tirto.id - Badan Pangan Nasionall (Bapanas) menyebut pemerintah akan mengimpor 200 ribu ton gula kristal mentah (GKM) atau raw sugar di tahun 2025. Hal ini dilakukan guna memperkuat stok cadangan pangan pemerintah (CPP) saat menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idulfitri.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menyatakan aksi impor gula kristal ini juga merupakan upaya untuk mengantisipasi fluktuasi harga gula konsumsi di periode Ramadan tersebut. Tentunya, langkah tersebut diambil dengan menjamin tidak akan memberikan dampak ke petani, terutama saat masa panen yakni di bulan April, Mei, dan Juni.
“Kemudian raw sugar itu akan murah biayanya pada saat gilingnya bersamaan dengan panen. Itu pertimbangannya. Sekitar 200 ribu ton raw sugar, datangnya tahun ini secara bertahap, tapi jaminannya, jangan sampai petani harganya jatuh,” ujar Arief dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (13/2/2025).
Arief juga menuturkan, langkah importasi gula ini didorong oleh harga bahan pangan itu yang bergerak naik. Berdasarkan yang dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS), gula saat ini berkontribusi terhadap inflasi sebesar 1,4 persen.
“Tadi harga gula dilaporkan BPS, harganya mulai bergerak naik. Kontribusi inflasinya 1,4 persen, sehingga kita semua memerlukan tambahan berupa raw sugar yang nanti akan diproses untuk CPP,” ungkapnya.
Namun, dia kembali menekankan bahwa rencana importasi ini tak dilakukan untuk gula kristal putih atau gula yang siap dikonsumsi. Arief menambahkan, gula kristal mentah yang diimpor dari luar negeri ini ditujukan untuk cadangan pemerintah.
"Jadi importasi bukan dalam bentuk GKP (gula kristal putih), tidak langsung begitu. Yang jadi catatan adalah importasi yang dilakukan ini hanya untuk CPP. Kita mau menaikkan stok level yang dipegang pemerintah. Bukan karena kekurangan produksi, karena kita masih cukup,” jelasnya.
Dia pun menyatakan bahwa stok gula RI masih cukup untuk 4 hingga 5 bulan ke depan. Namun, Arief mengatakan pemerintah tak ingin mengambil resiko dengan memastikan harga di tingkat petani tetap terjaga. Arief juga menyatakan importasi gula tersebut akan ditugaskan ke BUMN lantaran pemerintah dinilai akan lebih mudah mengontrol stok dan harga apabila impor gula tersebut melalui BUMN.
“Penugasannya nanti kita akan bersurat kepada Menteri BUMN dan kita akan diskusikan ya,” jelas Arief.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Andrian Pratama Taher