tirto.id - Direktur Eksekutif lembaga survei Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi memprediksi debat capres-cawapres memiliki pengaruh signifikan terhadap hasil Pilpres 2019. Menurut dia, debat capres-cawapres bukan sesuatu yang bisa dipandang sebelah mata di Pilpres.
Apalagi, Burhanudin mencatat di sejumlah Pilkada maupun Pilpres 2014, debat antarkandidat memiliki pengaruh besar terhadap naik dan turunnya elektabilitas pasangan calon.
Dia mencontohkan hasil debat antarkandidat di Pilkada Jakarta, Jawa Timur maupun Jawa Barat, debat membantu kandidat untuk memenangkan persaingan. Demikian juga pada Pilpres 2014.
“Kalau di pilpres, yang menurut saya underrated [diremehkan], banyak orang yang selama ini merasa underestimate terhadap peran debat. Padahal di 2014, salah satu titik balik paslon Jokowi-JK itu debat,” ucap Burhanuddin di kawasan Menteng, Jakarta, Selasa (8/1/2019).
Burhanuddin mencatat elektabilitas Jokowi-Jusuf Kalla melejit sesudah debat Pilpres 2014. Berdasar hasil sigi Lembaga Survei Indonesia (LSI), elektabilitas Jokowi-JK mencapai 47,5 persen, sedangkan Prabowo-Hatta Rajasa hanya 36,9 persen setelah debat pilpres.
“Data kami menunjukkan justru yang mengubah permainan itu performa Jokowi di debat. Jadi yang tahu statement Fahri Hamzah soal hari santri itu kecil. Termasuk yang tahu konser salam dua jari, itu terbatas di wilayah Jabodetabek,” ujar Burhanuddin.
“Secara nasional, enggak terlalu banyak yang mengikuti konser salam dua jari. Justru yang secara nasional mengikuti debat [Pilpres 2014], itu 70 persen lebih,” dia menambahkan.
Menurut dia, banyak orang sempat pesimistis Jokowi-JK bisa menandingi Prabowo-Hatta pada debat Pilpres 2014. Kenyataannya Jokowi-JK tampil apik dan mampu meraup tambahan suara.
“Di debat pertama Jokowi justru melampaui ekspektasi yang diharapkan oleh publik. Sementara pemilih saat itu sebelum debat merasa Prabowo akan tampil cemerlang di debat,” kata Burhanuddin.
Hal ini yang dianggap Burhanuddin bisa saja terjadi di pilpres 2019, meski ia memperkirakan debat capres-cawapres mendatang kurang seru dibanding pada Pilpres 2014.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Addi M Idhom