tirto.id - Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso, mengaku sudah memproses persetujuan impor (PI) gula mentah (raw sugar) 200 ribu ton. Diketahui, kegiatan impor tersebut merupakan penugasan dari pemerintah kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pangan untuk memenuhi kebutuhan cadangan pangan pemerintah (CPP).
“Sudah diproses, jadi ini hanya cadangan pangan pemerintah ya, kita kan, produksinya cukup,” kata Mendag Budi, saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (7/3/2025).
Sebelumnya, Badan Pangan Nasionall (Bapanas) menyebut pemerintah akan mengimpor 200 ribu ton gula kristal mentah (GKM) atau raw sugar di tahun 2025. Hal ini dilakukan guna memperkuat stok cadangan pangan pemerintah (CPP) saat menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idul Fitri.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menyatakan aksi impor gula kristal ini bagian dari upaya untuk mengantisipasi fluktuasi harga gula konsumsi di periode Ramadan tersebut. Tentunya, langkah tersebut diambil dengan menjamin tidak akan memberikan dampak ke petani, terutama saat masa panen yakni di bulan April, Mei, dan Juni.
“Kemudian raw sugar itu akan murah biayanya pada saat gilingnya bersamaan dengan panen. Itu pertimbangannya. Sekitar 200 ribu ton raw sugar, datangnya tahun ini secara bertahap, tapi jaminannya, jangan sampai petani harganya jatuh,” ujar Arief dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (13/2/2025).
Dia pun kembali menekankan bahwa rencana importasi ini tak dilakukan untuk gula kristal putih atau gula yang siap dikonsumsi. Arief menambahkan, gula kristal mentah yang diimpor dari luar negeri ini ditujukan untuk cadangan pemerintah.
"Jadi, importasi bukan dalam bentuk GKP (gula kristal putih), tidak langsung begitu. Yang jadi catatan adalah importasi yang dilakukan ini hanya untuk CPP. Kita mau menaikkan stok level yang dipegang pemerintah. Bukan karena kekurangan produksi, karena kita masih cukup,” tutur dia.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama