tirto.id - Selasa, 14 Februari 2017, Antasari Azhar membuat geger dengan pernyataannya sehari menjelang Pilkada DKI Jakarta. Ia menyebut pemilik MNC Group, Hary Tanoesoedibjo, terlibat dalam dugaan rekayasa kasus yang menjerat dirinya.
Mantan Ketua KPK itu pada Maret 2009 sebelum ditahan, mengaku didatangi Hary Tanoe di kediamannya, Perumahan Giri Loka II Blok A/13 RT 001/02, Kelurahan Lengkong Wetan, Bumi Serpong Damai. Antasari mengira Hary Tanoe datang buat menjelaskan sistem teknologi informasi Komisi Pemilihan Umum yang kasusnya sedang ditangani KPK.
Namun, Hary Tanoe punya misi dari Cikeas soal kasus yang menjerat besan Presiden Keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, Aulia Tantowi Pohan, mantan wakil gubernur Bank Indonesia. Hary Tanoe meminta Antasari untuk tidak menahan Aulia Pohan dalam kasus aliran dana Bank Indonesia. Antasari menolak permintaan itu. Aulia Pohan tetap dibui.
Antasari sendiri akhirnya ditahan. Ia menjalani hukuman bui selama 7 tahun 6 bulan. Grasi yang diberikan Presiden Jokowi membuat Antasari bernapas lega. Ia kemudian buka-bukaan mengenai kasusnya, yang kemudian menyeret Hary Tanoe dan Yudhoyono.
Atas tudingan tersebut, Sekretaris Jendral DPP Perindo, Ahmad Rofiq memastikan Hary Tanoesudibjo tidak terlibat dalam kasus hukum yang pernah menjerat Antasari Azhar. Perindo merupakan partai politik yang didirikan oleh Hary Tanoe.
Rofiq menilai Harry hanya terkena imbas dari politik balas dendam Antasari terhadap Susilo Bambang Yudhoyono. “Dia dendamnya sama SBY dibawa ke kami. Ini politik balas dendam, tapi jangan begini caranya,” kata Rofiq saat dihubungi Tirto, Selasa kemarin (14/02).
Saham MNC Berjatuhan
Pada hari yang sama dengan terseretnya nama Hary Tanoe, saham MNC Group berjatuhan. Seperti diketahui, MNC Group memiliki sejumlah perusahaan yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan-perusahaan ini antara lain adalah MNC Investama Tbk (BHIT), MNC Sky Vision Tbk (MSKY), Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), Global Mediacom Tbk (BMTR), MNC Land Tbk (KPIG), dan MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP).
Pada perdagangan Selasa (14/2), saham BHIT mencatat 2,14%, BMTR turun 4,07%, BCAP turun 0,68%, MNCN turun hingga 6,18%. IHSG sendiri memang melemah tetapi hanya sebesar 0,53%, sementara rata-rata dari pertumbuhan nilai saham MNC Group tetap turun lebih banyak dengan nilai sebesar 0,64%.
Meski demikian, pergerakan saham perusahaan Hary Tanoe di bidang properti tidak terpengaruh pada pemberitaan dengan sentimen negatif tersebut. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan saham KPIG sebesar 9,23%.
Jika diamati selama setahun terakhir, rata-rata nilai saham perusahaan Hary Tanoe cenderung stabil. Namun, jika diperhatikan per waktu, pada 9 November 2016 terdapat peningkatan yang cukup tajam. Kenaikan tajam saham-saham MNC Group ini bertepatan dengan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.
Dampaknya, rata-rata pertumbuhan saham MNC Group menjadi positif dengan besaran 4,01%. Pertumbuhan saham tertinggi dicapai MNC Investama Tbk sebesar 15,94%, diikuti MNC Sky Vision Tbk (3,62%), Global Mediacom Tbk. (2,55%), Media Nusantara Citra Tbk (1,28%), dan MNC Land Tbk (0,69%).
Namun, efek Trump pada pergerakan saham MNC Group tidak berdampak lama. Meski Hary Tanoe hadir pada pelantikan Trump Januari lalu, pertumbuhan saham-saham di perusahaan miliknya negatif dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -0,63%. Angka ini di bawah angka pertumbuhan saham IHSG yang memiliki nilai sebesar -0.06%. Ini menunjukkan, tidak ada pengaruh positif dari efek Trump terhadap kinerja saham Hari Tanoe.
Di sisi lain, bila dilihat dari laporan keuangan kuartal III-2015 dan kuartal III-2016, beberapa indikator menunjukkan pertumbuhan negatif. Seperti pada laba bersih PT MNC Kapital Indonesia Tbk yang tumbuh sebesar -311,11% dan Global Mediacom Tbk sebesar -35,84%. Selain itu, pendapatan bersih perusahaan yang tumbuh negatif tampak pada laporan keuangan MNC Land Tbk. sebesar -14,15% dan PT MNC Investama Tbk -0,39%.
Kendati demikian, pada periode yang sama, pendapatan bersih Global Mediacom Tbk tumbuh positif 30.356,80%. Pertumbuhan positif lain pada laba bersih PT MNC Investama Tbk., Media Nusantara Citra Tbk, dan MNC Land Tbk. dengan nilai masing-masing sebesar 249,34%, 108,15%, dan 170,94%.
Penulis: Scholastica Gerintya
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti