tirto.id - Serangan Iran ke Israel semakin meningkatkan ketegangan di wilayah Timur Tengah. Kabar terbaru, rudal dan misil Iran berhasil menjebol sistem keamanan udara Israel, iron dome Selasa (1/10/2024). Perseteruan tersebut membuat publik khawatir akan kemungkinan perluasan konflik yang dapat memicu Perang Dunia Ketiga. Lantas, kenapa Iran serang Israel bisa picu Perang Dunia Ketiga?
Pembantaian Israel kepada masyarakat Palestina membuahkan eskalasi konflik di wilayah Timur Tengah. Serangan Israel yang mulanya hanya menargetkan Palestina meluas ke negara di sekitarnya.
Tidak tinggal diam melihat Israel membuat onar, Iran bersama sekutunya, Suriah, Yaman, dan Irak, menghujani Israel dengan serangan udara sebagai bentuk pembalasan atas kekejaman Israel. Konflik tidak kunjung reda, aksi saling balas rudal yang melibatkan sejumlah pihak terus terjadi.
Pada Selasa (1/10/2024), Iran meluncurkan serangan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel. Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC) mengatakan bahwa serangan tersebut dilakukan Iran sebagai bentuk balasan dari serangan mematikan Israel terhadap orang-orang di Gaza dan Lebanon.
Ini juga disebut aksi pembalasan atas terbunuhnya pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, komandan IRGC Abbas Nilforoushan, pada pekan lalu, serta pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran, pada Juli lalu.
AS sebagai sekutu utama Israel memberikan tanggapan cepat terhadap serangan Iran pada hari Selasa. Dikutip dari laporan AP News, Presiden Joe Biden, mengatakan bahwa pemerintahannya “sepenuhnya mendukung” Israel dan bahwa ia sedang dalam “diskusi aktif” dengan para ajudan tentang tanggapan yang tepat terhadap Iran.
Menyusul serangan tersebut, topik mengenai kemungkinan serangan Iran menjadi pemicu Perang Dunia Ketiga menjadi perbincangan. Menanggapi kekhawatiran publik, Dewan Keamanan PBB menjadwalkan pertemuan darurat pada hari Rabu (2/10/2024) pagi untuk membahas situasi yang meningkat di Timur Tengah.
Kenapa Serangan Iran ke Israel Bisa Picu Perang Dunia Ketiga?
Serangan Iran ke Israel bisa menjadi pemicu Perang Dunia Ketiga mengingat konflik yang berkepanjangan di Timur Tengah melibatkan banyak pihak di dalamnya. Seperti ditulis oleh Ken Klippenstein dan Daniel Boguslaw dalam artikel yang dipublikasikan di laman The Intercept_, menggaris bawahi konflik rumit yang telah berlangsung di Timur Tengah dalam beberapa dekade terakhir, tidak ubahnya bagai api di dalam sekam.
Di Timur Tengah, Amerika Serikat (AS), Turki, Irak, dan bahkan Iran memiliki pijakan di Suriah karena perang saudara di negara itu terus berlanjut. Milisi-milisi Iran; yang didanai atau didukung oleh Iran; atau milisi-milisi independen di Suriah dan Irak menargetkan pasukan AS di Suriah, Irak, dan sekarang Yordania.
Amerika Serikat mengebom, tetapi begitu juga Israel, dan Turki, dan mitra “diam” AS lainnya dalam perang melawan Iran, dan Suriah, dan ISIS, dan Hizbullah. Perang melawan ISIS, Operation Inherent Resolve, menurut AS, melibatkan lebih dari 80 “mitra” yang bertempur bukan hanya di Suriah dan Irak, tapi juga di Afganistan dan Libya.
Sebuah koalisi yang terdiri dari 80 negara lebih, namun AS enggan menyebutkan nama mereka semua, terutama operator “khusus” sekutu yang secara sembunyi-sembunyi bekerja di lapangan.
Namun, yang saat ini diketahui publik Internasional ada 10 negara telah terlibat dalam serangan udara terhadap target-target Houthi di Yaman, termasuk AS, Inggris, Australia, Bahrain, Kanada, Denmark, Jerman, Belanda, Selandia Baru, dan Korea Selatan.
Seperti banyak konflik lainnya, tidak jelas siapa yang mengebom siapa dan dari mana, begitu juga dengan para pemeran pendukung lainnya. AS mengebom dari kapal induk dan dari negara-negara Teluk, serta dari Kuwait dan Yordania, dan bahkan mungkin dari Arab Saudi dan Oman.
Di Laut Merah, negara-negara yang sama, ditambah Prancis, Italia, Norwegia, Seychelles, Spanyol, Yunani, Finlandia, Australia, dan Sri Lanka, telah bergabung untuk menangkis serangan Houthi di laut. Bahkan lebih banyak lagi negara yang diduga berpartisipasi dalam koalisi ini secara rahasia, mengingat sensitivitas seputar dukungan untuk Israel selama perang dengan Hamas.
Berkaitan dengan penjelasan bahwa AS bersama 80 negara lainnya telah berkoalisi dalam konflik di Timur Tengah, serangan Iran bisa menjadi pemicu api peperangan berkobar besar. Pasalnya, hampir setengah dari jumlah seluruh negara di dunia telah secara tidak kasat mata terlibat dalam peperangan, hanya soal waktu mereka akan muncul ke permukaan.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra