Menuju konten utama

Hidup dan Mati Gembong Narkoba: Pablo Escobar

Inilah kisah hidup Pablo Escobar atau Pablito, yang pernah memasok 80 persen perdagangan kokain sedunia.

Hidup dan Mati Gembong Narkoba: Pablo Escobar
Pablo Escobar (tengah) pada tahun 1993. Foto/businessinsider

tirto.id - Di jalanan kota Medellin, Kolombia, Jose Giraldo menjajakan berbagai cenderamata termasuk stiker ikonik sosok Pablito. Gambar Pablito adalah salah satu dari banyak gambar tokoh ikonik lainnya yang diabadikan di dalam stiker, seperti Che Guevara, Yesus Kristus, sampai Hello Kitty.

“Yang paling laris adalah Pablito” kata Gilardo, seperti dikutip BBC.

Pablito, tidak lain adalah Pablo Escobar, seorang pemimpin kartel Madellin yang mencapai titik kekuasaan dengan mengontrol 80 persen perdagangan kokain di seluruh dunia.

Orang seperti Giraldo bukanlah satu-satunya yang menaruh nilai positif terhadap sosok Escobar. Ada banyak orang Kolombia terutamanya dari kalangan miskin kota yang menganggapnya sosok pahlawan dan mengaguminya sebagai seorang yang dermawan lagi murah hati.

Escobar sohor karena kerap beramal dan terlibat dalam pembangunan fasilitas umum seperti sekolah-sekolah, lapangan olahraga, perumahan dan pengembangan bagi masyarakat miskin kota.

Roberto Escobar, saudaranya, dalam bukunya berjudul The Accountant's Story: Inside the Violent World of the Medellín Cartel menceritakan bahwa Pablito memiliki relasi yang natural dan harmonis terhadap kaum miskin kota. Karena kegemarannya akan olahraga, lapangan olahraga, berbagai fasilitas hingga sponsor dana untuk tim sepak bola anak-anak ia kucurkan dari kekayaannya.

Saat kemenangan Atlético Nacional meraih juara prestisius Copa Libertadores tahun 1989, Pablito turut dipercaya sebagai aktor dibalik kemenangan klub kebanggaan kota Medellin tersebut karena suntikan dananya.

Karena kiprahnya menjajakan kokain internasional, ia berjibaku melindungi bisnisnya dengan melawan pemerintah Kolombia dan berkampanye melarang kebijakan ekstradisi penjahat ke Amerika Serikat. Perintah pembunuhan dari mulut Escobar tak terhitung jumlahnya. Mulai dari anggota polisi, jurnalis, pejabat tinggi hingga dan politisi pernah meregang nyawa karena aktivitasnya melawan kerajaan kokainnya.

Namun, banyak orang terutama di Medellin tetap memandangnya positif karena Escobar mampu mendistribusikan kekayaannya kepada orang miskin.

Perspektif lain juga menjelaskan tentang fenomena ini. Escobar dalam titik kekuasaannya mampu memberi ancaman untuk mengacaukan politik Kolombia, sistem peradilan dan bahkan politik perang internasional Amerika Serikat terhadap obat-obatan. Pemerintah Kolombia sendiri kala itu sedang tidak mampu mengangkat warganya dari jerat kemiskinan.

Baru-baru ini, giliran Wiz Khalifa, rapper kondang berambut dreadlock asal Amerika Serikat ini dalam penampilannya di kota Medellin menyempatkan diri ke makam Pablo Escobar. Pada unggahan foto di akun instagram pribadinya, ia memberi penghormatan kepada mendiang Pablito serta membawa berbagai bunga yang diteletakkan di nisan.

Wiz Khalifa juga mengunggah foto ketika ia sedang merokok di dekat makam Escobar, dan menurut laporan CNN tampaknya lintingan tersebut adalah ganja. Juga beberapa foto lainnya ketika dirinya berpose di lokasi pemboman dan tempat kehidupan Escobar di era 80-an.

Tak hayal, kecaman terhadap Wiz Khalifa makin menjadi. Termasuk Fredico Guiterrez, Walikota Medellin yang menyebut foto-foto Wiz Khalifa bertema Medellin itu tidak sopan.

