tirto.id - Direktur Eksekutif lembaga survei Indikator Politik Indonesia (Indikator) Burhanuddin Muhtadi menilai, cawapres nomor urut 01 Ma’ruf Amin tak bisa diremehkan dalam debat paslon jelang Pilpres 2019 nanti.
Pasalnya, kata Burhanuddin, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) non-aktif itu mempunyai latar belakang pendidikan yang cukup untuk berdebat. Untuk itu, dia menilai, momen debat ini bisa dipakai Maruf untuk meningkatkan elektabilitasnya dan Jokowi.
“Kita jangan sepelekan Pak Ma’ruf. Beliau ini mendapat gelar guru besar kemudian juga mendapat doktor honoris causa dan dikenal sebagai pakar ekonomi syariah. Dan jangan lupa, dia guru besar dalam tradisi ilmu logika perdebatan kaidah. Luar biasa jago,” kata Burhanuddin ketika ditemui di kawasan Menteng, Jakarta, Selasa (8/1/2019).
Burhanuddin juga mengatakan, meskipun Maruf tidak setenar cawapres Sandiaga Salahuddin Uno, tapi intelektualnya tetap terjamin. “Memang yang jadi kritik sebagian orang adalah exposure-nya di media mainstream yang kalah dari Sandi. Tapi sebenarnya Ma’ruf punya modal intelektual untuk bisa bersaing,” ungkap dia.
Menurut dia, orang yang tidak mengenal Ma’ruf secara mendalam justru bisa lengah terhadap latar belakang Ketua Umum MUI non-aktif ini. Kelengahan ini, menurut Burhanuddin, bisa dimanfaatkan Jokowi dalam debat perdana Pilpres 2019.
Dalam debat Pilpres 2014 lalu, kata dia, banyak orang yang menganggap Jokowi tidak bisa berdebat dan pasti akan kalah melawan Prabowo Subianto. Namun, bersama Jusuf Kalla, Jokowi justru mampu mengimbangi Prabowo.
“Kalau Ma’ruf tampil wow di debat, itu bisa menjadi senjata Jokowi. Jadi salah satu yang membuat Pak Jokowi cemerlang di 2014 adalah ekspektasi kepada Jokowi yang rendah. Dulu orang pikir Jokowi akan jadi makanan empuk Prabowo, tapi yang terjadi sebaliknya,” kata dia.
“Prabowo over confidence jadi penampilannya tidak luar biasa, Jokowi sebaliknya. Ekspektasi terhadap dia rendah, kan enak jadinya. Kalau benchmark rendah, tampil sedikit bagus aja langsung wow. Nah Maruf bisa punya potensi seperti itu,” ucap Burhanuddin.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto