tirto.id - Kementerian Pertanian menyatakan Indonesia akan mengimpor gula konsumsi atau gula kristal putih (GKP) dari India, untuk memenuhi kebutuhan jelang puasa. Rencananya, gula dari India ini akan dibarter produk sawit Indonesia.
“Kami mengajukan juga kebutuhan impor baru 130 ribu ton dari india. Ini kita barter, kalau enggak sawit kita enggak masuk ke sana,” ucap Kepala Badan Ketahanan Pangan Agung Hendriadi kepada wartawan di Menara Kadin, Kamis (27/2/2020).
Sebelumnya Indonesia sudah melakukan importasi daging kerbau. Agung bilang dari importasi terakhir, pasokan daging dipastikan aman karena sudah ada 50 ribu ton daging kerbau yang masuk.
Ia bilang kebutuhan impor gula konsumsi ini disebabkan karena masa panen tebu yang terjadi belakangan. Kata dia, waktunya terlambat bila mengandalkan panen tebu.
Belum lagi ia mendapati ada potensi keterlambatan waktu giling tebu. Periode giling sebenarnya berada di kisaran Juni-Juli 2020 tetapi masanya dipastikan akan mundur karena waktu tanam yang tertunda musim kemarau 2019.
“Bulan Mei (impor gula) harus sudah masuk,” ucap Agung.
Ketika ditanya mengenai kapan importasi akan dilakukan, ia mengaku belum mengetahuinya. Namun ia memastikan Kementan sudah membahas hal ini di Kementerian Koordinator Perekonomian. “Sudah nanti Kemenko yang menyampaikan.”
Nilai yang disebut Agung juga relatif lebih kecil dari usulan Bulog senilai 200 ribu ton gula seperti yang diucapkan oleh Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi kepada wartawan di Kantor Pusat Bulog, Rabu (19/2/2020).
Ketika ditanya siapa pelaku importirnya, Agung belum dapat memastikan. Namun ia bilang importasi gula nantinya belum tentu akan dilakukan sepenuhnya oleh Bulog.
“130 ribu ton tidak harus ke Bulog semua,” ucap Agung.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti