tirto.id - Jumat Agung pakai baju warna apa? Pertanyaan umum ini mungkin kerap disampaikan oleh umat Kristen. Oleh sebab itu, kita perlu mengetahui dahulu apa pakaian yang cocok untuk Jumat Agung dan warna-warna liturginya.
Sebelum membahas pakaian Jumat Agung, perlu diketahui bahwa perayaan ini dilakukan untuk memeringati pengorbanan Yesus. Adapun warna baju Jumat Agung sebenarnya tidak terlalu ketat secara aturan, namun harus sesuai dengan kebijakan panitia.
Sehubungan dengan itu, Good Friday atau Jumat Agung pakai baju warna apa? Untuk mengetahui apa warna liturgi baju yang cocok, Anda bisa membaca penjelasan berikut.
Jumat Agung Biasanya Pakai Baju Warna Apa?
Warna apa yang cocok dikenakan untuk Jumat Agung? Sebenarnya tak ada warna khusus yang harus dipakai saat Jumat Agung.
Umat boleh datang mengenakan pakaian warna apa saja, yang penting tetap sopan, karena Anda hendak mengunjungi rumah Tuhan. Adapun warna liturgi Jumat Agung yang bisa dikenakan adalah merah.
Dikutip dari Holy Family Catholic Church, warna merah melambangkan darah yang dicurahkan Yesus di kayu salib untuk keselamatan umatNya. Merah juga melambangkan pengorbanan martirNya dan kasih Allah yang bernyala-nyala.
Selain pada Jumat Agung, warna merah juga digunakan pada sejumlah peribatan Kristen lainnya seperti Minggu Palma, Minggu Pentakosta, Perayaan Sengsara Tuhan, dan Perayaan para martir.
Bukan hanya itu, dress code Jumat Agung juga biasanya dihiasi dengan warna hitam untuk menciptakan nuansa berkabung. Tepatnya berkabung atas pengorbanan yang telah dilakukan Yesus Kristus.
Jumat Agung Biasanya Memakai Baju Model Apa?
Bukan hanya tentang warna, umat Kristiani juga mungkin bertanya-tanya tentang Jumat Agung biasanya memakai baju apa? Aturan konkret yang menjelaskan hal ini sebenarnya tidak ada.
Namun demikian, dress code Jumat Agung harus memerhatikan unsur kesopanan dan kebersihan. Dengan begitu, Anda dapat menyesuaikan pakaian Jumat Agung berdasarkan selera.
Anda bisa mengolaborasikan berbagai unsur pakaian modern maupun pakaian keagamaan dalam perayaan ini. Bukan hanya itu, pihak gereja juga biasanya ikut berperan dalam pemilihan jenis pakaian tersebut.
Apa Warna Terbaik untuk Paskah?
Berbicara tentang warna terbaik untuk Hari Paskah, kita tidak dapat melepaskan liturgi tertentu. Liturgi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk seperangkat aturan tertentu dalam upacara keagamaan Kristen.
Liturgi ini mencakup kata-kata, musik, tindakan, hingga warna pakaian. Setiap pelaksanaan ibadat umat Kristen, petugas liturgi mengenakan pakaian dengan warna yang berbeda.
Pemilihan warna tersebut sebenarnya tidak serta merta sesuai kehendak. Namun diterapkan sesuai dengan peraturan yang tercantum dalam Institutio Generalis Missali Romani.
Adapun warna terbaik untuk Paskah adalah warna putih. Penggunaan warna putih untuk perayaan ini diterapkan demi menciptakan kesan sukacita, sesuai dengan warna liturgi Paskah yang berlaku.
Daftar Warna Liturgi Jumat Agung dan Maknanya
Dinukil dari St James’s Episcopal Church, warna dasar liturgi meliputi biru, putih, hijau, ungu, dan merah. Setiap warna memiliki makna masing-masing yang berkaitan erat dengan sejumlah ibadah penting umat Kristen.
1. Biru
Mengikuti tradisi Ritus Sarum (ritus Inggris kuno), Biru adalah warna untuk Adven. Selama Abad Pertengahan, ketika biru adalah warna yang mahal untuk direproduksi, warna ungu sering digunakan sebagai gantinya.Inilah sebabnya mengapa Anda masih melihat beberapa gereja menggunakan warna ungu pada masa Adven. Selain itu, warna ungu juga digunakan oleh gereja-gereja yang mengikuti ritus Romawi dan bukan Ritus Sarum.
Namun secara teologis, biru adalah warna yang tepat untuk musim ini, karena Biru adalah warna Perawan Terberkati, dan Adven adalah tentang Maria ketika kita menantikan kedatangan Tuhan yang berinkarnasi.
Biru adalah warna harapan, penantian, kepercayaan diri, dan antisipasi. Ini semua adalah kata sifat yang menggambarkan musim Adven.
2. Putih
Putih adalah warna Paskah dan Natal. Warna ini adalah warna perayaan, sukacita, dan kedamaian di dunia barat. Dengan warna emas, putih melambangkan karya terbesar Tuhan di dunia, inkarnasi-Nya, dan kemenangan-Nya.Putih adalah warna yang digunakan untuk pemakaman. Tepatnya saat kita merayakan berpindahnya jiwa ke dalam Kerajaan Allah.
Warna putih juga dapat menjadi warna pembaptisan dan pernikahan. Khususnya saat kita merayakan kedatangan seorang anak Allah ke dalam rumah tangga iman-Nya dan saat kita merayakan penyatuan belahan jiwa.
3. Hijau
Hijau adalah warna pengalaman pewahyuan, dan warna perayaan. Misalnya merayakan pewahyuan Tuhan kepada umat manusia yang meliputi Epifani dan Pentakosta.Epifani atau musim setelah Natal dijalankan untuk merayakan pewahyuan Kristus sebagai Tuhan yang berinkarnasi kepada bangsa-bangsa lain. Sementara Pentakosta terjadi setelah musim Paskah dan mencakup Minggu Tritunggal (kembali ke putih), yang merayakan pewahyuan Allah yang Esa dan kekal sebagaimana dinyatakan dalam pribadi Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Musim ini jatuh pada akhir musim semi dan musim panas, ketika kita melihat alam tumbuh hijau dengan dedaunan, tanaman merambat, dan tanaman pangan. Oleh karena itu, warna hijau melambangkan pertumbuhan rohani kita di dalam Kristus, yang dipupuk oleh Gereja dan Injil.
4. Ungu
Ungu adalah warna kerendahan hati, penebusan dosa, dan kebijaksanaan yang berasal dari ketajaman batin. Warna ini juga merupakan warna kebangsawanan.Perbedaan ekstrim antara keduanya (kerendahan hati dan kebangsawanan) mengekspresikan salah satu pelajaran besar dari masa Prapaskah yaitu Kristus sebagai raja yang melayani dan ketekunan kita untuk menjadi seperti itu bagi dunia.
Dalam teologi pertobatan, ungu adalah warna refleksi ke dalam, yang merupakan salah satu hal penting yang harus kita lakukan setiap masa Prapaskah sebagai persiapan untuk Paskah.
5. Merah
Merah adalah warna kegembiraan, energi, kekuatan, dan semua hal yang intens dan penuh gairah. Dengan demikian, merah adalah warna Roh Kudus.Warna ini mengingatkan kita pada api yang turun ke atas Gereja pada Hari Pentakosta. Kemudian menjadi warna untuk pesta-pesta Pentakosta yang berlangsung.
Bukan hanya itu, warna merah juga digunakan pada Minggu Palma dan selama Pekan Suci. Khususnya untuk mengingat karya Roh Kudus pada saat masuknya Yesus ke Yerusalem dan sengsara-Nya.
Merah adalah warna Ordo Suci para Uskup, dan karenanya digunakan untuk semua kunjungan dan jabatan Episkopal (pentahbisan, pentahbisan, dan peneguhan), dengan menggunakan warna merah primer yang cerah.
Terakhir, warna merah digunakan untuk memperingati semua orang kudus yang mati syahid. Warna merah mengingatkan kita akan darah yang ditumpahkan untuk Iman dan Gereja.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra
Penyelaras: Yuda Prinada