Menuju konten utama

Langkah Pencegahan Corona COVID-19: Social Distancing, Cuci Tangan

Berikut ini adalah langkah pencegahan virus corona COVID-19 dan sejumlah info penting yang perlu diketahui oleh masyarakat.

Langkah Pencegahan Corona COVID-19: Social Distancing, Cuci Tangan
Ilustrasi virus Korona. foto/istockphoto

tirto.id - Upaya utama dalam penanggulangan penyebaran virus yang menyerang sistem pernapasan manusia adalah mengenakan masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak interaksi. Tiga cara adalah sesuai anjuran pemerintah untuk mencegah infeksi virus corona COVID-19.

Untuk mengurangi risiko, pemerintah menganjurkan masyarakat menjaga kebersihan termasuk mencuci tangan dengan sabun sesering mungkin dan menutup mulut saat bersin atau batuk. Penggunaan masker disarankan hanya untuk mereka yang sakit sebab virus COVID-19 tidak menular lewat udara, melainkan melalui droplet bersin atau batuk penderita.

Selain itu, masyarakat juga disarankan untuk melakukan social distancing atau menjaga jarak dari kerumunan orang. Menurut WHO, ada baiknya untuk mempertahankan jarak setidaknya 1-3 meter ketika berada di tempat umum terlebih jika ada seseorang yang batuk atau bersin.

Dengan melakukan hal tersebut, diyakini dapat mencegah diri dari terjangkit virus yang menyerang saluran pernapasan tersebut. Pasalnya, virus tersebut telah terbukti mudah menular saat gejala masih ringan yakni di masa inkubasi. Sementara, gejala demam, batuk, hingga sesak napas baru muncul setelah hari ke 14 terjangkit.

Selama menjaga diri dari virus tersebut, diharapkan masyakarat untuk selalu mengikuti informasi dan perkembangan kasus coronavirus. Namun, tetap bedakan informasi yang benar dan salah. Tidak dipungkiri, kemudahan melakukan komunikasi yang didukung dengan perangkat digital justru sering disalahgunakan dengan banyaknya penyebaran informasi yang salah.

Menkominfo melakukan klaim telah menemukan setidaknya 187 informasi hoaks terkait virus tersebut. Dengan demikian, diharapkan masyarakat untuk berhati-hati menyaring berita terkini terkait info kesehatan maupun info lainnya. Ikuti selalu informasi terbaru dari sumber-sumber yang dapat dipercaya.

Ketika Anda merasakan gejala yang mirip dengan gejala virus corona, segera lakukan pemeriksaan untuk memastikannya. Dilansir dari CDC, gejala akan dirasakan setelah 2-14 hari masa inkubasi virus di dalam tubuh termasuk demam, sesak napas, nyeri dada, pilek, hingga batuk. Saat memeriksakan diri, sebaiknya Anda mengenakan masker dan ikuti etika batuk atau bersin yang benar.

Cara Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Meningkatkan kekebalan tubuh merupakan salah satu tindakan pencegahan infeksi virus. Kekebalan tubuh dapat ditingkatkan dengan rutin melakukan olahraga, makan makanan dengan gizi seimbang, hingga mengonsumsi suplemen jika diperlukan. Konsumsi buah dan sayur dengan kandungan vitamin C untuk meningkatkan imun tubuh.

Selain itu, hindari pula kepanikan dan stres yang berlebih sebab dapat menurunkan kekebalan tubuh yang dimiliki. Dalam mengatasi wabah COVID-19 ini, diharapkan masyarakat untuk tetap tenang dan berpikiran positif agar mental sehat dan daya tubuh tidak melemah.

Kebiasaan yang Harus Dihindari

Untuk mencegah infeksi COVID-19, ada baiknya untuk menghindari kebiasaan-kebiasaan tertentu seperti tidak mencuci tangan dengan sabun secara rutin. Pemerintah menyarankan masyarakat untuk selalu mencuci tangan dengan sabun setidaknya ketika akan dan selesai makan, atau masuk dan keluar dari kamar mandi.

Selain itu, diharapkan pula untuk menghindari menyentuh wajah dengan sering. Memegang wajah berpotensi meningkatkan resiko infeksi patogen.

Jennifer Hanrahan, kepala divisi penyakit menular di University of Toledo Medical Center menyebutkan, patogen dapat bertahan selama sembilan hari di permukaan benda. Sehingga, hal tersebut dapat membuat kita terinfeksi patogen apabila terus memegang tangan dengan kotor dilansir dari Stat News.

Potensi Paparan COVID-19 Berdasarkan Usia

Menurut CDC, lansia dan orang-orang dari segala usia yang memiliki riwayat medis serius mungkin berisiko lebih tinggi untuk penyakit parah dari COVID-19.

Kondisi berisiko tinggi lainnya adalah penderita penyakit paru kronis atau asma sedang hingga berat, orang yang memiliki kondisi jantung serius. Selain itu, kondisi medis tertentu yang dimiliki seseorang dapat meningkatkan resiko terutama jika tidak dikontrol dengan baik, seperti penderita diabetes, hingga gagal ginjal.

Sementara itu, wanita hamil juga harus dipantau karena mereka diketahui berisiko dengan penyakit virus yang parah. Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Jakarta Raya (POGI JAYA) telah menyerukan keamanan bagi ibu hamil, ibu menyusui, bayi, serta anak-anak dari virus ini.

Siapa yang Perlu Tes COVID-19?

Tidak semua orang dapat melakukan tes untuk mengonfirmasi apakah mereka terjangkit COVID-19. Menurut CDC, yang seharusnya melakukan tes tersebut adalah orang yang memiliki gejala COVID-19 dan ingin di tes.

Profesor di divisi penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center Dr. William Schaffner mengatakan kepada CNN bahwa harus ada prioritas untuk tes virus ini. Seseorang yang harus diprioritaskan adalah ketika seseorang melakukan perjalanan ke daerah virus COVID-19 atau melakukan kontak dengan pasien positif virus Corona baru atau COVID-19.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Penyelaras: Ibnu Azis