Menuju konten utama

Kisah di Balik Foto Pablo Escobar di Depan Gedung Putih

Menurut anaknya, di hari pengambilan foto, Pablo Escobar berusaha menunjukkan kepada dunia bahwa dia adalah seorang pengusaha dan politikus yang sah.

Kisah di Balik Foto Pablo Escobar di Depan Gedung Putih
Header Mozaik Pablo Escobar. tirto.id/Tino

tirto.id - Sebuah bom surat meledak di sel Roberto Escobar yang menyebabkan mata kanannya buta dan telinganya tuli. Ia dijuluki El Osito (beruang kecil) karena kepiawaiannya dalam mengelola keuangan Kartel Medellín.

Roberto dihukum 14 tahun penjara atas keterlibatannya dalam bisnis ilegal yang dikendalikan oleh adiknya, Pablo Escobar, yang saat itu sebagai miliarder karena kerajaan narkobanya.

Setelah bebas, ia menjalankan berbagai usaha, termasuk menginisiasi narcotourism, sebuah industri yang didasarkan pada pariwisata gelap warisan Pablo Escobar.

Industri ini mencakup tur wisata ke bekas rumah persembunyian Escobar, kuburannya, dan tempat-tempat lain yang terkait dengan kehidupan dan kematiannya yang sangat populer di kalangan wisatawan. Begitu pula suvenir yang menawarkan gambar Escobar termasuk t-shirt, topi, mug, dan barang lainnya.

Tujuan paling populer untuk narcotourism adalah Medellín, tempat Escobar bermarkas, dan kota Cali, yang merupakan rumah bagi rival Kartel Cali. Terlepas dari ketenaran Pablo Escobar sebagai pembunuh, penyiksa, dan penculik, dia dicintai oleh banyak orang di Medellín.

Narcos, sebuah serial Netflix yang tayang pada 2015-2016 turut membantu memopulerkan industri narcotourism di Kolombia. Beberapa orang melihat ceritanya sebagai hiburan, sementara yang lain sebagai peringatan akan dampak perdagangan narkoba.

Koneksi Lama AS dengan Kolombia

Selama tahun 1980-an, lanskap politik global ditandai oleh Perang Dingin antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet. Kedua negara adidaya itu bersaing untuk mendapatkan pengaruh di berbagai belahan dunia, termasuk Amerika Latin.

Amerika Serikat menjalankan kebijakan luar negeri anti-komunis dan terlibat dalam berbagai konflik regional di sejumlah belahan dunia. Salah satu hubungan penting antara Amerika Serikat dan Kolombia pada masa itu adalah masalah perdagangan narkoba.

Pada tahun-tahun itu, Kolombia merupakan negara yang strategis dan penting bagi Amerika Serikat. Wilayahnya terletak di sisi selatan Terusan Panama, jalur pelayaran yang sangat penting bagi AS. Keduanya telah bekerja sama dalam sejumlah isu, termasuk kontra-terorisme, perdagangan narkoba, dan perdagangan.

Pada 1982, AS memberi Kolombia bantuan militer untuk melawan kelompok gerilya M-19. Empat tahun kemudian, mereka menandatangani perjanjian bilateral untuk memerangi perdagangan narkoba.

Salah satu prakarsa utamanya adalah pembentukan War on Drugs untuk menghentikan gerak-gerik kartel dan mengurangi konsumsi narkoba di Amerika Serikat. Sebagai bagian dari upaya ini, Amerika Serikat memberikan bantuan keuangan dan militer kepada Kolombia untuk memperkuat kemampuan penegakan hukum.

Pada 1989, AS dan Kolombia menandatangani perjanjian ekstradisi yang memungkinkan pengedar narkoba Kolombia diadili di Amerika Serikat dengan hukuman yang lebih berat.

Namun, hubungan AS-Kolombia selama tahun 1980-an rumit dan sering dikritik. Bantuan untuk memerangi perdagangan narkoba dituding sembari menumbalkan hak asasi manusia yang dilakukan oleh pasukan keamanan Kolombia yang didukung oleh pemerintah AS.

Meski demikian, hubungan erat AS dan Kolombia tetap terjalin, khususnya sebagai mitra perdagangan dan investasi. Pada tahun 2020, nilai perdagangan barang dan jasa kedua arah senilai $29,9 miliar.

Escobar Mendirikan Kartel Medellin

Kartel Medellín yang didirikan Pablo Escobar merupakan salah satu kartel narkoba paling kuat dan ditakuti di dunia. Dia dikenal karena kekejamannya, gaya hidupnya yang mewah, kedekatannya dengan politikus dan aparat penegak hukum.

Escobar lahir di Rionegro, Kolombia, pada 1949. Ia memulai karier kriminalnya sebagai pencuri dan penyelundup kecil-kecilan. Pada awal 1970-an, dia mulai memperdagangkan kokain dan dengan cepat dikenal sebagai salah satu gembong narkoba paling kuat.

Ia mulai mengendalikan Kartel Medellín yang didirikan oleh beberapa rekannya, termasuk Gonzalo Rodriguez Gacha, Carlos Lehder, dan lain-lain.

Kartel ini terlibat dalam produksi, penyelundupan, dan distribusi besar-besaran kokain ke pasar Amerika Serikat dan negara-negara lain. Escobar dikenal sebagai sosok sentral dan pemimpin yang paling terkenal dalam organisasi tersebut.

Lokasi utama aktivitas Kartel Medellín berada di sekitar kota Medellín yang terletak di Lembah Aburrá di wilayah pergunungan Kolombia. Kota ini merupakan pusat kegiatan perdagangan sekaligus pusat operasi kartel.

