Menuju konten utama

Bulog Usul Pemerintah Beri Penugasan Impor Gula 200 Ribu Ton

Bulog beralasan tingginya harga gula perlu diantisipasi menjelang bulan puasa dan lebaran.

Bulog Usul Pemerintah Beri Penugasan Impor Gula 200 Ribu Ton
Ilustrasi gula. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Perum Bulog mengusulkan pemerintah memberi penugasan importasi gula konsumsi sebanyak 200 ribu ton. Bulog menyatakan impor gula ini ditujukan untuk mengisi pasokan gula yang harganya dalam tren naik yakni di kisaran Rp14 ribu per kilogram, lebih tinggi dari Harga Eceran Tertinggi (HET) di kisaran Rp12.500 per kilogram.

“Panen (tebu) kan, setelah lebaran. Jadi kami mengusulkan untuk mendapat penugasan importasi gula 200 ribu ton. Itu gula konsumsi bukan raw sugar (untuk industri),” kata Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi kepada wartawan saat ditemui di Kantor Pusat Bulog, Rabu (19/2/2020).

Tri menyatakan tingginya harga gula ini perlu diantisipasi lantaran menjelang bulan ramadan dan lebaran. Ia bilang ada kebutuhan konsumsi cukup tinggi pada hari besar tersebut.

Antisipasi juga diperlukan lantaran panen tebu jatuh di bulan Juni 2020. Dengan kata lain, kata Tri, pasokan gula dari dalam negeri baru akan tersedia usai lebaran, sehingga ia menilai perlu ada cadangan gula konsumsi.

“Banyak pihak yang minta kalo bulog harus punya stok. Kita sampaikan itu ke rakor (Rapat koordinasi bersama Menko Perekonomian) bahwa kami butuh untuk stabilisasi harga,” ucap Tri.

Tri menyebutkan saat ini Bulog belum mendapat persetujuan apapun, baik dari Kementerian Perdagangan maupun Kemenko Perekonomian. Ia juga belum tau dari mana pasokan gula impor akan didatangkan. Namun, yang pasti ia menilai perlu ada keputusan segera untuk melakukan importasi gula.

“Ya sebulan harus masuk. Kan yang jadi persoalan menjelang lebaran itu. April-Mei 2020. Jadi harus masuk harus segera diputuskan,” ucap Tri.

Baca juga artikel terkait IMPOR GULA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan