Menuju konten utama

Mendag: Menang Lawan WTO Tak Pengaruhi Negosiasi IEU-CEPA

Budi meyakini bahwa penyelesaian negosiasi IEU CEPA dapat rampung pada kuartal pertama di tahun 2025 ini.

Mendag: Menang Lawan WTO Tak Pengaruhi Negosiasi IEU-CEPA
Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso ditemui di sela-sela kegiatan sosialisasi Permendag No.27 tahun 2024 di Hotel Movenpick, Jakarta, Selasa (26/11/2024). tirto.id/Nabila Ramadhanty Putri Darmadi

tirto.id - Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso, memastikan kemenangan Indonesia dalam sengketa sawit dan biodiesel melawan Uni Eropa di sidang Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) tidak akan mempengaruhi proses negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA).

“Enggak, enggak ada (kemenangan Indonesia dalam WTO tidak ada pengaruhnya terhadap proses negosiasi),” ujar Budi di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (22/01/2025).

Budi menyatakan bahkan saat ini pemerintah tengah melakukan penjadwalan kembali untuk melanjutkan perundingan putaran ke-20 dan putaran ke-21. Artinya, dia memastikan perundingan IEU-CEPA akan terus berlanjut.

Dia mengatakan bahwa Indonesia dengan Uni Eropa (UE) sudah menggelar putaran ke-20 perundingan IEU CEPA pada Desember 2024 lalu. Walaupun kedua belah pihak belum kunjung mencapai kata sepakat, Budi meyakini bahwa penyelesaian negosiasi IEU CEPA dapat rampung pada kuartal pertama di tahun 2025 ini.

“Sekarang sedang dijadwalkan perundingan ke-21 IEU CEPA. Sebenarnya perundingan ke-20 hanya belum sepakat terkait masalah teknis saja,” ucap Budi.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan kemenangan Indonesia melawan Uni Eropa di World Trade Organization (WTO) terkait sengketa sawit, bukti bahwa biodiesel CPO di Indonesia bisa bersaing. Kemenangan ini juga sebagai bentuk upaya Indonesia melawan diskriminasi perdagangan global.

“Kemenangan ini merupakan bukti bahwa Indonesia bisa fight dan kita bisa menang. Sehingga biodiesel yang sekarang kita ambil sebagai sebuah kebijakan, itu mau nggak mau dunia harus menerima,” kata Airlangga di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Jumat (17/1/2025).

Airlangga mengatakan Uni Eropa diberi kesempatan untuk tidak mendiskriminasi produk sawit Indonesia. Keputusan WTO tersebut juga berdampak terhadap kebijakan Peraturan Deforestasi Uni Eropa (EUDR).

Airlangga berharap perundingan kerja sama ekonomi Indonesia-Uni Eropa alias Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) yang sudah dilakukan sejak 2016 dapat segera dilaksanakan.

Baca juga artikel terkait SAWIT atau tulisan lainnya dari Nabila Ramadhanty

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Nabila Ramadhanty
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Bayu Septianto