tirto.id - Lyon Investments, perusahaan investasi yang dikendalikan oleh keluarga Widjaja, menaikkan harga penawaran saham Sinarmas Land yang terdaftar di Bursa Efek Singapura (SGX) hingga 21 persen. Aksi ini dilakukan untuk memuluskan langkah perusahaan delisting dari pasar modal di negara jiran.
Dengan demikian, harga penawaran saham induk PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) itu naik menjadi 37,5 sen per saham, atau total 1,6 miliar dolar Singapura.
Mengutip The Straits Times, saham Sinarmas Land melonjak sekitar 17 persen menjadi 38 sen pada Selasa (13/5/2025) usai keluarga Widjaja memperbarui tawarannya untuk memprivatisasi perusahaan tersebut pada 10 Mei 2025.
Sebelumnya, pemegang saham minoritas mengkritik bahwa tawaran awal yang disampaikan untuk privatisasi terlalu rendah. Kesepakatan awal terkait harga saham tersebut akhirnya direvisi--menyusul penilaian oleh penasihat keuangan independen (IFA) W Capital Markets, yang menilai tawaran itu "tidak adil tetapi masuk akal" dan menilai setiap saham Sinarmas Land antara 35 sen dan 36,1 sen.
Pemegang saham yang menerima tawaran awal sebesar 31 sen tidak perlu melakukan tindakan apapun, karena mereka akan secara otomatis menerima harga yang lebih tinggi.
Sebagai informasi, aturan pencatatan di SGX mengharuskan setiap penawaran delisting "adil dan masuk akal" agar dapat dilaksanakan, serta disetujui oleh 75 persen pemegang saham independen yang hadir pada rapat umum luar biasa. Menurut otoritas bursa Singapura, suatu penawaran dapat disebut adil apabila nilai harga penawaran lebih besar atau sama dengan nilai saham yang menjadi subjek penawaran.
Selain itu, ketika mempertimbangkan apakah suatu penawaran "masuk akal", IFA harus mempertimbangkan hal-hal termasuk konsentrasi hak suara yang sudah ada sebelumnya dalam saham penerbit, likuiditas pasar saham, dan kemungkinan penawaran alternatif yang dibuat.
Keberatan Pemegang Saham Minoritas
Dalam sebuah pernyataan pada 5 Mei lalu, Asosiasi Investor Sekuritas (Singapura), atau Sias, mencatat bahwa banyak pemegang saham minoritas telah menyatakan ketidaksenangan atas penawaran 31 sen per saham untuk Sinarmas Land.
Sias mencatat bahwa nilai aset bersih per saham Sinarmas Land per 31 Desember 2024 adalah sekitar 85 sen, yang menyiratkan bahwa penawaran tersebut diajukan dengan diskon 63,6 persen. Ia juga mempertanyakan metode yang digunakan oleh IFA untuk menilai aset perusahaan.
Sebagai tanggapan, W Capital Markets mengatakan dalam sebuah pernyataan pada 6 Mei bahwa metode penilaiannya "tepat" dan "konsisten dengan praktik industri yang diterima secara luas".
Penawaran untuk Sinarmas Land juga muncul di tengah serentetan penawaran privatisasi pada tahun 2025. Sejauh ini, setidaknya sembilan perusahaan lain telah mengumumkan potensi delisting pada tahun 2025. Mereka adalah SLB Development, PEC, Sin Heng Heavy Machinery, Econ Healthcare, Murata Manufacturing, ICP, Amara Holdings, Procurri Corp dan Ban Leong Technologies.
Pemegang saham dua perusahaan lain, Japfa dan Paragon Real Estate Investment Trust, telah menerima tawaran agar perusahaan tersebut diambil alih secara privat dan akan dihapus dari pencatatan.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Hendra Friana
Masuk tirto.id






































