Menuju konten utama
Jelang Pemilu 2024

Jejak Politik Wiranto: Golkar, Hanura, Kini Bakal Gabung PAN?

Pernah di Golkar dan pendiri Hanura, Wiranto dikabarkan bakal gabung dengan PAN jelang Pemilu 2024. 

Jejak Politik Wiranto: Golkar, Hanura, Kini Bakal Gabung PAN?
Wiranto (kanan) dan Presiden Indonesia ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. (AP Photo, File)

tirto.id - Wiranto dikabarkan bakal bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN) di tengah hangatnya berbagai isu jelang Pemilu 2024. Jika nantinya kabar itu benar, maka PAN akan menjadi partai politik ke-3 Wiranto setelah Golkar dan Hanura.

Sebagai pensiunan jenderal TNI yang sudah berkarier sejak masa Orde Baru, Wiranto memiliki segudang pengalaman untuk menempatkan dirinya dalam percaturan politik tanah air. Karier politik dan pemerintahan Wiranto pun cukup cemerlang dengan menempati sejumlah posisi strategis.

Pamor Wiranto semakin meroket usai lengsernya Soeharto dari kursi kepresidenan akibat gelombang Reformasi 1998. Saat itu, Wiranti menjabat sebagai Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (kini Panglima TNI) sekaligus Menteri Pertahanan dan Keamanan.

Sejak 29 Oktober 1999, pada era Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Wiranto dipercaya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Jabatan serupa yang juga diembannya sejak 27 Juli 2016 dalam masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Profil Wiranto: Dari Militer ke Kabinet

Wiranto dilahirkan di Yogyakarta pada 4 April 1947, lulus dari Akademi ABRI (Akabri) pada 1968. Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia memulai karier militer sebagai Letnan Dua Infanteri di Batalyon Infanteri Angkatan Darat.

Pada awal karier militernya, Wiranto pernah ditugaskan sebagai Komandan Peleton Yonif 713 Gorontalo, Sulawesi Selatan.

Kariernya kian menanjak tatkala ia ditunjuk sebagai Ajudan Presiden Soeharto pada 1989-1993. Sejak menjadi kepercayaan presiden, tercatat Wiranto menjabat Kasdam Jaya, Pangdam Jaya, Panglima Kostrad, Kepala Staf Angkatan Darat, hingga Panglima ABRI.

Ketika Reformasi 1998 terjadi dan Soeharto lengser, posisi Wiranto sangat strategis dan menempatkannya sebagai salah satu pemain kunci bersama B.J. Habibie, wakil presiden yang akhirnya naik sebagai presiden.

Oleh Presiden B.J. Habibie, Wiranto tetap dipertahankan sebagai Panglima ABRI atau orang nomor satu dalam strata angkatan perang Republik Indonesia.

Di masa pemerintahan selanjutnya, yakni era Presiden Gus Dur, Wiranto dipercaya menjadi Menteri Koordinator Politik dan Keamanan, meski kemudian mengundurkan diri.

Jejak Politik Wiranto: Golkar, Hanura, Lalu PAN?

Partai politik pertama Wiranto adalah Golongan Karya (Golkar). Jelang Pemilu atau Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004, ia maju dalam konvensi calon presiden (capres) Partai Golkar.

Dalam konvensi capres yang juga diikuti oleh Akbar Tanjung, Aburizal Bakrie, Surya Paloh, dan Prabowo Subianto itu, Wiranto tampil sebagai pemenang dan berhak maju ke Pilpres 2004 dari Partai Golkar.

Wiranto berpasangan dengan Salahuddin Wahid (Gus Solah), adik Gus Dur, sebagai calon wakil presiden (cawapres) dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang berkoalisi dengan Golkar.

Namun, pasangan Wiranto-Gus Solah kalah di putaran pertama Pilpres 2004 karena hanya menempati urutan ke-3. Pilpres 2004 akhirnya dimenangkan oleh pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla (JK).

Jelang akhir tahun 2006, Wiranto memutuskan keluar dari Golkar dan kemudian mendirikan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) yang dideklarasikan pada 21 Desember 2006. Wiranto tampil sebagai Ketua Umum Hanura yang pertama.

Bersama Hanura, Wiranto kembali maju dalam Pilpres 2009 dengan menggandeng Jusuf Kalla sebagai wakilnya. Namun, SBY kembali menjadi pemenang yang menggandeng Budiono sebagai cawapres.

Wiranto kembali mencoba peruntungannya pada pemilu selanjutnya, yakni Pilpres 2014. Kali ini ia berpasangan dengan taipan media nasional, Hary Tanoesoedibjo.

Namun, Wiranto lagi-lagi gagal mencapai kursi kepresidenan. Pilpres 2014 dimenangkan oleh pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.

Kejutan dalam karier politik Wiranto terjadi pada akhir tahun 2016. Posisi Wiranto sebagai Ketua Umum Hanura digeser oleh Oesman Sapta Odang (OSO).

Pada 2016 pula, pemerintahan Jokowi-JK melibatkan Wiranto untuk duduk di kabinet. Ia ditunjuk sebagai Menkopolhukam, menggantikan Luhut Binsar Panjaitan yang menempati pos Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Usai Pilpres 2019 yang kembali dimenangkan Jokowi dan kali ini berpasangan dengan KH Ma'ruf Amin, Wiranto dipercaya sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).

Sejak bergabung dengan Wantimpres, Wiranto disebut-sebut keluar dari Hanura. Dan kini, jelang Pemilu 2024, Wiranto dikabarkan bakal bergabung dengan PAN.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Politik
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Iswara N Raditya