"Itu bajingan, alih-alih membawa bunga untuk Pablo Escobar, ia harusnya membawa bunga untuk para korban kekerasan di kota ini," kata Gutierrez dalam sebuah wawancara dengan media lokal. "Dia harus meminta maaf kepada kota ini."

Beberapa pengecam lainnya mengkritik rapper tersebut sembari mengunggah ulang foto Wiz Khalifah di lokasi tempat Escobar pernah berkuasa. Wiz Khalifa kemudian mengutarakan pembelaannya di akun Instragram-nya. Ia tak bermaksud menyinggung siapapun, tulisnya.

Escobar dari Medellin

Lelaki bernama lengkap Pablo Emilio Escobar Gaviria ini lahir pada 1 Desember 1949 di sebuah pedesaan bernama Rionegro, sebagai anak ketiga dari tujuh bersaudara. Ibunya, Hermilda, adalah seorang guru sekolah dasar, dan ayahnya Abel adalah petani.

Medellin di era kolonial adalah pusat pertambangan di Kolombia. Wilayahnya berada di daerah dataran tinggi dan warganya mengembangkan budaya mereka sendiri. Dalam tesis Jenna L. Bowley berjudul Robin Hood or Villain: The Social Constructions of Pablo Escobar, masyarakat Medellin sudah memiliki tradisi dalam hal penyelundupan.

Menurut anaknya, Sebastián Marroquín, ayahnya terjun dalam dunia kriminal melalui praktik berjualan ijazah perguruan tinggi palsu. Umumnya, praktik ini dilakukan melalui kampus Universidad Autonoma Latinoamericana di Medellin, seperti dituliskan dalam buku berjudul Pablo Escobar, My Father.

Secara lahiriah, para penduduk Medellin adalah orang yang agresif, ambisius, pekerja keras dengan kepala keras yang mendambakan uang serta status sosial. Pepatah orang Medellin juga menguatkan dengan bunyi “Jika anda sukses, kirim uang, dan jika gagal jangan pulang ke rumah.”

Tahun 1970an, Medellin mulai menjadi tempat para sindikat kejahatan terorganisir yang menghasilkan banyak uang dari penyelundupan berbagai jenis barang termasuk narkotika. Untuk urusan pasar narkotika, Medellin kala itu belum menjadi barang utama dan umum di Kolombia. Sebelum 1973, sebagian besar kokain diproduksi di Chili yang mendapat pasokan daun koka dari Peru dan Bolivia, dan penyelundup Kolombia berperan sebagai penghubung ke Amerika Serikat.

Produksi kokain beralih ke Medellin ketika pada 1973 Jenderal Augusto Pinochet menguasai Chili. Ia mengakhiri bisnis kokain di Chili dan para penyelundup Kolombia mengambil alih produksi kokain ke negaranya khususnya Medellin. Pasokan daun koka masih berasal dari Peru dan Bolivia.

Bagai gayung bersambut, akhir 1970an kokain menjadi tren yang melanda Amerika Serikat terutamanya di kalangan anak muda. Permintaan seketika meledak dan Kolombia berada di posisi yang sempurna untuk mengisi permintaan pasar Amerika Serikat.

Escobar sendiri mulai masuk ke dunia perdagangan narkotika pada 1973.

Sebelumnya, dunia kriminal dilalui Escobar dengan menculik Diego Echavarría seorang pemilik pabrik yang kaya di Envigado. Sosok Ecgavarria sendiri sangat tidak disukai oleh kalangan pekerja kelas bawah karena kerap memecat dan menggusur rumah pekerja untuk perluasan properti miliknya. Escobar menculik pemilik pabrik ini dan meminta tebusan sebesar $50 ribu. Namun, tubuh bos tersebut ditemukan di galian lubang dekat rumah Escobar.

