Menuju konten utama

Kronologi Orang Tua Ontrog Guru yang Tampar Anaknya di Subang

Setelah mediasi dan dianggap selesai, pihak orang tua tetap memutuskan untuk mempublikasikan kejadian ontrog di media sosial.

Kronologi Orang Tua Ontrog Guru yang Tampar Anaknya di Subang
Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, saat bertemu dengan Rana Setiaputra guru SMPN2 Jalancagak yang viral diontrog orang tua siswa gara-gara menampar anaknya. Foto: Ahya Nurdin/Subang Info

tirto.id - Kasus orang tua ontrog (mendatangi rumah) guru SMPN 2 Jalancagak di Kabupaten Subang, Jawa Barat menyita perhatian publik. Pihak sekolah akhirnya buka suara dengan membeberkan kronologi peristiwa dan duduk perkara kasus ini.

Wakasek Sarana dan Prasarana SMPN 2 Jalancagak Subang, Yaumi Basuki, mengakui adanya kekeliruan dalam proses pendisiplinan. Dia pun menyebut peristiwa kekerasan berawal dari kesalahpahaman.

‎Yaumi mengatakan bahwa guru tersebut awalnya berupaya menegakkan kedisiplinan karena ZR (16) dan tujuh siswa lain diketahui meloncat pagar sekolah untuk bolos.

‎"Kejadian kemarin itu sebenarnya bentuk kesalahpahaman antara orang tua siswa dan pihak sekolah. Kami ingin menegakkan kedisiplinan. Namun kami juga tidak membenarkan adanya kekerasan fisik," ujar Yaumi, Rabu (5/11/2025).

‎Yaumi menegaskan, setelah kejadian, pihak sekolah langsung melakukan mediasi dengan guru, orang tua ZR, dan pihak sekolah pada Selasa (4/11/2025).

‎"Kemarin sudah ada pertemuan, sudah saling memaafkan. Guru yang bersangkutan dan orang tua sudah saling menerima," katanya.

‎Namun, setelah mediasi dan dianggap selesai, pihak orang tua tetap memutuskan untuk mempublikasikan kejadian tersebut di media sosial.

‎"Kami tidak bisa melarang, itu hak beliau. Tapi pada hari Selasa masalah sebenarnya sudah selesai dan sudah ada kata maaf," Yaumi.

‎Peristiwa pendisiplinan itu, kata Yaumi, terkait larangan meloncat pagar sekolah yang baru saja selesai dibangun.

‎"Pagar ini baru selesai dua minggu. Kami sudah wanti-wanti supaya dijaga. Tapi beberapa siswa masih loncat pagar, termasuk sih ZR dan teman-temannya," ucapnya.

‎Ia mengatakan, pihak sekolah khawatir pagar yang baru dibangun rusak kembali, mengingat sebelumnya bagian pagar sempat roboh karena ulah siswa dan cuaca.

‎Yaumi menyebut ada delapan siswa yang saat itu mendapat tindakan disiplin berupa tamparan ringan.

‎"Iya, delapan orang. Guru hanya menampar pelan. Itu dilakukan setelah upacara dan anak-anak belum bubar," katanya.

‎Meski menyebut tindakan itu sebagai bentuk penegakan disiplin, pihak sekolah mengakui cara tersebut keliru.

‎"Kami akan mengevaluasi cara pembinaan. Ke depan kami akan mencari solusi bagaimana mendisiplinkan tanpa kekerasan fisik," ujar Yaumi.

‎Sebelumnya, ZR disebut oleh Yaumi sudah beberapa kali melakukan pelanggaran sejak kelas VII dan orang tua juga pernah dipanggil.

Berdasarkan video yang beredar dan perselisihan sengit yang terjadi di lingkungan sekolah mendadak viral di media sosial.

Video tersebut memperlihatkan momen saat seorang orang tua murid mendatangi sekolah dan terlibat adu mulut dengan guru yang mengaku bernama Rana Setiaputra.

Kedatangan wali murid yang emosi ini bukan tanpa alasan, ia tak terima anaknya diduga menjadi korban kekerasan fisik, yaitu di tampar oleh sang guru.

​Dalam rekaman video, Rana Setiaputra mengakui telah melakukan penamparan terhadap ZR. Namun, ia berdalih tindakan tersebut adalah upaya terakhir setelah berbagai peringatan tidak diindahkan oleh para siswa.

​"Karena diomongin baik-baik sudah tidak nurut, dengan cara-cara biasa anak-anak sudah pada ngelunjak," ujar Rana dalam video yang beredar, menyinggung soal kenakalan murid-muridnya.

​Kesabaran Rana dikabarkan memuncak setelah sekelompok peserta didiknya kedapatan melakukan perbuatan yang fatal, memanjat tembok sekolah hingga menyebabkan tembok tersebut roboh.

​Di sisi lain, orang tua murid bernama Deni Rukmana yang tidak terima, melalui akun Instagram pribadinya @mangdans_, mengakui kesalahan fatal sang anak.

​"Saya akui anak saya salah gara-gara manjat tembok sampai roboh, tapi saya tidak suka cara guru sudah pake kekerasan, dan bukan anak saya saja yang kena gampar, delapan anak kena gampar," tulisnya dalam keterangan unggahan video tersebut.

​Artinya, dugaan tindakan kekerasan ini tidak hanya menimpa satu murid, melainkan delapan orang siswa sekaligus.​

"Anak saya juga sempat menjelaskan kronologi kesalahannya. Ia mengaku telat, masuk sekolah melalui tembok belakang pagar sekolah. Anak saya mengaku ditampar gurunya sebanyak tiga kali karena kesalahannya," sebut Deni Rukmana.

Orang tua siswa tersebut sempat mengancam akan melaporkan tindakan guru tersebut ke Gubernur Jabar, namun ditantang balik sama guru tersebut.

Respons Dedi Mulyadi

Kasus viralnya video orang tua murid ontrog guru SMPN 2 Jalancagak mendapat perhatian dari Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, yang langsung memanggil guru tersebut dan kepala Sekolah SMPN 2 Jalancagak.

Menanggapi peristiwa yang viral itu, Dedi Mulyadi langsung memberikan respons. Melalui akun Instagram pribadinya @dedimulyadi71, ia bertemu langsung dengan pihak guru untuk meminta penjelasan.

“Karena anaknya merokok, kemudian berkelahi dan loncat [dari tembok sekolah],” jelas sang guru kepada Dedi.

“Artinya ada kekeliruan oleh anak tersebut,” tegas Dedi.

Ia menambahkan bahwa kasus tersebut perlu segera diselesaikan dengan bijak.

“Saya sudah mendengarkan apa yang menjadi latar belakangnya. Selanjutnya saya juga akan bertemu dengan orang tuanya. Saya pikir masalah ini harus segera selesai,” ucap Dedi.

Dedi meminta kepada pihak orang tua, untuk mempercayakan cara mendidik anak ke guru saat anak berada di sekolah.

"Orang tua juga harus sadar diri, selama anaknya di sekolah, ya percayakan sepenuhnya cara mendidik kepada guru, jangan guru kasar sedikit gak terima. Guru juga masih punya kesabaran dan perasaan tak mungkin berlebihan mendidik anak dengan kekerasan. Jika anaknya tak melawan dan melunjak, saya yakin guru nggak akan nampar," pungkasnya.

============

Subang Info adalah akun IG City Info yang merupakan bagian dari #KolaborasiJangkarByTirto.

Baca juga artikel terkait KEKERASAN DI SEKOLAH atau tulisan lainnya dari Subang Info

tirto.id - Flash News
Kontributor: Subang Info
Penulis: Subang Info
Editor: Siti Fatimah