Menuju konten utama

Indeks Manufaktur Juni 2025 Merosot Imbas Perang Israel-Iran

PMI Juni pun masih berada di bawah ambang batas netral 50,0.

Indeks Manufaktur Juni 2025 Merosot Imbas Perang Israel-Iran
Pekerja menyelesaikan produksi pakaian jadi di pabrik olahan pakaian jadi C59, Bandung, Jawa Barat, Senin (19/2/2018). ANTARA FOTO/Khairizal Maris

tirto.id - Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia kembali mengalami kontraksi pada Juni 2025 dengan berada di level 46,9 atau turun dibandingkan Mei yang berada di level 47,4.

PMI Juni pun masih berada di bawah ambang batas netral 50,0. Hal ini menunjukkan bahwa sektor manufaktur dalam negeri masih tertekan.

Merespons hal ini, Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menyoroti beberapa faktor penyebab pelemahan PMI, terutama ketidakpastian global akibat eskalasi konflik Israel-Iran.

"Memang situasi globalnya juga berat. Setelah Iran, kemudian ada Qatar, itu menambah ketidakpastian stok bahan baku dan produksi,” katanya di Kompleks Kemenperin, Selasa.

Dia menjelaskan, dengan stok bahan baku yang terbatas industri manufaktur pun kemudian terpaksa menahan produksi. Terlebih pasar untuk menjual produknya juga terdampak.

“Jadi mungkin beberapa mempertimbangkan untuk menahan produksi, kalau misalnya pasarnya juga sulit, itu pasti salah satu pertimbangan," ujarnya.

Kondisi ini diperparah oleh melemahnya permintaan domestik dan global. Untuk itu Faisol tidak menutup kemungkinan adanya intervensi pemerintah untuk mendorong daya beli.

"Kalau situasinya seperti ini, mungkin akan ada intervensi. Kita tunggu saja kalau Menko (Bidang Perekonomian) mengundang untuk membahas lebih lanjut mengenai situasi seperti ini, kami akan sampaikan," ucapnya.

Di sisi lain, ketidakpatuhan pelaku industri terhadap regulasi di dalam negeri menurutnya juga turut menambah beban pada industri manufaktur nasional.

“Kita melihat misalnya beberapa pabrik ditutup dengan alasan menyalahi aturan mengenai lingkungan, itu mengganggu kondusivitas," tuturnya.

Karenanya, dia mendorong agar kementerian dan lembaga dapat mendorong koordinasi agar masalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Baca juga artikel terkait MANUFAKTUR atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Insider
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Hendra Friana