Meski tidak ada bukti yang menjelaskan lebih detail atas perbuatan pembunuhan Escobar terhadap bos tersebut, tapi keterlibatan yang dialamatkan kepadanya juga tidak berusaha disangkal oleh Escobar. Peristiwa tersebut tampaknya yang menaikkan pamor pribadi Escobar. Di mata pekerja kelas bawah, ia merupakan pahlawan karena berhasil menumbangkan penguasa lokal. Penduduk setempat menjulukinya sebagai El Doctor dan menjadikannya legenda setempat.

Escobar kemudian mulai merambah ke dunia perdagangan narkoba. Pada 1976, ia pernah ditangkap bersama sepupunya saat melintasi perbatasan Ekuador dengan 39 pin kokain saat memberi uang pelicin kepada petugas setempat.

Kiprahnya sebagai pedagang kokain terus meroket. Ia juga akrab berurusan dengan pihak kepolisian. Bersamaan dengan itu, gelontoran dana deras mengalir ke kantung Escobar, ketika ia menginjak usia 26 tahun, tabungannya di bank telah mencapai lebih dari $3 juta.

Laporan Bussines Insider menyebut, pada pertengahan 1980an dan bagian dari puncak kejayaaannya, kartel Medellin dipercaya mampu meraup hingga 420 juta dollar per minggu, dan berarti sekitar 22 miliar dollar per tahunnya.

Bahkan menurut penuturan saudaranya, kelompok kartel Medellin di bawah komando Escobar membelanjakan $1.000 per minggunya untuk membeli gelang karet guna membungkus tumpukan uang dan disimpan di gudang mereka. 10 persen dari tumpukan tersebut dilaporkan rusak dan hilang per tahunnya karena dimakan tikus, terendam air, dan hilang.

Sebagian besar uangnya dihabiskan untuk dirinya sendiri, keluarganya dan berbagai perlindungan untuk bisnisnya. Termasuk tindakannya yang membangun berbagai fasilitas umum dan membagikan uang tunai kepada orang miskin. Tindakannya ini praktis memenangkan dukungan rakyat.

Escobar dengan cepat menjadi dikenal secara internasional sebagai jaringan narkoba terkenal lewat kartel Medellin. Ia menguasai sebagian besar pasar obat yang masuk ke Amerika Serikat, Meksiko, Puerto Rico, Republik Dominika, Venezuela, dan Spanyol.

Pemerintahan Kolombia sendiri bukannya tidak tahu. Mereka berusaha keras untuk menutup operasi bawah tanah yang dimiliki Escobar. Bentrokan antara pemerintah dan para pedagang obat terlarang ini sering pecah dan mewarnai tahun-tahun panjang kekerasan di Kolombia.

Meski begitu, Pablo Escobar bisa semakin besar lewat penjualan kokain karena ia juga menyuap para jajaran pejabat, hakim, dan politisi. Ia juga turut terlibat dalam kematian ratusan orang termasuk warga sipil, polisi dan pejabat negara.

Tingkat pembunuhan di Kolombia meningkat karena Escobar yang menggelontorkan uang kepada pembunuh bayaran untuk menumpas polisi. Sebagai hasilnya, laporan dari Boston Globe menyebut 600 polisi meregang nyawa di tangan anak buah Escobar. Belum lagi keterlibatannya dalam pembunuhan calon presiden Luis Carlos Galán yang difavoritkan menang dalam pemilu Kolombia tahun 1990 dan serangkaian aksi lainnya.

Pada 1985, Escobar disebut-sebut turut mendukung gerakan kelompok gerilyawan sayap kiri Kolombia bernama M-19 saat menyerbu Mahkamah Agung sebagai jawaban atas konstitusi perjanjian ekstradisi dengan Amerika Serikat dan membunuh setengah dari seluruh hakim di tempat tersebut. M-19 mendapat titipan dengan dibayar untuk membakar semua dokumen yang berisi daftar para penyelundup kokain yang akan diekstradisi ke Amerika Serikat, salah satunya terdapat nama Escobar.

Pertengahan tahun 1991, operasi pemerintah Kolombia terhadap Escobar baru tampak serius. Dengan dibantu Amerika Serikat di bawah pasukan khusus, memaksa raja kokain dunia ini menyerah dengan negosiasi bahwa ia akan mengunci diri di penjara yang didesainnya sendiri di dataran tinggi dekat Medellin bernama La Caterdal bergelimang fasilitas mewah.

Namun pada pertengahan 1992, pemerintah Kolombia mendapati bukti bahwa Escobar masih menjalankan bisnis kokain di balik jerujinya. Pengepungan dilakukan aparat Kolombia ketika dirinya berhasil melarikan diri dan menghabiskan waktunya bersembunyi dalam kejaran aparat yang kian membesar dan terlatih.

Sewaktu dia berpindah-pindah lokasi persembunyian membawa keluarganya, ia pernah membakar uang tunai sebanyak $2 juta guna menghangatkan badan mereka dari cuaca dingin.

Infografik Don Pablo

Akhir Hidup Escobar

Gabungan Komando Operasi Khusus Amerika Serikat yang terdiri dari Delta Force and Centra Spike (DEVGRU) melatih satuan khusus dari kepolisian Kolombia pemburu Escobar bernama Search Bloc. Selagi Escobar berkonflik dengan pasukan Kolombia dan Amerika Serikat, serangan lain kepada kelompok Escobar juga terjadi dari musuh-musuh kartel Medellin.

Dilaporkan Los Angeles Times, kelompok ini bernama Los Pepes yang melakukan serangan ke anggota kartel Medellin dengan serangan berdarah dan membabi buta.

Belasan dan bahkan lebih rekan Escobar yang meliputi pengacara, kerabat dibunuh. Dan sejumlah besar properti dari kartel Medellin dihancurkan. Anggota Search Bloc bersama badan intelijen Kolombia dan Amerika Serikat bersekongkol dengan Los Pepes dan bahkan melakukan pencarian bersama.

Di bawah pimpinan Brigadir Hugo Martinez, tim tersebut mengawasi dan melacak transmisi telepon radio dan menemukannya bersembunyi di Los Olivio, sebuah kampung kelas menengah di Medellin. Baku tembak terjadi saat pasukan mengepung tempat persembunyiannya yang berisi Escobar dan pengawal pribadinya Alvaro de Jesús Agudelo.

Dalam kronologi penangkapan yang dirilis U.S Drug Enforcement Administration, kedua burnonan ini berusaha melarikan diri dengan berjalan di atap rumah, di saat itulah keduanya ditembak polisi Kolombia. Dilaporkan Escobar mengalami luka tembakan di kaki dan tubuh bagian atas, dan yang paling fatal adalah tembakan di telinga.

Kontroversi yang meliputi penembakan mati Escobar adalah tidak ada yang mengetahui secara pasti siapa yang melepaskan tembakan hingga tepat di telinganya atau proses itu dilakukan setelah ia terjatuh. Beberapa kerabat Escobar percaya ia mengakhiri hidupnya sendiri dengan menembakkan diri tepat di telinga.

Dalam buku Kenneth Robert berjudul Zero Hour: Killing of the Cocaine King memuat keterangan dari saudara Pablito, Roberto Escobar dan Fernando Sánchez Arellano yang menyebut bahwa raja kokain pernah mengutarakan bahwa ia akan menembak dirinya sendiri melalui telinga.

Segera setelah kematian Escobar, pasar kokain beralih tangan didominasi oleh rivalnya kartel Cali sampai pertengahan 1990an ketika pemimpinnya dibunuh.

2 Desember 1993 menjadi akhir hidup raja kokain dunia asal Rionegro yang pada akhir dekade 1980an memasok 80 persen kokain dunia, dan menyelundupkan 15 ton ke Amerika Serikat tiap harinya. Escobar yang telah menjadi ikon layaknya sosok Robin Hood bagi warga Medellin terutamanya kaum miskin kota banyak yang meratapi kematiannya.

Buku Virginia Vallejo berjudul Loving Pablo Hating Escobar menyebut pemakamannya dihadiri oleh 25.000 orang.

Baca juga artikel terkait NARKOBA atau tulisan lainnya dari Tony Firman

tirto.id - Humaniora
Reporter: Tony Firman
Penulis: Tony Firman
Editor: Maulida Sri Handayani