tirto.id - PT Bank Central Asia Tbk melaporkan pertumbuhan kredit sebesar 7,6 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp944 triliun per September 2025. Realisasi penyaluran kredit tersebut lebih rendah dari pertumbuhan total kredit di periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai 14,5 persen (yoy) menjadi Rp877 triliun.
Jika dirinci, penyaluran kredit korporasi menjadi yang tertinggi dibanding segmen lain, tumbuh 10,4 persen (yoy) mencapai Rp436,9 triliun. Selanjutnya diikuti oleh penyaluran kredit komersial yang naik 5,7 persen (yoy) menjadi Rp142,9 triliun, dan kredit UKM tumbuh 7,7 persen (yoy) menjadi Rp129,3 triliun.
Sementara itu, pertumbuhan kredit konsumer menyentuh 3,3 persen (yoy) menjadi Rp223,6 triliun, didorong kenaikan KPR sebesar 6,4 persen (yoy) menjadi Rp138,8 triliun, sedangkan outstanding pinjaman konsumer lainnya yang ditopang oleh kartu kredit tumbuh 6,9 persen (yoy) mencapai Rp23,5 triliun.
Kemudian, kredit ke sektor-sektor berkelanjutan naik 12,7 persen (yoy) mencapai Rp241 triliun per September 2025, setara dengan 25,5 persen dari total portofolio pembiayaan.
“Terjaganya penyaluran kredit BCA di berbagai segmen dan sektor hingga September 2025 mencerminkan komitmen kami mendukung pertumbuhan perekonomian nasional,” ujar Direktur Utama BCA, Hendra Lembong, dalam konferensi pers secara daring, Senin (20/10/2025).
Di balik pertumbuhan kredit pada September 2025, kualitas pinjaman BCA dinilai tetap terjaga, terlihat dari rasio loan at risk (LAR) yang sebesar 5,5 persen pada kuartal III 2025, membaik dari capaian di tahun sebelumnya yang mencapai 6,1 persen.
Sementara itu, rasio kredit macet atau non-performing loan (NPL) terkendali di level 2,1 persen, dengan pencadangan NPL dan LAR tercatat memadai, masing-masing sebesar 166,6 persen dan 69,5 persen.
“Pertumbuhan (kredit) tersebut ditopang ekspansi kredit yang berkualitas, serta terjaganya likuiditas perseroan,” lanjut Hendra.
Sejalan dengan pertumbuhan kredit yang masih dicatatkan Perseroan, total dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun bank dengan kode saham BBCA ini naik 7,0 persen (yoy) ditopang pertumbuhan dana murah atau CASA sebagai pendanaan inti BCA.
Tidak hanya itu, dengan masih bertumbuhnya penyaluran kredit dan juga DPK, laba bersih BCA tercatat tumbuh sebesar 5,7 persen menjadi Rp43,4 triliun.
“Laba bersih BCA dan entitas anak tumbuh 5,7 persen (yoy) menjadi Rp43,4 triliun pada 9 bulan pertama 2025,” tutup Hendra.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Dwi Aditya Putra
Masuk tirto.id







































