Menuju konten utama

Kemenhub Mau Atur Drone Bisa Angkut Sembako MBG di Daerah 3T

Pengoperasian drone akan diatur secara ketat, seperti rute penerbangan, tujuan hingga pengaturan ruang udara dan navigasinya.

Kemenhub Mau Atur Drone Bisa Angkut Sembako MBG di Daerah 3T
Operator dari Maxxi Tani menerbangkan pesawat tanpa awak atau drone untuk menyemprotkan pestisida di area persawahan Desa Tanara, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Banten, Rabu (1/10/2025). Kelompok tani Sukamaju, Desa Tanara mulai menggunakan teknologi drone pertanian untuk penyemprotan pestisida sebab dinilai lebih efektif dan efisien jika dibandingkan cara konvensional karena hanya membutuhkan waktu rata-rata 15 menit untuk satu hektare lahan dengan tarif Rp550 ribu-Rp600 ribu termasuk larutan pestisida per hektarenya. ANTARA FOTO/Angga Budhiyanto/foc.

tirto.id - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah mematangkan aturan penggunaan pesawat nirawak (drone) di wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T). Salah satunya, untuk digunakan mengangkut sembako bagi program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub, Sokhib Al Rohman, mengatakan bahwa wacana tersebut mempertimbangkan keterbatasan akses transportasi di banyak wilayah 3T.

"Contoh misalnya wilayah Papua, untuk mengangkut sembako, untuk mengangkut peralatan-peralatan berat, untuk pembangunan infrastruktur di atas-atas gunung sana, untuk daerah-daerah yang di pedalaman, atau bahkan untuk mengangkut MBG, daerah-daerah yang pulau-pulau terpencil. Itu kita bisa lakukan (dengan drone besar)," kata Sokhib saat berada di Gedung Kemenhub, Jakarta Pusat, dikutip Jumat (24/10/2025).

Selain mempermudah dan mencepat pengiriman logistik, Sokhib menilai penggunaan drone di daerah 3T juga akan menciptakan regulasi baru terkait penggunaannya.

Pengoperasian drone juga akan diatur secara ketat, seperti rute penerbangan, tujuan hingga pengaturan ruang udara dan navigasinya.

"Kita bisa atur, ruang udaranya seperti apa, controller-nya untuk air navigation-nya seperti apa, terus kemudian jalur penerbangannya seperti apa. Kita susun di (regulasi) situ," imbuhnya.

Selain pengaturan aspek operasional, Kemenhub juga mendorong tumbuhnya industri drone dalam negeri.

“Maka untuk itu kita ingin mendorong produsen dalam negeri, ada dua produsen dalam negeri yang siap untuk membuat drone. Dua-duanya ada di Bandung. Yang pertama adalah PT Inter Aero, yang kedua adalah PT Vela,” jelas Sokhib.

Ia mengungkapkan PT Vela bahkan telah mencapai tahap uji coba prototype drone besar tanpa pilot.

"Namun demikian Vela juga sudah membuat prototype 1 banding 3. 1 banding 3-nya sudah terbang, dia akan menuju ke 1 banding 1. Dan Insyaallah kalau ini bisa, drone besar tanpa pilot bisa mengangkut kurang lebih 700 kilogram,” paparnya.

Baca juga artikel terkait DRONE atau tulisan lainnya dari Natania Longdong

tirto.id - Insider
Reporter: Natania Longdong
Penulis: Natania Longdong
Editor: Hendra Friana