Menuju konten utama

Grab Ungkap Rencana Akuisisi GoTo di Kuartal II-2025

Kesepakatan ini bergantung pada sejumlah syarat, termasuk pembiayaan, yang sedang didiskusikan Grab dengan bank-bank.

Grab Ungkap Rencana Akuisisi GoTo di Kuartal II-2025
Pengemudi ojek daring menunggu pesanan makanan di sebuah restoran di Malang, Jawa Timur, Kamis (15/7/2021). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc.

tirto.id - Perusahaan layanan transportasi daring yang berkantor pusat di Singapura, Grab, dikabarkan akan segera mengakuisisi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk atau (GoTo). Menurut sumber yang mengetahui masalah ini, kesepakatan antara dua perusahaan berusaha dicapai pada kuartal II-2025.

Untuk memuluskan upaya korporasi ini, Grab bahkan sudah merekrut penasihat khusus. Kesepakatan ini bergantung pada sejumlah syarat, termasuk pembiayaan, yang sedang didiskusikan Grab dengan bank-bank.

“Kesepakatan tersebut tunduk pada ketentuan seperti pembiayaan, yang sedang didiskusikan Grab dengan bank,” kata salah satu sumber dikutip dari laporan Reuters, dikutip Kamis (8/5/2025).

Sayangnya, baik Grab maupun GoTo masih enggan mengomentari kabar ini. Namun, berdasar informasi yang telah beredar, Grab berencana mengambil alih bisnis GoTo dengan harga sekitar 7 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp117,95 triliun.

Nilai ini diajukan seiring dengan peningkatan saham GoTo yang telah melonjak 20 persen di Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun ini. Dus, menurut hitungan London Stock Exchange Group (LSEG), nilai kapitalisasi pasar GoTo telah mencapai 5,8 miliar dolar AS.

Sebaliknya, harga saham Grab yang tercatat di bursa saham AS, Nasdaq naik 2,4 persen sepanjang tahun ini, menjadikan nilai kapitalisasi pasar perusahaan mencapai hampir 20 miliar dolar AS.

“GoTo akan menjual unit internasionalnya di Singapura kepada Grab,” kata salah satu sumber.

“Di Indonesia, GoTo akan menjual seluruh operasinya kecuali divisi keuangannya kepada Grab,” ujar sumber lain menambahkan.

Sementara itu, jika penggabungan antara Grab dan GoTo terjadi, akan tercipta raksasa ride hailing di Asia Tenggara, yang menguasai sekitar 85 persen dari pasar ride hailing, yang menurut perusahaan analisis data Euromonitor Internasional senilai 8 miliar dolar AS. Entitas gabungan ini akan menguasai pangsa pasar lebih dari 91 persen di Indonesia, dan hampir 90 persen di Singapura.

Namun, penggabungan ini berpotensi mendapat tentangan dari regulator di pasar utama di Asia Tenggara karena dianggap sebagai upaya memonopoli pasar. "Pasar terutama di Indonesia dan Singapura akan memberlakukan pengawasan ketat," kata manajer wawasan pembayaran dan pinjaman di Asia, Euromonitor International, David Zhang.

Baca juga artikel terkait GRAB atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Insider
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Dwi Aditya Putra