Menuju konten utama

Kemendag Terbitkan Persetujuan Impor Gula dan Bawang Putih

Kemendag telah menerbitkan Persetujuan Impor (PI) bagi komoditas bawang putih dan gula pasir.

Kemendag Terbitkan Persetujuan Impor Gula dan Bawang Putih
Pedagang menata bawang putih yang dijual di Pasar PSPT Tebet, Jakarta, Senin (2/3/2020). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.

tirto.id - Kementerian Perdagangan telah menerbitkan Persetujuan Impor (PI) bagi komoditas bawang putih dan gula pasir. Kedua komoditas itu saat ini tengah mengalami kelangkaan terutama mendekati Ramadan dan lebaran 2020.

Kemendag juga meminta agar masyarakat tak khawatir dengan konfirmasi atas kasus pertama virus Corona atau Covid-19 yang baru-baru ini diumumkan Presiden Joko Widodo. Sebab kedua pasokan komoditas itu akan segera dipenuhi dengan importasi yang akan datang.

“Untuk pemenuhan kebutuhan beberapa komoditas pangan seperti halnya gula pasir dan bawang putih, kami juga telah menerbitkan Persetujuan Impor (PI) untuk kedua komoditi dimaksud,” ucap Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Suhanto dalam keterangan tertulis, Selasa (3/3/2020).

Kendati demikian, Suhanto belum merinci berapa jumlah yang dikabulkan kementeriannya. Ia juga tak menyebutkan perusahaan mana saja yang telah mendapatkan PI ini.

Menurut Kementerian Pertanian stok bawang putih di Indonesia tersisa 80 ribu ton dan hanya cukup memenuhi kebutuhan kurang dari 2 bulan. Lalu masih ada potensi panen sekitar 30 ribu ton pada April 2020.

Kementan menyatakan Indonesia perlu melakukan importasi 103 ribu ton. Jumlah itu akan cukup memenuhi stok selama 2-3 bulan dengan asumsi kebutuhan per bulan di kisaran 46 ribu ton.

Impor bawang putih ini nantinya akan dilakukan dari India dan Thailand. Kedua negara itu dipilih karena Cina selaku pemasok sekitar 90 persen bawang putih Indonesia sedang mengalami wabah Corona sehingga diprediksi akan mengganggu transportasi dan pengapalan.

Untuk Komoditas gula, Kementan mencatat kebutuhan impornya berada di kisaran 130 ribu ton. Sebabnya panen tebu diperkirakan akan terjadi sesudah lebaran. Lalu masa penggilingan masih akan mundur lagi karena proses tanam tertunda sebagai akibat musim kemarau berkepanjangan di 2019.

Negara yang akan menjadi sasaran importasi adalah India. Negara tersebut dipilih karena Indonesia ingin memuluskan ekspor sawit ke negara itu.

Baca juga artikel terkait IMPOR atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz