Menuju konten utama

Dampak Minyak Goreng Terlalu Lama Disimpan bagi Kesehatan

Minyak yang disimpan terlalu lama bisa kadaluarsa dan berbahaya jika dikonsumsi. Berikut dampak negatif minyak goreng kadaluarsa bagi kesehatan.

Dampak Minyak Goreng Terlalu Lama Disimpan bagi Kesehatan
Ilustrasi Minyak Goreng. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Dampak negatif minyak goreng yang kadaluarsa perlu diwaspadai karena bisa merugikan kesehatan tubuh. Minyak goreng yang terlalu lama disimpan bisa mengalami perubahan kualitas dan tak lagi layak untuk dikonsumsi. Lalu, berapa lama minyak goreng bisa disimpan?

Minyak goreng merupakan salah satu bahan dapur yang umum digunakan untuk mengolah makanan, terutama untuk menggoreng dan menumis masakan. Minyak goreng berperan sebagai penghantar panas sekaligus meningkatkan nilai gizi dan cita rasa makanan.

Meskipun minyak goreng memiliki peran penting dalam memasak, penggunaan yang tidak sesuai bisa berdampak buruk bagi kesehatan, salah satunya jika disimpan terlalu lama hingga melewati masa simpannya.

Jika minyak goreng terlalu lama disimpan, tentu akan ada perubahan sifat di dalamnya, baik sifat fisik maupun kimia. Dampak negatif minyak goreng yang kadaluarsa pun akan dirasakan oleh tubuh dan bisa membahayakan kesehatan jika dikonsumsi dalam jangka panjang.

Berapa Lama Minyak Goreng Bisa Disimpan?

Ilustrasi minyak zaitun

Ilustrasi minyak zaitun. FOTO/iStock

Sebelum mengetahui dampak negatif minyak goreng kadaluarsa, kita perlu mengetahui umur simpan minyak goreng tersebut. Seperti bahan makanan lainnya, minyak goreng memang memiliki masa simpan dan bisa kadaluarsa.

Salah satu penyebabnya adalah proses oksidasi. Ketika minyak bersinggungan dengan udara, oksigen memicu pemecahan lemak tak jenuh dalam minyak dan membuat minyak menjadi bau tengik.

Selain oksigen, faktor suhu dan cahaya juga bisa mempengaruhi umur simpan minyak goreng. Suhu tinggi mempercepat reaksi hidrolisis yang berujung pada ketengikan hidrolitik (hydrolytic rancidity), sedangkan cahaya matahari bisa mendorong terjadinya oksidasi.

Itulah kenapa minyak goreng selalu disarankan untuk disimpan di tempat yang sejuk dan tidak terkena sinar matahari. Hal ini untuk menurunkan risiko kerusakan pada sehingga umur simpan minyak goreng menjadi lebih lama.

Lantas, expired minyak goreng berapa lama? Perlu dicatat bahwa di Indonesia, kita lebih sering menggunakan minyak sayur atau minyak nabati untuk memasak. Minyak sayur yang biasa digunakan antara lain minyak kelapa, minyak zaitun, minyak jagung, dan masih banyak lagi.

Mengutip dari Restaurant Technologies, rata-rata minyak sayur memiliki masa simpan sekitar 12-18 bulan ketika belum dibuka. Jika sudah dibuka, maka minyak sebaiknya segera digunakan dan dihabiskan dalam waktu 6 bulan.

Untuk lebih jelasnya, berikut masa simpan minyak goreng berdasarkan jenisnya:

  • Minyak zaitun: memiliki masa simpan 12-18 bulan sebelum dibuka. Setelah dibuka, minyak sebaiknya digunakan dalam kurun waktu 6-12 bulan.
  • Minyak kelapa: bisa bertahan hingga 3 tahun (tanpa dibuka) jika disimpan dengan benar. Setelah dibuka, masa simpannya akan berkurang jadi 1-2 tahun.
  • Minyak kedelai: masa simpannya hanya sekitar 6-12 bulan.
  • Minyak canola: masa simpannya mencapai 12 bulan, tanpa dibuka dan disimpan dengan benar. Jika sudah dibuka, sebaiknya segera gunakan dalam 6 bulan.
  • Minyak bunga matahari: dapat bertahan hingga satu tahun atau lebih dengan penyimpanan yang benar.
  • Minyak jagung: masa simpannya sekitar 6-12 bulan jika disimpan dengan benar.
  • Minyak kacang: masa simpannya sekitar 1 tahun jika disimpan di tempat yang sejuk dan gelap. Setelah dibuka, gunakan dalam waktu 6-9 bulan.

Dampak Minyak Goreng Terlalu Lama Disimpan bagi Kesehatan

LARANGAN PEREDARAN MINYAK CURAH

Pedagang menata minyak curah dagangannya di Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (8/10/2019). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.

Minyak goreng yang terlalu lama disimpan memiliki efek tersendiri bagi kesehatan. Guna memahami dampak negatif minyak goreng kadaluarsa, kita ketahui dulu apa yang membuatnya berbahaya.

Minyak goreng mengandung lemak tak jenuh sehingga memungkinkan minyak berada dalam bentuk cair di suhu ruang. Minyak dengan lemak tak jenuh berpotensi mengalami ketengikan akibat adanya reaksi oksidasi.

Dilansir dari laman Live Science, seorang profesor kimia bernama Susan Richardson dari Universitas South Carolina menjelaskan bahwa struktur lemak tak jenuh terdiri dari ikatan rangkap karbon.

