyakit kronis. Sebagian orang menganggap diet vegan terlalu ketat dan rumit, namun pola makan nabati ini dipilih sebagai program diet yang efektif karena potensi manfaat kesehatannya.
Mengurangi asupan produk hewani dapat meningkatkan pencernaan dan mengurangi resiko penyakit Alzheimer dan obesitas.
Diet Fleksitarian
Fleksitarian diambil dari dua kata, yakni ‘fleksibel’ dan ‘vegetarian’. Diet fleksitarian adalah kombinasi antara diet vegetarian dan omnivora. Pada diet ini, seseorang dianjurkan mengonsumsi makanan nabati sebagai makanan utama, tetapi sesekali mengonsumsi daging atau produk hewani lainnya.
Diet fleksitarian memberikan fleksibilitas dan lebih mudah diikuti dibandingkan diet vegan, sehingga menjadi alternatif bagi yang ingin menjalani diet mudah.
Ahli diet bernama Kate Patton di laman Cleveland Clinicmengungkapkan, tujuan diet fleksitarian ini adalah memakan lebih banyak makanan nabati bergizi dan lebih sedikit daging. Jika ingin mengonsumsi daging, lebih baik dengan daging sapi, ayam, kalkun yang organik, diternakan di alam bebas, digembalakan, atau yang diberi makan rerumputan. Pun ketika memakan ikan, pastikan memilih jenis ikan yang ditangkap dari alam liar.
Diet Rendah Karbohidrat
Diet rendah karbohidrat atau sering disebut karbo membatasi asupan karbohidrat dan meningkatkan konsumsi protein dan lemak sehat. Diet karbo ini umumnya untuk membantu menurunkan berat badan. Ada banyak macam-macam diet rendah karbohidrat yang populer, contohnya adalah diet Atkins dan diet ketogenik.
Diet rendah karbohidrat dimaksudkan untuk menyebabkan tubuh membakar lemak yang tersimpan menjadi energi, yang berujung pada penurunan berat badan. Secara umum, diet rendah karbohidrat berfokus pada protein dan beberapa sayuran non tepung. Diet rendah karbohidrat umumnya membatasi biji-bijian, kacang-kacangan, buah-buahan, roti, permen, pasta, dan sayuran bertepung, dan terkadang kacang-kacangan dan biji-bijian.
Intermittent Fasting
Intermittent fasting bukan hanya tentang apa yang dimakan, tetapi juga waktu makan. Pada pola makan ini, seseorang diharuskan berpuasa dalam jangka waktu tertentu dan makan dalam jarak waktu yang lebih singkat.
Misalnya dengan puasa selang-seling, dimana seseorang akan berpuasa total dalam sehari dan makan satu kali dalam porsi kecil (kurang dari 500 kalori) pada hari berikutnya. Ada juga pola puasa 5:2, yakni makan makanan normal untuk lima hari dan berpuasa dua hari dalam seminggu.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet intermittent sama efektifnya dengan jenis-jenis diet rendah kalori pada umumnya untuk menurunkan berat badan. Biasanya pola puasa berselang ini aman bagi banyak orang, tetapi tidak untuk ibu hamil dan menyusui, atau mereka yang memiliki batu ginjal, refluks gastroesofageal, diabetes, atau masalah medis lainnya.
MIND Diet
MIND adalah singkatan dari Mediterranean-DASH Diet Intervention for Neurodegenerative Delay. Jenis diet ini biasanya spesifik untuk kesehatan otak. Sehingga dalam program diet ini berfokus pada kelompok makanan yang dapat meningkatkan kekuatan otak dan melindungi dari masalah kognitif serta resiko demensia.Salah satu pedoman dari diet kombinasi Mediterranean dan DASH ini merekomendasikan makanan nabati yang tak banyak melalui proses pengolahan. Selain itu diet ini membatasi makanan hewani yang mengandung lemak jenuh yang tinggi dan gula tambahan. Beberapa makanan yang dianjurkan seperti sayuran hijau, buah-buahan, kacang-kacangan, bebijian, ikan, daging unggas, minyak zaitun, hingga anggur merah. Sementara makanan yang dibatasi diantaranya daging merah, mentega, keju, kue dan makanan manis, makanan cepat saji atau aneka gorengan.
VolumetricsIlustrasi diet volumetrics. FOTO/iStockphoto
Diet Volumetrics mengutamakan makanan rendah kalori. Diet ini memungkinkan seseorang makan dalam jumlah yang banyak, asalkan jumlah kalorinya dibatasi secara ketat. Pada prinsipnya pola makan ini mendorong seseorang untuk memilih menu makanan yang memiliki volume besar, namun sedikit kalori, misalnya buah-buahan, sayur atau sup.Selain porsi yang besar, kualitas nutrisi makanan pun penting diperhatikan. Diet volumetrics menekankan pada konsumsi makanan yang kaya akan vitamin, mineral, dan serat. Jenis diet ini dinilai efektif menurunkan berat badan karena mengonsumsi makanan dengan volume besar dan kepadatan energi rendah membuat perut terasa kenyang lebih lama, sehingga mengurangi keinginan untuk ngemil.
Atlantic Diet
Seperti namanya, diet ini terinspirasi dari kebiasaan makan masyarakat tradisional yang tinggal di wilayah barat laut Spanyol dan Portugal. Terkait jenis diet ini The Conversation menulis, para peneliti orang yang menerapkan diet Atlantik secara keseluruhan memiliki risiko yang jauh lebih rendah untuk mengalami sindrom metabolik, menurunkan risiko obesitas, memperbaiki lingkar pinggang, dan kadar kolesterol.
Layaknya diet Mediterrania, diet ini juga mengonsumsi makanan musiman lokal dan sedikit diolah, seperti sayur, buah, ikan, gandum, kacang-kacangan, buncis dan minyak zaitun. Namun bedanya makanan untuk diet Atlantic mencakup daging dan produk babi dalam jumlah sedang, serta sayuran bertepung seperti kentang.
Demikian macam-macam diet populer yang dapat diterapkan dalam gaya hidup dan keseharian kita. Pada akhirnya, pilihan diet ideal yang harus diikuti demi meningkatkan kesehatan metabolisme adalah diet yang mencakup berbagai macam kelompok makanan utama seperti buah-buahan dan sayuran, karbohidrat bertepung seperti gandum, protein, susu atau alternatif susu dan lemak sehat yang mudah diakses.
Meskipun ada macam-macam diet yang menjadi cara efektif mencapai satu kondisi tubuh tertentu, prinsip dasar diet sehat tetaplah sama, yakni mengonsumsi makanan yang bergizi, bervariasi, dan dalam jumlah yang tepat sesuai kebutuhan. Jangan lupa, kita tetap perlu olahraga dan kegiatan fisik lainnya untuk menjaga kebugaran tubuh dan kesehatan mental.
Penulis: Dina T Wijaya
Editor: Yulaika Ramadhani