tirto.id - Direktur Utama Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) Kementerian Keuangan, Dalyono, menyebut Indonesia telah mengirim bantuan pangan ke Palestina, tepatnya di wilayah Gaza senilai 12 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp200 miliar. Tidak sendiri, dalam menyalurkan bantuan pangan ini, pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Badan Pangan Dunia (World Food Program).
“Nilai bantuannya cukup besar, yaitu kalau kita rupiahkan, kalau kita dolarkan itu, bantuannya adalah 12 juta dolar AS. Untuk bantuan pangan kepada Palestina, kalau kita rupiahkan sekitar Rp200 miliar. Nah, bagaimana bantuan pangan ini diwujudkan? Yang pertama tadi bahwa karena kita tidak bisa masuk ke Palestina, kemudian kita kerja sama dengan melalui WFP, agar bantuannya dapat diterima langsung kepada masyarakat di Gaza,” ujarnya, dalam Media Gathering APBN 2026, di Novotel, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Kamis (9/101/2025).
Lebih lanjut Dalyono menjelaskan, bantuan pangan ini akan diwujudkan dalam 3 bentuk, di antaranya untuk membantu dapur umum, pemberian lipid nutrient-based atau semacam suplemen kesehatan untuk ibu hamil dan juga anak-anak, serta dalam bentuk high energy biscuit alias biskuit berenergi untuk masyarakat yang terdampak.
“Jadi totalnya ada 12 juta atau 200 miliar rupiah. Kita akan salurkan melalui WFP. Saat ini sedang dalam proses untuk penyalurannya,” imbuh dia.
Sementara itu, bantuan pangan ini disalurkan atas permintaan Presiden Prabowo Subianto, untuk menindaklanjuti pidato yang dia sampaikan dalam pertemuan High-Level International Conference for the Peaceful Settlement of the Question of Palestine and the Implementation of the Two-State Solution yang digelar di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat, Senin (22/9/2025).
“Jadi, ini merupakan salah satu wujud dari komitmen Presiden untuk bagaimana kita memberikan perhatian yang besar kepada Palestina. Terutama karena sedang menghadapi masalah kemanusiaan. itu untuk masyarakat yang di Gaza,” jelas Dalyono.
Selain bantuan pangan, pemerintah juga memberikan bantuan dalam bentuk lainnya untuk masyarakat di Tepi Barat Palestina. Dengan kondisi keamanan dan perekonomian yang lebih stabil, Indonesia mendapat permintaan untuk mendorong pengembangan alpukat di daerah tersebut.
Sebagai tanggapan, dengan bekerja sama bersama Japan International Cooperation Agency (JICA) Indonesia, petani-petani alpukat dari Tepi Barat Palestina didatangkan ke Badan Pelatihan Pertanian di Malang, Jawa Timur untuk menjalani pelatihan pengelolaan produk-produk alpukat.
“Dan itu sudah dilakukan. Kita bekerja sama dengan JICA dalam hal ini. Nilainya tidak begitu besar. Totalnya itu sekitar 2 miliar, di mana sekitar 1 miliar ditanggung oleh JICA. Dengan mendatangkan mereka ke Indonesia, pelatihannya dilakukan di Malang, di Badan Pelatihan Pertanian di Malang. Kemudian untuk kebutuhan-kebutuhan domestiknya ditanggung oleh LDKPI. Jadi nilainya tidak begitu besar, namun demikian manfaatnya dilakukan cukup membantu mereka,” jelasnya.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Dwi Aditya Putra
Masuk tirto.id







