Ikatan karbon ini dapat diputus oleh oksigen ketika lemak dalam minyak bersinggungan dengan udara. Proses inilah yang disebut oksidasi dan membentuk ikatan karbon-oksigen.

Ikatan ini menghasilkan sejumlah produk kimia lainnya, termasuk aldehida, keton, hingga asam karboksilat. Senyawa-senyawa inilah yang dapat menimbulkan tengik dan bau tak sedap.

Mengutip dari situs Livestrong, aldehida yang dihasilkan dari proses oksidasi ini bersifat toksik atau beracun. Molekulnya bisa menyebabkan kondisi stres oksidatif di dalam sel-sel tubuh.

Stres oksidatif sendiri mengacu pada ketidakseimbangan antara jumlah radikal bebas dengan antioksidan. Di kondisi ini, jumlah radikal bebas sudah melampaui kemampuan tubuh untuk menetralkannya dengan antioksidan.

Jika tubuh mengalami stres oksidatif, maka terjadi peningkatan risiko timbulnya beberapa penyakit, misalnya arterosklerosis dan penyakit degeneratif seperti kanker.

Kepala Departemen Ilmu Pangan di Universitas Massachusetts Amherst, Eric Decker, juga mengungkapkan bahwa minyak yang sudah tengik sebaiknya tidak dikonsumsi karena membahayakan kesehatan.

Akibat memakai minyak goreng kadaluarsa berpotensi menyebabkan penuaan dini, penyakit jantung, kanker, dan gangguan neurologis. Tak hanya minyak goreng yang disimpan terlalu lama, minyak bekas atau minyak goreng yang dipakai berulang kali sebaiknya juga tidak dikonsumsi.

Ciri-ciri Minyak Goreng Kadaluarsa

Ilustrasi minyak zaitun

Ilustrasi minyak zaitun. FOTO/iStock

Setelah mengetahui dampak negatif minyak goreng yang kadaluarsa, kita harus tahu ciri-ciri dari minyak yang tak layak pakai. Minyak goreng kadaluarsa memiliki beberapa ciri khusus yang bisa diamati, baik soal warna, tekstur, hingga baunya.

Jika ciri-ciri ini muncul pada minyak goreng yang biasa kita gunakan, sebaiknya minyak tersebut jangan dikonsumsi lagi. Berikut ciri ciri minyak goreng kadaluarsa:

1. Bau Tak Sedap

Minyak goreng kadaluarsa biasanya mengeluarkan bau tengik atau tak sedap. Bau ini muncul akibat proses oksidasi, di mana minyak bereaksi dengan oksigen dan menghasilkan senyawa yang merusak kualitasnya.

Minyak yang berbau tengik tak hanya memengaruhi aroma masakan, tapi juga dapat menimbulkan efek negatif bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jangka panjang.

2. Warna Lebih Gelap dan Keruh

Minyak yang masih baru atau segar biasanya terlihat bening dengan warna kekuningan yang jernih. Namun, seiring waktu atau akibat pemakaian berulang, minyak dapat berubah menjadi lebih gelap.

Warna ini menandakan bahwa minyak telah mengalami degradasi dan mungkin sudah mengandung zat berbahaya yang terbentuk akibat pemanasan berulang.

3. Minyak Jadi Lebih Kental

Salah satu tanda minyak goreng yang tidak layak pakai adalah perubahan tekstur dan konsistensi. Minyak yang masih baru biasanya cukup encer, tapi minyak yang sudah digunakan berulang-ulang kali justru memiliki konsistensi yang lebih kental.

4. Berbusa Saat Dipanaskan

Jika minyak mengeluarkan banyak busa saat dipanaskan, ini bisa menjadi tanda bahwa minyak sudah terlalu kotor atau terkontaminasi oleh sisa makanan. Busa yang berlebihan dapat mengganggu proses memasak dan menurunkan kualitas hasil gorengan.

5. Berubah Rasa

Minyak goreng yang sudah kadaluarsa seringkali memiliki rasa yang berbeda dengan minyak yang masih baru. Rasanya bisa jadi asam, pahit, atau mirip dengan rasa makanan tertentu yang baru saja digoreng.

6. Makanan Mudah Bau Gosong

Saat menggunakan minyak yang sudah tak layak pakai, makanan yang digoreng cenderung lebih cepat gosong, bahkan pada suhu yang tidak terlalu tinggi. Hal ini bisa terjadi akibat komposisi minyak yang sudah rusak atau pengaruh sisa makanan dari penggorengan sebelumnya.

7. Terdapat Endapan

Minyak yang berulang kali dipakai biasanya akan memiliki banyak partikel dari sisa-sisa makanan. Partikel ini kemudian mengendap sehingga lebih mudah dilihat setelah didiamkan beberapa saat. Jika minyak memiliki endapan serta ciri-ciri yang sudah disebutkan di atas, sebaiknya minyak tersebut tidak digunakan lagi.

Dampak negatif minyak goreng yang disimpan terlalu lama bisa menurunkan kesehatan karena mengandung senyawa berbahaya. Oleh karena itu, perhatikan masa simpan minyak goreng yang kita gunakan dan pastikan untuk menyimpannya di tempat sejuk dan jauh dari jangkauan sinar matahari demi menjaga kualitasnya.

Baca juga artikel terkait KESEHATAN atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - GWS
Penulis: Erika Erilia
Editor: Erika Erilia & Yulaika Ramadhani