Menuju konten utama

Kronologi Demo Ribuan Dokter di Korea Selatan dan Penyebabnya

Penyebab para dokter di Korea Selatan melakukan aksi protes dan mogok kerja karena keputusan reformasi kesehatan pemerintah.

Kronologi Demo Ribuan Dokter di Korea Selatan dan Penyebabnya
Ilustrasi demonstrasi. tirto.id/iStockphoto

tirto.id - Demonstrasi besar-besaran oleh para dokter di Korea Selatan terjadi pada Minggu, 3 Maret 2024. Aksi protes ini dipicu oleh perselisihan antara pemerintah dan para dokter terkait penambahan kuota mahasiswa kedokteran.

Asosiasi Medis Korea (Korean Medical Association/KMA) menginformasikan bahwa sekitar 20.000 dokter diperkirakan berpartisipasi dalam demonstrasi yang berlangsung di bagian barat Seoul tersebut.

Penyebab dari demonstrasi ini dapat ditelusuri dari keputusan pemerintah Korea Selatan yang meningkatkan tekanan terhadap para dokter yang melakukan aksi mogok. Pemerintah bahkan mengajukan tuntutan pidana terhadap beberapa mantan pejabat KMA yang terlibat dalam protes.

Pada tanggal 1 Maret 2024, Kepolisian Seoul melakukan penggerebekan terhadap rumah kantor pejabat KMA dengan tuduhan mendorong para dokter peserta pelatihan untuk meninggalkan pekerjaan dan mendukung pemogokan.

Tindakan penggerebekan ini dianggap oleh KMA sebagai peringatan bahwa pemerintah tidak akan ragu untuk mengambil tindakan hukum jika aksi mogok terus berlanjut.

Meskipun demikian, aksi mogok tetap dilakukan karena ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak memiliki terobosan di tengah meningkatnya risiko gangguan medis yang besar.

Penyebab Demo Dokter di Korea

Sebelumnya, pada Kamis, 29 Februari 2024, pemerintah mengajukan permohonan terakhir kepada para dokter junior untuk kembali bekerja. Ancaman hukuman, termasuk penangguhan izin akan diberikan kepada dokter yang tidak bersedia mematuhi permintaan tersebut.

Meskipun pemerintah sudah memberikan ultimatum, hanya 6 persen atau 565 dari 9.510 dokter yang mogok yang memilih untuk kembali bekerja hingga Kamis sore.

Reaksi internasional pun muncul, dengan Asosiasi Medis Dunia mengeluarkan pernyataan yang menyebut rencana pemerintah sebagai keputusan sepihak yang mendadak dan dilaksanakan tanpa bukti yang jelas serta kurangnya konsultasi dan konsensus dengan kelompok ahli.

Namun, pihak Kementerian Kesehatan Korea Selatan membantah klaim tersebut, menyatakan bahwa pernyataan tersebut hanya mewakili pendapat sepihak para dokter Korea dan menegaskan telah melakukan lebih dari 130 kali pembicaraan dengan kelompok medis.

Serikat Kesehatan dan Medis Korea juga menyuarakan keprihatinan terkait kesenjangan layanan kesehatan yang semakin meningkat dengan penolakan terhadap perawatan medis oleh para spesialis yang dapat mengancam nyawa pasien karena tidak dapat dilakukan tepat waktu.

Ketidakpuasan para dokter terutama terfokus pada kekhawatiran terhadap peningkatan jumlah mahasiswa kedokteran yang drastis.

Mereka berpendapat bahwa sekolah kedokteran tidak dapat menangani peningkatan jumlah mahasiswa yang begitu tajam, dan rencana perekrutan ini tidak menangani kekurangan dokter di bidang spesialis tertentu, seperti pediatri dan departemen darurat, yang memiliki bayaran rendah.

Para dokter juga menyuarakan kekhawatiran bahwa penambahan dokter baru dapat meningkatkan biaya layanan medis publik karena persaingan yang lebih besar akan menyebabkan perlakuan berbeda terhadap para pasien.

Ketidaksetujuan ini mencapai puncaknya ketika pemerintah mengancam akan mencabut lisensi hampir 9.000 dokter peserta pelatihan dan residen yang melakukan mogok. Para dokter yang mogok telah mengganggu operasional rumah sakit dengan melakukan aksi protes selama hampir dua minggu.

Kronologi Protes para Dokter di Korea Selatan

Berikut adalah kronologi dari demonstrasi yang dilakukan oleh para dokter di Korea Selatan belakangan ini:

1. Awal Februari 2024: Rencana Reformasi Sistem Kesehatan Diumumkan

Pada awal Februari 2024, pemerintah Korea Selatan mengumumkan rencana reformasi sistem kesehatan. Salah satu poin utama dari rencana tersebut adalah peningkatan kuota penerimaan mahasiswa kedokteran sebanyak 2,000 orang mulai tahun 2025.

Tujuannya adalah mengatasi kekurangan dokter di tengah penuaan penduduk yang cepat di Korea Selatan.

2. 20 Februari 2024: Awal Mogok Kerja

Ribuan dokter magang di rumah sakit besar Korea Selatan memulai aksi mogok kerja sebagai bentuk protes terhadap rencana reformasi kesehatan pemerintah.

3. 21 Februari 2024: Peningkatan Jumlah Dokter yang Mogok

Pada tanggal ini, aksi mogok kerja terus berlanjut, dan ribuan dokter magang di rumah sakit besar Korea Selatan ikut bergabung dalam protes.

4. 1 Maret 2024: Penggerebekan oleh Kepolisian Seoul

Kepolisian Seoul melakukan penggerebekan terhadap rumah kantor pejabat Asosiasi Medis Korea (KMA). Tindakan ini dapat dianggap sebagai respons terhadap peran atau dukungan yang diduga diberikan oleh KMA kepada aksi mogok dokter.

5. 3 Maret 2024: Peningkatan Jumlah Dokter yang Keluar dari Pekerjaan

Pada tanggal ini, hampir 10.000 dokter junior, atau sekitar 80 persen dari tenaga kerja peserta pelatihan, meninggalkan pekerjaan mereka.

6. 4 Maret 2024: Tuntutan Pidana terhadap Mantan Pejabat KMA

Dokter yang terlibat dalam protes mengajukan tuntutan pidana terhadap beberapa mantan pejabat KMA.

7. 4 Maret 2024: Protes Terhadap Peningkatan Tekanan Pemerintah

Para dokter melakukan protes terhadap pemerintah dan mengecam peningkatan tekanan terhadap dokter yang melakukan mogok sebagai respons tindakan hukum atau tindakan keras pemerintah terhadap aksi protes mereka.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Fajri Ramdhan

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Fajri Ramdhan
Penulis: Fajri Ramdhan
Editor: Dipna Videlia Putsanra