Menuju konten utama

Kenapa Rakyat Mau Makzulkan Presiden Korsel? Ini Kontroversinya

Kenapa rakyat Korea Selatan (Korsel) mau makzulkan Presiden Korsel Yoon Suk-Yeol. Simak daftar kontroversinya.

Kenapa Rakyat Mau Makzulkan Presiden Korsel? Ini Kontroversinya
Presiden Republik Korea Selatan Yoon Suk Yeol menyampaikan pandangan saat KTT ke-24 ASEAN-Republic of Korea di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (6/9/2023). ANTARA FOTO/MEDIA CENTER KTT ASEAN 2023/M Agung Rajasa/aww.

tirto.id - Masyarakat mendesak pemakzulan Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-Yeol, lewat petisi online. Petisi yang mendesak parlemen untuk mengajukan RUU pemakzulkan Presiden Korsel telah ditandatangani oleh lebih dari satu juta orang.

Petisi pemakzulan Presiden Korsel telah dirilis sejak Kamis (20/6/2024), di situs web Majelis Nasional. Mengutip Korean Times, petisi tersebut telah melampaui satu juta tanda tangan pada Rabu (3/7/2024).

Jumlah rata-rata ada 100.000 tanda tangan setiap hari selama 10 hari. Tanda tangan petisi yang mencapai ratusan ribu orang membuat situs web Majelis Nasional sempat lumpuh pada awal pekan ini.

Partai Demokratik Korea yang merupakan oposisi Presiden Korsel, mendukung petisi tersebut. Pihaknya menyatakan bahwa jumlah pemilih yang sangat besar mencerminkan pandangan publik yang buruk terhadap Yoon.

"Presiden harus berubah terlebih dahulu agar keadaan negara, yang kini berada di ambang bencana, dapat kembali ke jalur yang benar," ujar Park Chan-dae, Ketua Partai Demokratik Korea.

Di sisi lain, kantor presiden menuduh pihak oposisi memainkan trik-trik kotor untuk mendesak pemakzulan presiden.

"DPK (Democratic Party of Korea) harus segera menghentikan upaya anti peradaban untuk menghancurkan konstitusi dan kekerasan legislatif serta kudeta yang belum pernah terjadi sebelumnya," ucap seorang pejabat senior kepresidenan, dalam Kantor Berita Yonhap.

Sementara itu, peraturan di Korsel mengharuskan sebuah komite Majelis Nasional meninjau petisi yang mendapatkan lebih dari 50.000 tanda tangan dalam 30 hari. Oleh karena itu, petisi tersebut telah diserahkan kepada Komite Legislasi dan Kehakiman Majelis pada 24 Juni.

Penyebab Presiden Korsel Mau Dimakzulkan

Dikutip dari The Korean Times, penyebab Presiden Korsel mau dimakzulkan terkait karena kinerja Yoon Suk-Yeol beberapa tahun terakhir. Petisi tersebut memuat tuduhan bahwa Presiden Korsel melakukan korupsi, memicu perang dengan Korea Utara, dan gagal menghentikan pelepasan limbah radioaktif dari pembangkit nuklir Fukushima di Jepang.

Pembuat petisi mengklaim bahwa Korea Selatan tengah menghadapi “kekacauan setelah pelantikan Presiden Yoon.” Kekacauan ini meliputi krisis politik, ekonomi, dan geopolitik yang mempengaruhi stabilitas negara

Adapun penyebab kekacauan tersebut dikarenakan Yoon telah melanggar hukum serta tugasnya dengan memengaruhi investigasi militer atas kematian marinir. Selain itu, Yoon disebut mengabaikan kontroversi dan tuduhan skandal Ibu Negara Kim Keon Hee yang menerima sebuah tas tangan mewah dari seorang pendeta.

Petisi juga menyoroti keputusan Yoon yang meningkatkan risiko perang dengan Korea Utara. Petisi pemakzulan juga dikarenakan Yoon menggunakan resolusi pro-Jepang dalam masalah kerja paksa.

Petisi yang sama menyoroti Korsel yang mengizinkan Tokyo untuk melepaskan air limbah dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi.

Kontroversi Presiden Korsel Yoon Suk-Yeol

Sebelum ada petisi pemakzulan, Presiden Korsel telah terlibat dalam sejumlah kontroversi yang memicu kemarahan masyarakat Korea. Kontroversi ini juga mencatut istri Yoon yang terlibat gratifikasi dan skandal manipulasi saham.

Berikut daftar kontroversi Presiden Korsel Yoon Suk-Yeol:

1. Yoon Suk-Yeol menggunakan feminis sebagai bahan kampanye

Dilansir dari The Guardian, Yoon Suk-Yeol adalah seorang “anti-feminis” dan menggunakan feminis sebagai bahan kampanye. Hal ini ia lakukan untuk menggalang pemilih pria muda.

Tindakan Yoon Suk-Yeol memperoleh kritikan dari masyarakat nasional dan internasional. Banyak orang menilai tindakan kampanye Yoon memicu kesenjangan gender di Korsel semakin buruk.

Yoon bahkan menyalahkan gerakan feminis atas rendahnya angka kelahiran Korsel. Selain itu, Yoon pernah menyerukan penghapusan kementerian kesetaraan gender dikarenakan terlalu fokus pada hak-hak perempuan dan kini tidak lagi diperlukan.

Yoon bahkan berjanji untuk meningkatkan hukuman atas tuduhan palsu terhadap kekerasan seksual. Para pegiat menyoroti langkah tersebut, akan semakin menghalangi lebih banyak perempuan untuk maju.

2. Yoon Suk-Yeol tampil di acara You Quiz on Block

Kontroversi Yoon Suk-Yeol berikutnya adalah karena dirinya tampil di acara talkshow You Quiz on Block. Acara televisi itu adalah acara talkshow populer di Korsel yang dipandu oleh MC Nasional Yoo Jae Suk.

Acara tersebut seharusnya bebas dari pembicaraan soal politik, namun kedatangan Yoon di era kampanye menimbulkan kritik dari masyarakat Korsel. Dikutip dari KBIZoom, tepat setelah dinyatakan terpilih sebagai Presiden Korsel di acara talkshow You Quiz on Block, masyarakat ramai menyerukan boikot tvN.

Melalui media sosial penonton menuding bahwa Yoon berusaha mengubah citranya dengan menggunakan BTS dan Yoon Jae Suk. Di sisi lain, pemirsa juga menyerukan bahwa acara hiburan tersebut seharusnya tidak mengandung unsur politik praktis.

3. Yoon Suk-Yeol membuat kebijakan kontroversial terkait sekolah kedokteran

Pemerintahan Yoon Suk-Yeol menetapkan kebijakan kontroversial terkait peningkatan daya tampung siswa sekolah kedokteran menjadi 65 persen. Kebijakan itu dinilai kontroversial karena menyebabkan aksi mogok kerja dokter se-Korsel.

Dalam laporan The New York Times pada Rabu (1/5/2024), selama lebih dari dua bulan, sistem layanan kesehatan Korea Selatan telah berantakan karena ribuan dokter berhenti bekerja.

Para dokter berpendapat bahwa pemerintah dengan kebijakan tersebut mengabaikan masalah sistemik, seperti jam kerja panjang dan gaji yang rendah. Masalah sistemik demikian membuat layanan penting seperti perawatan darurat menjadi pilihan karier yang kurang menarik.

4. Istri Yoon Suk-Yoel Terlibat Gratifikasi

Kontroversi Yoon juga termasuk skandal Ibu Negara Kim Keon Hee yang terlibat gratifikasi menerima “barang mewah” jelang pemilihan umum legislatif. Kasus ini diketahui publik pada November tahun lalu melalui sebuah akun YouTube yang menyiarkan rekaman tersembunyi.

Reuters melaporkan bahwa video itu direkam oleh seorang pastor Korea-Amerika, Abraham Choi, ketika dirinya bertemu ibu negara.

Berdasarkan rekaman terlihat ibu negara menerima sebuah tas dari brand mewah Dior dari sang pastor. Tas tersebut diperkirakan seharga 3 juta won atau Rp35,29 juta.

5. Yoon Suk-Yeol Menghalangi Penyelidikan Skandal Ibu Negara

Selain skandal tas Dior, ibu negara juga terlibat dalam dugaan manipulasi saham pada awal tahun ini. Majelis Nasional bahkan telah memerintahkan investigasi khusus terkait masalah tersebut.

Namun, dalam laporan The Korea Herald, Yoon menggunakan hak vetonya untuk membatalkan RUU yang memungkinkan Majelis Nasional melakukan investigasi.

"(Kami) menyatakan penyesalan yang mendalam atas langkah sepihak blok oposisi (untuk meloloskan RUU untuk menyelidiki ibu negara) tanpa persetujuan bipartisan," ujar kepala staf kepresidenan Lee Kwan-sup kepada para wartawan, seperti dikutip dari The Korea Herald (5/1/2024).

Selain itu, Lee juga menegaskan bahwa Yoon memiliki kewajiban dalam membatalkan RUU tersebut.

"Yoon memiliki kewajiban untuk memveto RUU yang bertentangan dengan prinsip-prinsip konstitusional," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait INTERNASIONAL atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Yonada Nancy & Iswara N Raditya