tirto.id - Kementerian Keuangan memperkirakan laju inflasi tahun ini berada dikisaran 3,5 persen sampai dengan 4,5 persen. Proyeksi ini mempertimbangkan kenaikan harga komoditas global terutama energi dan pangan.
"Ini memang lebih tinggi dari proyeksi awal APBN 2022. Kenaikan ini tentu akan berpotensi meningkatkan harga komoditas dalam negeri," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Febrio Kacaribu dalam konferensi pers APBN Kita di Jakarta ditulis Kamis (28/7/2022).
Lebih lanjut, Febrio menuturkan pemerintah masih akan terus mewaspadai berbagai perkembangan terkini. Termasuk menstabilkan harga pangan untuk mengantisipasi dampak lonjakan inflasi terhadap harga ditingkat konsumen.
Kemudian dia juga menuturkan di tengah meningkatnya ketidakpastian global, instrumen APBN akan tetap hadir menjadi bantalan bagi masyarakat. Tujuannya untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional serta daya beli masyarakat.
"Dalam konteks ini untuk menjaga daya beli tercermin dari angka inflasi yang relatif terjaga dibandingkan banyak negara lain," tegasnya.
Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi pada Juni 2022 mencapai 0,61 peren mom (month-to-month). Sementara inflasi tahun kalender adalah 3,19 persen.
Sedangkan secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi Juni 2022 berada di 4,35 persen. Itu lebih tinggi dibandingkan Mei 2022 yang mencapai 3,55 persen, sekaligus jadi tertinggi sejak Juni 2017.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin