Menuju konten utama

Kurs Rupiah Mulai Menguat Sentuh Level Rp15.946 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah mulai menguat usai bertahan di level psikologis di atas Rp16 ribu per dolar Amerika Serikat (AS).

Kurs Rupiah Mulai Menguat Sentuh Level Rp15.946 per Dolar AS
Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023).

tirto.id - Nilai tukar rupiah mulai menguat usai bertahan di level psikologis di atas Rp16 ribu per dolar Amerika Serikat (AS). Data dari Bloomberg, Kamis (16/5/2024), rupiah dibuka Rp15.946 per dolar AS atau menguat 81 poin dari posisi sebelumnya.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan mata uang rupiah hari ini akan fluktuatif, namun ditutup menguat direntang Rp15.970 sampai dengan Rp16.070 per dolar AS.

Dari sentimen eksternal, para pedagang semakin yakin bahwa Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunga lebih lanjut pada 2024, menyusul komentar dari Kepala Federal Reserve AS, Jerome Powell.

"Gagasan ini memicu pelemahan dolar, bahkan ketika data inflasi pabrik untuk bulan April mengejutkan secara positif," kata Ibrahim dalam keterangannya.

Komentar Powell, khususnya bahwa kebijakan moneter saat ini cukup ketat untuk menurunkan inflasi, merupakan pendorong utama penurunan dolar. Namun, dia juga memperingatkan bahwa bank sentral kehilangan kepercayaan bahwa inflasi akan mereda dengan cepat, dan bahwa tekanan harga bisa memakan waktu lebih lama untuk mencapai target tahunan bank sebesar 2 persen.

Dalam hal ini, pasar juga waspada terhadap kemungkinan pembacaan indeks harga konsumen bulan April yang berpotensi lebih tinggi dari perkiraan. Tanda-tanda inflasi yang tinggi kemungkinan akan semakin mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga pada tahun 2024, sehingga memberikan prospek yang kuat untuk dolar.

Selain itu, AS memberlakukan tarif ketat terhadap sektor-sektor utama Cina seperti baterai kendaraan listrik dan semikonduktor. Tindakan ini diperkirakan akan memicu pembalasan dari Beijing dan dapat memicu kembali perang dagang yang memanas antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia, sehingga memberikan prospek yang lemah bagi Cina.

Dari sentimen domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan barang Indonesia kembali mencatat surplus sebesar 3,56 miliar dolar AS pada April 2024. Surplus ini lebih rendah dibandingkan Maret 2024 yang sebesar 4,58 miliar dolar AS

"Meski neraca dagang April ini surplus, namun turun baik secara bulanan maupun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," ucapnya.

Surplus neraca dagang lebih ditopang oleh nonmigas sebesar 5,17 miliar dolar AS dengan komoditas yang menyumbang utama adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, besi dan baja.

Ekspor Indonesia sepanjang April 2024 tercatat 19,62 miliar dolar AS atau turun 12,97 persen dibandingkan Maret 2024 yang sebesar 22,54 miliar dolar AS. Sedangkan, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya naik 1,72 persen yang sebesar 19,28 miliar dolar AS.

Baca juga artikel terkait RUPIAH atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Anggun P Situmorang