Menuju konten utama

Industri Aviasi Sumbang 6 Juta Lapangan Kerja dan 4,52% ke PDB

Kontribusi industri penerbangan sebesar 4,52 persen ke PDB sudah termasuk dampak tak langsungnya, seperti industri pariwisata hingga pengeluaran konsumen.

Industri Aviasi Sumbang 6 Juta Lapangan Kerja dan 4,52% ke PDB
Pekerja membongkar muat kargo dari pesawat Garuda Indonesia setibanya di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM), Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Sabtu (22/5/2021). ANTARA FOTO/Ampelsa/wsj.

tirto.id - Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, mengungkap bahwa industri penerbangan berkontribusi luas pada perekonomian dan penyerapan tenaga kerja.

Mengutip data International Air Transport Association (IATA), Wamildan menjelaskan bahwa, industri aviasi secara langsung mempekerjakan lebih dari 340 ribu tenaga kerja dan menyumbang sekitar 19 miliar dolar Amerika atau sekitar 1,4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

“Sektor penerbangan bukan sekadar urusan transportasi. Ia adalah jantung dari pergerakan ekonomi nasional,” katanya dalam sambutan Indonesia Aero Summit 2025, Rabu (30/7/2025).

Lebih jauh, jika menghitung kontribusi tidak langsung industri penerbangan, seperti industri pariwisata, pengeluaran konsumen, dan pergerakan sumber daya maka dampaknya akan lebih besar.

“Bila kita memperhitungkan kontribusi tidak langsungnya, maka industri ini mendukung sekitar 6 juta lapangan pekerjaan dan menyumbang lebih dari 62 miliar dolar AS ke perekonomian nasional,” ujarnya.

Sebagai informasi, Perekonomian Indonesia 2024 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp22.139 triliun. Dengan demikian, sumbangan industri aviasi sebesar 62 miliar dolar AS atau sekitar Rp1 kuadriliun (kurs Rp16.400 per dolar AS) terhadap PDB mencapai 4,52 persen.

Dia pun menjelaskan kondisi industri penerbangan nasional. Pada 2025 terjadi peningkatan 7,7 persen pada penerbangan domestik dan 6,8 persen penerbangan internasional.

“Keduanya menunjukkan tren pertumbuhan yang sangat menjanjikan, melanjutkan peningkatan dua digit yang juga terjadi pada tahun 2024,” ujarnya.

Namun demikian, meskipun jumlah penumpang hampir kembali ke tingkat sebelum pandemi, total keseluruhan volume penerbangan di Indonesia masih sekitar 12 persen di bawah angka tahun 2019.

“Artinya, permintaan sudah kembali, tetapi kapasitas kita belum sepenuhnya pulih,” tuturnya.

Baca juga artikel terkait PENERBANGAN atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Insider
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Hendra Friana