tirto.id - Iron Dome, sistem pertahanan Israel, tidak mampu menjadi penangkal rudal Iran yang berjumlah ratusan pada Selasa (1/10/2024) malam hari. Bagaimana cara kerja iron dome ini?
Serangan Iran terhadap Israel diTel Aviv disebabkan oleh serangan Israel ke selatan Beirut, Lebanon pekan lalu. Pada Jumat (29/9/2024), Israel menewaskan sejumlah pimpinan Hizbullah, termasuk Hasan Nasrallah.
“Kemartirannya [Hassan] hanya akan memperkuat tekad perlawanan untuk melanjutkan perjuangan melawan musuh Zionis dan membebaskan Palestina,” ujar Hizbullah dalam pernyataan, dikutip Antara News.
Menindaklanjuti perkara ini, Iran mengirim rudal berjumlah ratusan ke daerah Tel Aviv, Israel, Selasa kemarin. Serangan tersebut berhasil menembus sistem pertahanan Iron Dome dan mencapai daratan kubu lawan.
Kebobolan ini sempat terjadi juga pada Sabtu, 7 Oktober 2023, yakni ketika Hamas Palestina meluncurkan ribuan roket ke Israel. Dua peristiwa ini mempunyai keterkaitan, mengingat pasukan Hizbullah berkonflik dengan Zionis lantaran membela rakyat Palestina.
Mengenal Iron Dome, Ini Cara Kerjanya!
Iron Dome merupakan sistem pertahanan Israel yang telah dipakai sejak 2011 silam. Kerap disebut sebagai “Kubah Besi”, alat ini bekerja menggunakan roket lintasan tertentu sehingga bisa menahan serangan udara.
Iron Dome dideskripsikan sebagai sistem anti-mortir, anti-roket, dan anti-artileri. Mengutip BBC, alat militer Israel tersebut dipersiapkan untuk melindungi dan menghalau senjata jarak pendek yang masuk.
Dalam kondisi cuaca apapun, radar pelacakan roket tetap mampu beroperasi. Bahkan diklaim dapat menentukan target serangan yang jatuh, apakah nantinya jatuh ke wilayah berpenduduk maupun tidak berpenghuni.
Berhubungan dengan itu, roket pertahanan Iron Dome hanya diluncurkan untuk melindungi daerah yang terdapat orangnya. Sistem ini pun tersebar luas di sejumlah lokasi di Israel, per tempat ada empat peluncur dengan rudal pencegat sebanyak 20.
Dinukil dari Al Jazeera, Iron Dome ini bisa memberikan serangan roket di kota dengan jarak serangan antara 4 sampai 70 kilometer. Angka itu setara dengan 2,5 sampai 43 mil, namun diungkap ahli bisa diperluas jangkauannya.
Sejarah Pengembangan Iron Dome dan Riwayat Kebobolannya
Pasukan Hizbullah, kelompok militer yang berbasis di Lebanon Selatan, sempat menghantarkan ribuan roket ke wilayah Israel pada 2006 silam. Dampak kerusakan ini terbilang besar, bahkan menimbulkan korban jiwa hingga puluhan orang.
Berangkat dari peristiwa itu, Israel berniat mengembangkan sistem pertahanan udara untuk menghalau rudal. Iron Dome atau Kubah Besi pun berhasil dibuat oleh Israel Rafael Advanced Defense System and Israel Aerospace Industries.
Pengembangan ini memberikan perhatikan kepada kancah internasional, sebagaimana dilaporkan Al Jazeera. Pengiriman pernah dilakukan ke Angkatan Darat Amerika Serikat (2020), bahkan diklaim pula menjadi basis pertahanan Ukraina dalam perang melawan Rusia.
Kendati demikian, alat untuk bertahan milik Israel ini baru saja mengalami kebobolan sebanyak dua kali dalam satu tahun terakhir, misalnya pada saat serangan Hamas yang menerobos Iron Dome pada 7 Oktober 2023 lalu.
Adapun baru saja terjadi serangan Iran lewat ratusan roket yang juga membobol pertahanan Israel. Peristiwa itu terjadi pada Selasa (1/10/2024), tampak bahwa Iron Dome tidak berhasil menghalau roket Iran untuk jatuh ke daratan Tel Aviv.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dipna Videlia Putsanra