Menuju konten utama

Indonesia-Prancis Sepakati 26 MoU Bernilai Rp179,3 Triliun

Kerja sama ini juga merupakan tanda 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dengan Prancis.

Indonesia-Prancis Sepakati 26 MoU Bernilai Rp179,3 Triliun
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (14/4/2025). tirto.id/Nabila Ramadhanty Putri Darmadi.

tirto.id - Pemerintah Indonesia dan Prancis telah menandatangani 26 nota kesepemahaman (Memorandum of Understanding/MoU) untuk meningkatkan kerja kedua negara. Total akumulasi nilai dari seluruh MoU yang ditandatangani mencapai 11 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp179,3 triliun (asumsi kurs Rp16.300 per dolar AS).

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaian kesepakatan ini nantinya akan membuat hubungan bilateral antara Indonesia dengan Prancis akan menjadi lebih kuat, seiring hubungan diplomasi dua negara yang telah berlangsung selama 75 tahun terakhir.

"Jadi ini akan membuat Indonesia dan Prancis menjadi sangat kuat. Dan ini juga merupakan tanda 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dengan Prancis," kata Airlangga, dalan konferensi pers Indonesia-France Business Forum, di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu (28/5/2025).

Jika dirinci, sebanyak 16 MoU telah ditandatangani pagi tadi, dengan disaksikan oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Istana Negara. Sedangkan, 10 lainnya ditandatangani dalam Indonesia-France Business Forum dan disaksikan oleh 368 perwakilan dari kedua negara.

"Jadi, itu betul-betul inti dari pidato kedua pemimpin kita, yang akan membawa Indonesia dan Prancis ke tingkat selanjutnya. Tidak hanya antarpemerintah, tapi juga antarpelaku usaha, dan selanjutnya antarmasyarakat," tambah Airlangga.

Melalui kerja sama ini diharapkan akan membuka lebih banyak jalur perdagangan dan kesempatan investasi bagi kedua negara. Apalagi, Prancis dan Indonesia memiliki filosofi serupa terkait perdagangan multilateral.

"Kami memiliki filosofi yang sama tentang respons terhadap geopolitik dan geoekonomi. Dan kami ingin lebih banyak berdagang dan membuka perdagangan serta membuka investasi bagi kedua belah pihak," tutur dia.

Pada kesempatan itu, Airlangga juga mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia tengah berproses untuk menjadi anggota OECD. Tidak hanya itu, dia pun memohon dukungan sari Prancis untuk mendukung Indonesia dalam mempercepat pelaksanaan Indonesia-EU CEPA.

"Saya rasa kita butuh dukungan. Tentu saja ada dua atau tiga isu yang telah ditawarkan kepada kita. Dan sudah saatnya bagi kita untuk mengesampingkan perbedaan dan melanjutkan filosofi keberlanjutan. Kita telah membahas hal ini selama sembilan tahun. Dan sudah saatnya untuk berhenti," tukasnya.

Baca juga artikel terkait KERJA SAMA atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Insider
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Dwi Aditya Putra