Kartel Medellín juga memiliki jaringan operasional di berbagai wilayah Kolombia, Amerika Serikat, Meksiko, dan negara-negara Amerika Tengah. Mereka menggunakan jalur-jalur penyelundupan yang kompleks untuk mengirimkan kokain ke pasar internasional.

Aktivitas dan kekerasan yang dilakukan oleh Kartel Medellín, terutama di bawah kepemimpinan Pablo Escobar, menyebabkan tingkat kejahatan dan ketidakstabilan yang tinggi di berbagai wilayah. Pembunuhan, perang antar-kartel, serangan teror, dan korupsi menjadi hal umum selama masa kekuasaan Kartel Medellín.

Kartel ini juga bertanggung jawab atas kematian ribuan orang, termasuk politikus, jurnalis, dan hakim. Selain itu, Escobar merupakan pemain utama dalam politik Kolombia. Dia menggunakan kekayaan dan pengaruhnya untuk menyuap politikus dan petugas penegak hukum, termasuk upayanya saat mencalonkan diri sebagai anggota Kongres.

Pada akhir 1980-an, kerajaan narkoba Escobar mulai runtuh. Dibantu Amerika Serikat, Pemerintah Kolombia melancarkan operasi besar-besaran terhadap Kartel Medellín yang memaksa Escobar bersembunyi.

Juni 1991, ia menyerahkan diri dan dipenjara. Namun, ia masih bisa berbisnis dan mengendalikan narkoba dari penjara yang ia bangun dengan mewah.

Ia akhirnya tewas dalam baku tembak dengan polisi Kolombia pada bulan Desember 1993. Spekulasi lain yang berkembang menyebutkan bahwa Escobar melakukan aksi bunuh diri.

Pablo Escobar dikenal sebagai penjahat terkaya dalam sejarah, dengan perkiraan kekayaan bersih mencapai $30 miliar. Di sisi lain, ia dianggap dermawan besar karena sering membangun sekolah, rumah sakit, dan lapangan sepak bola di perdesaan Kolombia.

Infografik Mozaik Pablo Escobar

Infografik Mozaik Pablo Escobar. tirto.id/Tino

Foto Ikonik di Depan Gedung Putih

Di tengah pencalonan dirinya sebagai anggota Kongres Kolombia, Pablo Escobar berusaha menjalankan perannya sebagai kepala keluarga yang baik ketika mengajak keluarganya berlibur ke Amerika Serikat pada tahun 1981.

Selain mengunjungi Disneyland, sebuah foto ikonik muncul saat gembong narkoba itu berdiri di depan Gedung Putih di Washington, bersama putra satu-satunya, Juan Pablo Escobar. Di kemudian hari ia mengganti namanya menjadi Sebastian Marroquin.

Foto tersebut diambil oleh istri Escobar, Maria Victoria. Sebastian kecil tampak memegang besi pagar yang ada di serambi utara Gedung Putih, sementara Escobar dalam posisi memegang lengan anaknya seperti sedang menahan sesuatu.

Keduanya berada di trotoar jalan Pennsylvania Avenue, jalan bersejarah yang membentang diagonal melalui Washington, menghubungkan Gedung Putih, Capitol, dan Mahkamah Agung.

Jalan ini juga dihiasi banyak monumen dan tugu peringatan, termasuk Paviliun Kantor Pos, Memorial Angkatan Laut, dan Arsip Nasional. Jalan itu dipagari dengan pepohonan dan jalur yang terbuka aksesnya bagi kendaraan untuk berlalu-lalang.

Saat itu, perang melawan narkoba belum mencapai puncaknya sehingga Escobar bisa leluasa di AS. Meskipun pada saat itu perjalanannya yang menggunakan paspor diplomatik tetap berada dalam radar dan gerak-gerik FBI dan CIA.

Warsa 1982, ia memenangkan kursi parlemen sebagai anggora gerakan Liberalisme Baru dari Partai Liberal Kolombia. Sejak itu, ia rajin memberikan donasi dan bantuan kemanusiaan di daerah pinggiran Kolombia.

Sementara di puncak kekuasaannya dalam bisnis narkoba, Pablo Escobar menghasilkan pendapatan sekitar $420 juta seminggu, memasok 80 persen kokain dunia, dan menyelundupkan 15 ton kokain ke AS per hari.

Kisah foto langka Pablo Escobar berpose di depan Gedung Putih pada tahun 1981 bersama putranya diceritakan dalam film dokumenter HBO berjudul Sins of My Father (2009) melalui mata Sebastian Marroquin.

Film ini bercerita tentang kehidupan Sebastian Marroquin dari masa kecilnya hingga dewasa, saat ia mencoba untuk berdamai dengan warisan ayahnya. Dia ingat hari pengambilan foto itu dan bagaimana ayahnya berusaha menunjukkan kepada dunia bahwa dia adalah seorang pengusaha dan politikus yang sah.

Namun, Sebastian Marroquin juga mengingat kekerasan dan ketakutan yang dibawa oleh kerajaan narkoba ayahnya ke Kolombia. Film Sins of My Father mengeksplorasi warisan kompleks Pablo Escobar dan dampak hidupnya terhadap putranya.

Foto Pablo Escobar di depan pagar Gedung Putih merupakan pengingat akan kekuatan dan pengaruh yang dimiliki Escobar serta sejauh mana dia berusaha untuk melegitimasi dirinya sendiri.

Baca juga artikel terkait PABLO ESCOBAR atau tulisan lainnya dari Ali Zaenal

tirto.id - Politik
Kontributor: Ali Zaenal
Penulis: Ali Zaenal
Editor: Irfan Teguh Pribadi