tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,84 persen atau naik 66,951 poin ke level 8.003,127 pada penutupan sesi I perdagangan Kamis (28/8/2025). IHSG bergerak naik setelah dibuka pada level 7.936.
Tercatat sebanyak 386 saham mengalami penguatan, 266 saham melemah dan 149 saham tidak mengalami perubahan harga atau stagnan. Adapun, saham-saham yang menguat di sesi I perdagangan hari ini di antaranya saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mengalami kenaikan 0,60 persen menjadi 8.350 dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menguat 0,95 persen menjadi 3.200 per lembar saham.
Penguatan juga terjadi pada PT Astra International Tbk (ASII) naik 2,27 persen menjadi 5.625 per lembar saham, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menguat 0,28 persen jadi 1.760 per lembar saham, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) naik 0,21 persen menjadi 4.810 per lembar saham, dan masih banyak lagi.
Sementara itu, total volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pasa sesi I perdagangan Kamis mencapai 26,8 miliar lembar saham, dengan nilai Rp9,7 triliun. Sedangkan, sampai penutupan perdagangan sesi I frekuensi transaksi penjualan saham telah terjadi sebanyak 1,2 juta kali.
Analis Mata Uang dan Pasar Modal, Ibrahim Assuaibi, menilai kenaikan indeks harga saham tersebut terjadi karena aksi demonstrasi yang digelar buruh pada hari ini berjalan kondusif.
"Aksi demo buruh dan mahasiswa yang terjadi hari ini begitu kondusif, tidak anarkis. Itu salah satu faktornya," kata dia, dalam keterangannya kepada awak media, dikutip Kamis (28/8/2025).
Selain itu, kenaikan harga saham hari ini juga disebabkan oleh faktor eksternal, khususnya setelah Presiden Bank Sentral Federal New York, John Williams, mengatakan pada Rabu (27/8/2025) bahwa suku bunga kemungkinan akan turun suatu saat.
Meski begitu, para pembuat kebijakan perlu melihat data ekonomi yang akan datang, sebelum memutuskan apakah pemangkasan suku bunga pada pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve alias The Fed pada 16-17 September mendatang.
"Dari ekternal, Presiden Bank Sentral Federal New York, John Williams, mengatakan pada hari Rabu bahwa suku bunga kemungkinan akan turun pada suatu saat, tetapi para pembuat kebijakan perlu melihat data ekonomi mendatang sebelum memutuskan apakah pemangkasan suku bunga pada pertemuan The Fed 16-17 September merupakan keputusan yang tepat," jelas Ibrahim.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Dwi Aditya Putra
Masuk tirto.id







































