Menuju konten utama
IPA

Hubungan antara Praktik Kimia Hijau dengan Isu Pemanasan Global

Apa hubungan antara praktik kimia hijau dengan isu pemanasan global? Berikut ini penjelasan selengkapnya.

Hubungan antara Praktik Kimia Hijau dengan Isu Pemanasan Global
Ilustrasi pemanasan global, foto/Istockphoto

tirto.id - Hubungan antara praktik kimia hijau dengan isu pemanasan global banyak dibicarakan dalam dekade terakhir. Banyak orang yang percaya bahwa praktik kimia hijau dapat menjadi solusi untuk menekan pemanasan global.

Praktik kimia hijau dinilai dapat mengurangi kontribusi sektor kimia terhadap pemanasan global dan perubahan iklim. Hal ini karena kimia hijau berusaha menerapkan praktik yang lebih hemat energi dan ramah lingkungan.

Upaya-upaya tersebut bisa dicapai dengan meminimalkan limbah berbahaya, menekan polusi udara, hingga menggunakan energi secara efisien. Melalui upaya-upaya tersebut diharapkan industri kimia dapat menjalankan aktivitasnya secara berkelanjutan dan keseimbangan lingkungan tetap terjaga.

Apa Hubungan Praktik Kimia Hijau dengan Pemanasan Global?

Kimia hijau adalah kajian di bidang kimia yang fokus dalam merancang menggunakan atau memproduksi bahan kimia dengan mengurangi dampak lingkungan.

Istilah kimia hijau atau green chemistry, pertama kali diperkenalkan oleh Paul Anastas dan John C. Warner pada 1998 dalam buku berjudul Green Chemistry: Theory and Practice.

Menurut Anastas dan Warner, setidaknya ada 12 prinsip yang diterapkan dalam kimia hijau, termasuk:

    1. Mencegah limbah
    2. Memaksimalkan nilai ekonomi suatu atom
    3. Menerapkan sintesis kimia yang bahayanya sedikit
    4. Mendesain proses yang melibatkan bahan kimia aman
    5. Menggunakan pelarut dan kondisi reaksi yang lebih aman
    6. Memanfaatkan energi secara efisien
    7. Menggunakan bahan baku terbarukan
    8. Mengurangi bahan turunan kimia
    9. Menggunakan katalis untuk efektivitas
    10. Mendesain bahan kimia dan produk yang terdegradasi setelah dipakai
    11. Menganalisis secara langsung untuk mencegah polusi
    12. Mencegah potensi kecelakaan
Seluruh prinsip-prinsip tersebut bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan alam. Bahkan beberapa di antara 12 prinsip tersebut memiliki kaitan langsung dengan upaya-upaya pencegahan pemanasan global.

Misalnya, dalam prinsip memanfaatkan energi secara efisien. Energi yang paling banyak dimanfaatkan di berbagai sektor, termasuk sektor kimia, saat ini adalah bahan bakar fosil. Padahal bahan bakar fosil sendiri pemicu utama polusi udara penyebab pemanasan global.

Oleh karena itu, ada keterkaitan erat antara praktik kimia hijau dengan upaya untuk mencegah pemanasan global dan perubahan iklim. Melalui upaya penerapan kimia hijau, diharapkan sektor kimia tak lagi berkontribusi terhadap pencemaran udara dan pemanasan global.

Contoh Hubungan Praktik Kimia Hijau dan Pemanasan Global

Praktik kimia hijau dan pemanasan global punya hubungan yang erat. Hal ini karena penerapan kimia hijau yang tepat dan konsisten diharapkan mampu mengurangi dampak pemanasan global.

Hubungan antara praktik kimia hijau dan pemanasan global ini bisa digambarkan lewat beberapa contoh dalam kasus nyata. Dikutip dari situs United States Enviromental Protection Agency (EPA) berikut contoh hubungan praktik kimia hijau dan pemanasan global:

1. Meminimalkan limbah beracun

Salah satu masalah yang memicu pemanasan global adalah banyaknya limbah beracun. Namun, melalui penerapan kimia hijau, limbah beracun bisa diminimalisir baik dari proses produksi hingga penggunaan.

Hal ini karena aspek penting dalam kimia hijau adalah sebisa mungkin mengurangi pembentukan limbah beracun yang dapat mencemari tanah, air, dan udara.

Contoh upaya meminimalkan limbah beracun adalah mengolah limbah kimia sebelum membuangnya.

2. Menekan polusi udara

Praktik kimia hijau juga diterapkan untuk mengurangi emisi polutan udara berbahaya yang berasal dari proses industri kimia. Polusi udara sendiri juga termasuk masalah utama pemicu pemanasan global.

Polusi udara dalam kimia hijau dapat ditekan dengan memanfaatkan teknologi yang lebih bersih dan proses yang lebih efisien.

Contoh tindakan kimia hijau untuk menekan polusi udara adalah memanfaatkan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS).

3. Menghindari bahan kimia turunan penghasil limbah

Praktik kimia hijau mewajibkan pelakunya untuk menghindari penggunaan bahan kimia turunan. Hal ini karena bahan kimia turunan menggunakan zat pelarut (reagent) tambahan yang dapat menghasilkan limbah.

Padahal limbah reagent sangat berbahaya bagi lingkungan. Menurut American Chemical Society, limbah reagent seperti hidrogen peroksida terbukti membunuh fitoplankton dan alga mikroskopis yang berkontribusi dalam menyaring karbon dioksida (CO2).

CO2 sendiri adalah salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global. Oleh karena itu, sebisa mungkin para ahli kimia tidak menggunakan bahan kimia turunan sehingga bisa mencegah limbah reagent.

4. Memaksimalkan masa pakai reagent

Selain menghindari bahan kimia turunan, praktik kimia hijau juga menekan limbah reagent dengan memaksimalkan masa pakainya.

Upaya ini bisa dilakukan dengan memaksimalkan masa pakai reagent. Contoh memaksimalkan masa pakai reagent adalah menyimpannya di tempat yang tepat, rapat, dan jauh dari paparan udara atau kelebaban.

5. Menggunakan energi yang terbarukan

Praktik kimia hijau juga mengharuskan pelakunya untuk sebisa mungkin menggunakan energi yang terbarukan. Penggunaan energi terbarukan ini bertujuan untuk menekan limbah dan jejak karbon dari berbagai proses kimia.

Contoh energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan dalam praktik kimia hijau adalah energi matahari.

6. Memaksimalkan daur ulang dan pemakaian kembali

Praktik kimia hijau mendorong daur ulang dan pemakaian kembali bahan kimia dan material sebanyak mungkin. Upaya ini diharapkan dapat membantu mengurangi limbah yang harus dibuang.

Tidak hanya itu, praktik ini juga dapat menghemat penggunaan sumber daya alam yang berharga hasil dari proses produksi baru.

Dikutip dari The Essential Chemical Industry, contoh upaya memaksimalkan daur ulang di industri kimia bisa digambarkan lewat pembuatan kloroetena (vinil klorida) bahan utama PVC.

Pada proses pembuatan vinil klorida akan menghasilkan hidrogen klorida yang bisa didaur ulang.

7. Mengembangkan teknologi untuk mencegah pemanasan global

Praktik kimia hijau juga berperan dalam mengembangkan solusi teknologi untuk mencegah pemanasan global.

Dikutip dari Royal Society of Chemistry, saat ini para ahli kimia sedang berusaha menemukan inovasi baru untuk mengurangi ketergantungan manusia terhadap bahan bakar fosil.

Contoh pengembangan teknologi kimia untuk mencegah pemanasan global adalah menemukan bahan bakar yang lebih bersih atau rendah sulfur.

8. Meningkatkan efisiensi penggunaan energi

Kimia hijau mendorong penggunaan energi yang lebih efisien dalam proses kimia. Penggunaan energi, khususnya energi dari bahan bakar fosil menyebabkan timbulnya emisi karbon dan gas rumah kaca yang memicu pemanasan global.

Oleh karena itu, sebisa mungkin praktik kimia hijau menggunakan energi secara hemat dan efisien. Contoh penerapannya bisa dengan menjalankan reaksi kimia pada suhu dan tekanan ruangan (katalis).

Baca juga artikel terkait KIMIA HIJAU atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Dhita Koesno