Menuju konten utama

Huayou Ikut Sebagian Investasi Proyek Baterai EV 8,6 M Dolar AS

Proyek pengembangan EV membutuhkan nilai investasi senilai USD9,8 miliar atau setara Rp164 triliun.

Huayou Ikut Sebagian Investasi Proyek Baterai EV 8,6 M Dolar AS
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani memberikan keterangan kepada wartawan usai melaporkan realisasi investasi kuartal I 2025 ke Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/4/2025). Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani mengatakan dari total target investasi 2025 sebesar Rp1.905,6 triliun, pada kuartal I telah terealisasi Rp465,2 triliun atau sekitar 24,4 persen. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nym.

tirto.id - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani, mengatakan komitmen nilai investasi dari perusahaan asal Cina, Zhejiang Huayou Cobalt Co, Ltd kepada Indonesia dalam investasi pengembangan baterai kendaraan listrik senilai USD8,6 miliar atau setara Rp145,2 triliun (kurs: Rp 16.880).

Komitmen tersebut merupakan pengganti dari perusahaan Korea Selatan, LG Solution yang berhenti dari rencana pengembangan investasi proyek electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik di Indonesia.

“(Nilai komitmen investasinya) ya sama dengan investasi yang masuk, yang sudah disampaikan. Pastinya USD8,6 miliar,” ujar Rosan di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (24/4/2025).

Sementara itu, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Nurul Ichwan, mengatakan proyek pengembangan EV membutuhkan nilai investasi senilai USD9,8 miliar atau setara Rp164 triliun (kurs: Rp16.800).

Adapun keseluruhan proyek itu adalah dari penambangan bahan baku hingga menjadi sel baterai dengan empat tahapan joint venture (JV). Lanjut Nurul, dari keseluruhan kebutuhan anggaran tersebut, LG beserta perusahaan-perusahaan Korea Selatan sudah merampungkan JV tahap pertama nilai total sekitar USD1,1 hingga USD1,2 miliar.

“Jadi, sudah terimplementasi sekitar USD1,1 atau USD1,2 miliar di sel baterai, sehingga ini mengurangi angka yang USD9,8 miliar sehingga hasilnya menjadi USD8,6 miliar,” ucap Nurul.

Dia bahkan mengeklaim tidak hanya Huayou yang akan datang berinvestasi menggantikan LG Solution, melainkan sejumlah perusahaan lain yang akan ditawarkan oleh pemerintah Indonesia.

“Pasti ini Huayou tidak akan sendirian, pasti akan bekerjasama nanti dengan partner-partner lainnya yang akan kita coba approach juga. Tapi yang jelas, Huayou very clear dia akan punya kontribusi di hampir sebagian besar ekosistem ini,” jelasnya.

“Belum tentu seluruhnya dari huwayo, artinya Huayou dan pengganti LG lainnya, itu nanti akan investasi di USD8,6 miliar,” jelasnya.

Sebelumnya, Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menyatakan, proyek investasi kendaraan listrik (EV) senilai 9,8 miliar dolar Amerika Serikat tetap berjalan meski perusahaan asal Korea Selatan, LG Energy Solution, mundur dari konsorsium. Bahlil mengaku, peran LG dalam investasi baterai EV telah digantikan oleh Perusahaan Cina bernama Huayou.

“Secara konsep, pembangunan dari Grand Package ini tidak ada yang berubah. Infrastruktur dan rencana produksi tetap sesuai dengan peta jalan awal. Perubahan hanya terjadi pada level investor, di mana LG tidak lagi melanjutkan keterlibatannya pada JV 1, 2, dan 3 yang baru, dan telah digantikan oleh mitra strategis dari Tiongkok, yaitu Huayou, bersama BUMN kita," ungkap Bahlil dalam keterangan resminya, Rabu (23/4/2025).

Bahlil pun mengatakan, proyek ini mencakup pengembangan rantai pasok baterai EV secara terintegrasi, mulai dari penambangan hingga produksi baterai.

Baca juga artikel terkait BATERAI LISTRIK atau tulisan lainnya dari Nabila Ramadhanty

tirto.id - Insider
Reporter: Nabila Ramadhanty
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Bayu Septianto