tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), mengakui saat masih menjabat sebagai Menteri Perdagangan (Mendag) kerap disebut sebagai menteri yang gemar melakukan kegiatan impor.
Kini, dia mengakui terus diperintahkan oleh Presiden Prabowo Subianto untuk memprioritaskan kebutuhan pangan dari produksi lokal atau dalam negeri.
“Presiden mengatakan usaha dulu, jangan dikit-dikit impor karena saya dulu (saat menjadi) Mendag dicapnya doyan impor, Pak,” ungkap Zulhas di The Westin, Jakarta, Rabu (26/2/2025).
Zulhas menyatakan bahwa bukan tugas Menteri Perdagangan dalam memutuskan kegiatan impor pangan pada saat itu, melainkan keputusan ada pada level menteri koordinator.
“Padahal yang memutuskan impor itu Menko, sekarang saya Menkonya, ya udah saya yang atur sekarang,” ucapnya.
Zulhas optimistis Indonesia tidak akan melakukan impor untuk komoditas beras, jagung, hingga garam. Dia menyebut pada 2024 lalu, Indonesia melakukan impor beras hampir 4 juta ton, jagung 2,8 juta ton, dan garam yang hampir 3 juta ton.
“Kami ikhtiar dulu, perbaiki irigasi, kita larang dulu impor beras, tidak boleh impor jagung, tidak boleh impor garam,” terang Zulhas.
Mengenai impor beras, dia pun menginginkan agar RI tidak melakukan impor beras tahun ini, selaras dengan upaya pemerintah yang ingin meningkatkan produksi beras. Dia pun memperkirakan akan ada penambahan setara 10 juta ton gabah setara beras.
“Maka kita akan menambah 10 juta ton gabah. Jadi setara beras, total produksi kita bisa menjadi kira-kira 33 juta. 33 juta sampai 34 juta produksi kita per tahun. Kebutuhan kita rata-rata 31, oleh karena itu kami yakin, kami percaya diri, tahun ini kita tidak impor lagi,” tegas Zulhas.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Bayu Septianto