Menuju konten utama

Indonesia Bisa Jadi Tujuan Bedol Pabrik di Tengah Perang Dagang

ATTEC menilai, investor melihat Indonesia memiliki posisi strategis berkat letak geografis, stabilitas kebijakan, dan potensi pertumbuhan ekonomi.

Indonesia Bisa Jadi Tujuan Bedol Pabrik di Tengah Perang Dagang
Ketua Asosiasi Asian Trade, Tourism, and Economic Council (ATTEC), Budihardjo Iduansjah, dalam acara Indonesia Investment Summit di Swissotel PIK, Jakarta pada Selasa (15/4/2025). tirtoid/Rahma

tirto.id - Ketua Asosiasi Asian Trade, Tourism, and Economic Council (ATTEC), Budihardjo Iduansjah, mengatakan bahwa kondisi perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina merupakan mementum bagi Indonesia untuk menarik investasi asing. Dia menilai, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi tujuan relokasi atau bedol pabrik.

"Saya rasa Pak Menteri (Perdagangan) bisa memberikan kebijakan untuk, bahasanya bedol desa itu apa ya, bedol pabrik. Jadi, bagaimana pabrik dari luar negeri dibawa ke Indonesia untuk diproduksi barangnya," ujar Budihardjo dalam acara Indonesia Investment Summit di Swissotel PIK, Jakarta, Selasa (15/4/2025).

Budihardjo menyebut bahwa investor melihat Indonesia memiliki posisi strategis berkat letak geografis, stabilitas kebijakan, dan potensi pertumbuhan ekonomi yang positif. Kondisi ini juga termasuk yang membuat Indonesia dipandang sebagai tujuan potensial untuk relokasi pabrik dari luar negeri.

"Ini momentumnya enggak cuma untuk investor konstruksi atau keuangan, tetapi untuk mereka yang punya pabrik di China. Welcome to Indonesia," ucap dia.

Ia menilai, relokasi ini bisa menjadi solusi strategis untuk membangun kolaborasi antara pabrik asing dengan pelaku industri kecil menengah (IKM) di Indonesia.

Lebih lanjut, Budihardjo juga menekankan urgensi keterlibatan pabrik asing dalam ekosistem rantai pasok khususnya untuk memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

"Ini adalah satu rantai pasok yang tepat. Ekosistemnya sudah ada. Lembaga kebijakan pengadaan barang pemerintah membuka pintu untuk investor yang mendirikan pabrik TKDN di Indonesia," katanya.

Dalam kesempatan itu, Budihardjo juga menyampaikan bahwa negara tidak boleh hanya menjadi penonton dalam dinamika global yang berubah cepat. Menurutnya, Indonesia memiliki semua modal yang diperlukan untuk menjadi pusat ekonomi baru dunia terutama jika sinergi antar-sektor.

“Kita sedang menyusun ulang peta ekonomi Asia. Indonesia akan menjadi poros, bukan pelengkap. Melalui forum ini, kita ingin menarik investasi yang bertanggung jawab. investasi yang membawa dampak positif bagi masyarakat, lingkungan, dan masa depan kita bersama,” ujarnya.

Baca juga artikel terkait PERANG DAGANG atau tulisan lainnya dari Rahma Dwi Safitri

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Rahma Dwi Safitri
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Andrian Pratama Taher