Menuju konten utama

Kronologi & Penyebab Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

Bangunan musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo ambruk saat para santri menunaikan salat asar berjamaah, Senin (29/9/2025). Ketahui kronologi dan penyebabnya.

Kronologi & Penyebab Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk
Proses evakuasi santri yang terjebak reruntuhan bangunan musala ambruk di pondok pesantren Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Foto/BASARNAS Yogyakarta

tirto.id - Bangunan musala pondok pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo ambruk pada Senin (29/9/2025) ketika para santri sedang menunaikan salat asar berjamaah sekitar pukul 14.40 WIB. Ketahui kronologi dan penyebabnya berikut ini.

Sejumlah santri mengalami luka-luka dan dibawa ke rumah sakit akibat insiden ini. Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengumumkan bahwa satu santri meninggal dunia.

“Satu orang meninggal dunia,” kata Kepala Bidang Komunikasi Kebencanaan BNPB, Dodi Yuleova, dikutip dari ANTARA(30/9/2025).

Kemudian, BNPB juga mengonfirmasi sementara laporan terbaru dari Basarnas yang mencatat sebanyak 102 orang telah dievakuasi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 91 orang melakukan evakuasi mandiri, sedangkan 11 orang dievakuasi tim SAR.

Adapun sebanyak 101 orang selamat dan 1 meninggal dunia. Dari jumlah tersebut, masih terdapat 38 orang yang dilaporkan dalam pencarian, menurut penuturan Dodi. Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, menyampaikan bahwa hingga Senin sore sebanyak 79 korban yang dievakuasi telah dibawa ke rumah sakit.

Sebanyak 34 korban dirawat di Rumah Sakit Notopuro, sedangkan 45 lainnya dibawa ke Rumah Sakit Siti Hajar Sidoarjo. Sementara itu, satu korban meninggal dunia merupakan santri ponpes bernama Maulana Affan Ibrahimafic (15) asal Kalianyar Kulon, Surabaya.

Lalu, bagaimana kronologi dan penyebab musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo ambruk? Simak penjelasannya berikut ini.

Kronologi & Penyebab Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

Pengasuh Ponpes Putra Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, KH. Raden Abdus Salam Mujib, menjelaskan bahwa gedung musala di kawasan ponpes yang ambruk itu telah selesai proses pengecoran pada siang hari.

Salam mengaku bahwa gedung yang runtuh itu rencananya akan dibangun setinggi tiga lantai. Pada hari kejadian, pembangunan telah sampai di tahap pengecoran atap lantai 3.

“Proses pengecoran dari pagi, siang sudah selesai,” kata Salam.

Rencananya, bangunan tiga lantai itu diperuntukkan untuk musala di lantai pertama. Sementara itu, lantai 2 dan 3 akan digunakan sebagai balai pertemuan.

Proses renovasi gedung telah berjalan sejak beberapa bulan lalu. Adapun bangunan yang ambruk itu merupakan tahap akhir dari seluruh proses renovasi ponpes. Kemudian, Salam juga menduga, struktur bangunan itu tidak kuat menopang beban setelah pengecoran sehingga terjadi musibah tersebut.

Salam menyebut, dirinya tidak ada di lokasi saat kejadian itu berlangsung. Dia pun belum bisa memastikan berapa jumlah santri yang melaksanakan salat asar berjamaah, tapi ada santri lain yang beristirahat di gedung asrama terpisah.

Salah seorang santri yang juga merupakan korban, menuturkan kesaksiannya. Menurut pengakuan seorang santri kelas tujuh MTs Al Khoziny, Wahid, bangunan musala sempat bergoyang sebelum ambruk.

“Ketika masuk rakaat kedua, bagian ujung musala ambruk, lalu merembet ke bagian lain gedung,” terangnya.

Wahid mengaku berhasil menyelamatkan diri dan mengajak santri lain untuk mengevakuasi diri. Berdasarkan pengakuannya, para santri yang sedang melaksanakan salat asar berjamaah di bangunan itu melebihi 100 santri.

Pembaca yang ingin membaca artikel sejenis terkait gedung ambruk dapat mengakses tautan berikut ini.

Link Artikel Tentang Gedung Ambruk

Baca juga artikel terkait GEDUNG AMBRUK atau tulisan lainnya dari Umu Hana Amini

tirto.id - Edusains
Kontributor: Umu Hana Amini
Penulis: Umu Hana Amini
Editor: Wisnu Amri Hidayat