Menuju konten utama

Petani Tebu Sebut Impor Bikin Swasembada Gula Kian Sulit

Gula impor disebut bakal makin mempersulit pemerintah untuk mengejar target swasembada gula.

Petani Tebu Sebut Impor Bikin Swasembada Gula Kian Sulit
Pekerja menyelesaikan proses pembuatan Gula Merah di Desa Piji, Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (3/11/2018). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho.

tirto.id -

Ketua Umum Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Soemitro Samadikoen mengatakan bahwa gula impor bakal makin mempersulit pemerintah untuk mengejar target swasembada gula.

Sebab, kata dia, jika impor yang direalisasikan adalah gula mentah alias raw sugar, maka harga gula di tingkat petani akan jatuh karena pabrik gula lebih memilih gula setengah jadi ketimbang tebu dari petani.

"Kalau kita impor, terus produksi dalam negeri enggak di-push, kita tetap begini, abis dong petani," ujarnya saat dihubungi Rabu (21/2/2020).

Lantaran itu lah, menurutnya, jika pemerintah ingin meningkatkan produktivitas gula dalam negeri, impor gula yang direalisasikan jangan berbentuk raw sugar melainkan gula konsumsi.

"Untuk gula konsumsi, kalau mau impor, impor lah secukupnya. Jangan raw sugar, tapi langsung gula konsumsi. Volume impor harus sesuai dengan yang dibutuhkan," ucapnya.

Pemerintah harus lebih berpihak pada petani untuk mendorong produktivitias tebu lokal dan kapasitas giling tebu oleh perusahaan pabrik gula.

Sebab tahun ini produksi gula diperkirakan hanya mencapai 2,0 sampai 2,1 juta ton atau turun 10 persen di bandingkan hasil produksi gula Indonesia tahun 2019 mencapai sekitar 2,227 juta ton.

Di samping tak punya kepastian pembelian dari pabrik gula, harga patokan petani (HPP) tak kunjung dinaikkan oleh Presiden.

Baca juga artikel terkait IMPOR GULA atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Hendra Friana