Menuju konten utama

Festival Kota Lama Semarang Gaet Wisatawan dan Hidupkan UMKM

Ragam acara yang dihadirkan selama Festival Kota Lama menunjukkan event ini punya daya tarik kuat bagi wisatawan untuk berkunjung.

Festival Kota Lama Semarang Gaet Wisatawan dan Hidupkan UMKM
Wisatawan sedang berwisata di Kota Lama Semarang pada Kamis (14/9/2023). (FOTO/Baihaqi Annizar)

tirto.id - Tangan Mr Ernes terlihat merogoh ponselnya yang tersimpan di saku celana. Ia buru-buru menyalakan fitur kamera dan merekam perempuan di depannya yang sedang menyanyikan lagu berbahasa Jawa. Sayangnya, tak berselang lama musik berhenti, lirik rampung dilantunkan.

Mr Ernes belum puas. Ia pun berusaha melobi penyanyi untuk kembali tampil. “Can you sing a typical Semarang song?” pinta pria berkebangsaan Belanda yang sedang berlibur di Kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah, Kamis (14/9/2023) malam.

Dengan senang hati, sang penyanyi menuruti. Ia mempersembahkan lagu GambangSemarang untuk orang istimewa yang datang jauh-jauh dari Negara Kincir Angin. Suasana gerimis ditemani alunan musik membuat Mr Ernes dan orang di sekelilingnya terbuai.

Mr Ernes merupakan satu dari ratusan wisatawan yang sedang menikmati rangkaian kegiatan Festival Kota Lama. Dia sengaja menyempatkan waktu ke Indonesia setelah mengetahui ada event spesial di kawasan cagar budaya berjuluk Little Netherland.

Ia mengapresiasi upaya pemerintah dalam menghidupkan kawasan bersejarah dengan menggelar kegiatan-kegiatan yang menarik. “Bagus, acaranya bagus,” komentar Mr Ernes saat ditanya kontributor Tirto di Semarang.

Festival Kota Lama Semarang berlangsung pada 7 hingga 17 September 2023. Kegiatan rutin tahunan tersebut sudah memasuki tahun ke-12. Kali ini Festival Kota Lama mengusung tema “Heritage in Harmony,” menggambarkan keragaman budaya khas Kota Semarang.

Sederet acara digelar dalam Festival Kota Lama Semarang 2023. Mulai Orchestra in Harmony, pameran produk unggulan dalam UMKM Expo, Wayang Orang on the Street, 1.000 Milenial Berkebaya, Festival Janur Nusantara, hingga Nusantara Folklore Festival.

Festival Kota Lama Semarang

Wisatawan asal Belanda, Mr Ernes sedang menikmati kegiatan Festival Kota Lama Semarang pada Kamis (14/9/2023). (FOTO/Baihaqi Annizar)

Surga Kuliner Nusantara

Festival Kota Lama juga dimeriahkan dengan Kuliner Nostalgia Pasar Sentiling yang menjadi surga bagi penikmat kuliner Nusantara. Acara ini berlangsung setiap hari pada siang hingga malam sampai 17 September 2023.

Terdapat sekitar 50 tenant kuliner dan 10 tenant pendamping yang didirikan di area parkir Metro Point Kota Lama Semarang. Dari 50 tenant, setengahnya menyajikan kuliner asli Semarang, sisanya didatangkan dari luar Semarang.

Mr Ernes merupakan salah satu wisatawan mancanegara yang mencicipi kuliner di Pasar Sentiling. "Makanannya enak-enak," ucapnya sambil terbata-bata lantaran belum terbiasa berbahasa Indonesia.

Wisatawan lokal juga meruah. Teressia L (22) salah satunya. Warga Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang ini mengaku lega bisa berburu kuliner di Pasar Sentiling. “Dari kemarin-kemarin mau ke sini belum jadi, ini akhirnya keturutan,” celetuknya.

Saat ditemui, Teressia sedang duduk menikmati semangkuk es puter rasa alpukat yang ia beli seharga Rp29.000 di tenant milik Cong Lik. Es puter merupakan kuliner legendaris hasil adaptasi es krim ala Kolonial Belanda.

Festival Kota Lama Semarang

Pedagang nasi jamblang sedang melayani pembeli di Pasar Sentiling Festival Kota Lama Semarang pada Kamis (14/9/2023). (FOTO/Baihaqi Annizar)

Warga asal DKI Jakarta, Angela Yohana (26) yang sedang mempunyai pekerjaan di Semarang juga menyempatkan waktu untuk mampir menjajaki kuliner Pasar Sentiling di Kota Lama Semarang.

Angela yang datang bersama rekan kerjanya sudah mencoba beragam menu. “Udah beli banyak, nyoba tahu gejrot, serabi, sama nasi jamblang. Beli minuman juga,” tuturnya.

Sebagai pendatang di Kota Semarang ia berupaya menjajal kuliner yang jarang ditemui di Ibu Kota. Hanya saja Angela sempat terkejut dengan harga yang menurutnya terbilang mahal.

“Contohnya tadi beli nasi jamblang itu harga per porsi sampai Rp75.000. Harganya sama dengan nasi jamblang yang pernah aku beli pada event di Jakarta," kritiknya. Untung saja, katanya, dari segi rasa, tidak mengecewakan.

Beberapa kuliner tradisional lain yang dijual di Pasar Sentiling di antaranya tengkleng, gudeg, rawon, mi kocok, bakmi, pempek, nasi kebuli. Ada juga makanan ringan seperti kue putu, leker, tahu petis, tahu walik, ketan susu, cakwe, hingga mendoan.

Festival Kota Lama Semarang

Wisatawan memadati Pasar Sentiling Festival Kota Lama Semarang pada Kamis (14/9/2023). (FOTO/Baihaqi Annizar)

Berkah bagi UMKM

Keberadaan Pasar Sentiling pada Festival Kota Lama Semarang menjadi berkah tersendiri bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Mereka merasa terbantu sudah difasilitasi tempat berjualan yang pengunjungnya membeludak.

Bagus Ali, penjaga tenant Sate Kambing Pak Haji Bejo asal Surakarta mengatakan, antusiasme pengunjung Pasar Sentiling terbilang tinggi. Hal itu dapat dilihat dari trafik penjualan lapaknya yang terus mengalami peningkatan.

“Sejak dibuka pada 7 September, sampai sekarang ramai terus. Kalau dihitung, per hari ada puluhan orang yang membeli makanan di lapak kami," jelas Bagus.

Lapak yang dijaga Bagus menjajakan beragam jenis sate. Yang istimewa, katanya, adalah sate buntel, kuliner khas Surakarta. Sate buntel dibuat dari daging kambing cincang yang dibungkus dengan lemak kambing lalu dibakar.

Satu porsi sate buntel dibanderol dengan harga Rp75 ribu. Setiap porsi berisi tiga tusuk sate, nasi, merica-kecap manis, dan bumbu pelengkap seperti cabai, bawang merah, kubis, dan tomat.

Sementara itu, di event Festival Kota Lama Semarang, Sumiasih menjual nasi jamblang khas Cirebon, Jawa Barat. Kuliner yang mirip dengan nasi rames ini konon sudah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda.

Kata Sumiasih, salah satu kekhasan nasi jamblang yakni pembungkus nasinya masih tradisional menggunakan daun jati--meskipun dalam perkembangannya ada yang membungkus dengan kertas makan.

Lauk dari nasi jamblang banyak macamnya. Lapak Sumiasih menyediakan sayur kacang, kering tempe, telur dadar kremes, tahu, sambal goreng, dan lain-lain. Kata dia, lauk yang harus ada dan menjadikannya khas adalah olahan sejenis cumi-cumi.

“Cumi-cuminya bukan yang biasa, nasi jamblang pakainya blekutak," terangnya. Blekutak atau balakutak merupakan sebutan untuk sotong, hewan laut sejenis cumi-cumi yang memiliki batangan tulang lebih keras dibanding cumi-cumi.

Kekhasan kuliner yang Sumiasih bawa dari Cirebon ke Kota Semarang menjadikan lapaknya diburu pengunjung. "Dari kemarin-kemarin ramai terus," imbuhnya.

Sumiati kerap memboyong karyawannya mengikuti event-event kuliner di berbagai kota, termasuk Semarang. Ia berharap agar kegiatan semacam ini bisa dimasifkan karena sangat membantu pelaku UMKM.

Festival Kota Lama Semarang

Pedagang serabi hijau sedang mengolah adonan di Pasar Sentiling Festival Kota Lama Semarang pada Kamis (14/9/2023). (FOTO/Baihaqi Annizar)

Didorong jadi Event Internasional

Dalam kegiatan yang sama, Festival Kota Lama Semarang, Rahmat Nur menyewa lapak Pasar Sentiling untuk menjual serabi hijau, kuliner khas Karawang, Jawa Barat. Serabi terbuat dari tepung beras yang dibakar menggunakan tungku dari tanah liat.

Warna hijau pada serabi didapat dari pewarna alami hasil olahan daun pandan dan daun suji. Serabi hijau rasa pandan disajikan dengan kinca gula aren ditambah daun pandan. Sementara serabi hijau rasa durian disajikan dengan kuah santan dan durian.

Lapak serabi hijau milik Rahmat sempat menarik perhatian Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno saat meninjau Pasar Sentiling pada Festival Kota Lama Semarang pada Rabu (13/9/2023) malam.

Selain senang serabi buatannya dicicip Menparekraf Sandiaga, Rahmat juga senang mendengar rencana Festival Kota Lama Semarang bakal dijadikan event internasional.

“Kalau itu terwujud dan kami masih diperkenankan jualan di sini, tentu lebih senang karena pasti pengunjungnya tambah ramai, bahkan kemungkinan akan semakin banyak turis," ucap Rahmat.

Menparekraf Sandiaga mengatakan, Festival Kota Lama telah berhasil masuk dalam 10 besar event terbaik nusantara yang dirangkum dalam Karisma Event Nusantara Kemenparekraf.

Kata dia, ragam acara yang dihadirkan selama gelaran Festival Kota Lama menunjukkan bahwa event ini memiliki daya tarik yang kuat bagi wisatawan untuk berkunjung.

Ia mendorong agar Festival Kota Lama dapat ditingkatkan kualitas dan skala penyelenggaraannya supaya tidak hanya berkelas nasional. "Festival Kota Lama layak menjadi event internasional," ujar Sandiaga dalam keterangan resminya.

Hal tersebut, kata Sandiaga, akan mendorong dibukanya rute penerbangan langsung internasional ke Semarang dari kota-kota besar di Asia sebagai bagian dari kebangkitan ekonomi dan penciptaan 4,4 juta lapangan kerja baru pada 2024.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyampaikan terima kasih atas dukungan Kemenparekraf dalam pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Semarang, salah satunya melalui dukungan penyelenggaraan Festival Kota Lama.

Hevearita alias Ita berkomitmen menjalankan arahan Menparekraf untuk menjadikan Festival Kota Lama go international.

Festival Kota Lama Semarang

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menikmati jajanan di Pasar Sentiling Festival Kota Lama Semarang, Kamis (14/9/2023). (FOTO/Baihaqi Annizar)

Dongkrak Kunjungan Wisatawan

Kota Lama merupakan bagian dari situs cagar budaya Kawasan Semarang Lama. Pasca-revitalisasi, destinasi ini diproyeksikan menjadi magnet bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara.

Berbagai kegiatan digelar untuk memperbanyak kunjungan, salah satunya Festival Kota Lama Semarang 2023. Kunjungan wisatawan berdampak positif bagi pelaku UMKM maupun pelaku bisnis lain di kawasan ini.

Kotta Hotel Semarang sebagai hotel baru yang berada di pusat Kota Lama Semarang mengalami kenaikan okupansi. “Satu pekan terakhir, tingkat okupansi hotel kami mencapai 90 persen, bahkan sempat 100 persen,” ujar Marketing Communication Kotta Hotel Semarang, Bayu Cahyo.

Selain tingkat hunian kamar, penggunaan ruang meeting juga mengalami peningkatan. Apalagi Kotta Hotel Semarang menjadi tuan rumah Festival Janur Nusantara sebagai salah satu rangkaian dari Festival Kota Lama Semarang.

Peningkatan status Festival Kota Lama menjadi event berkelas internasional digadang-gadang dapat meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara.

Berdasarkan statistik pariwisata yang dirilis Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah menyebut, Kota Semarang kunjungan wisatawannya selalu masuk lima besar terbanyak se-Jawa Tengah.

Sepanjang 2022, jumlah kunjungan wisatawan nusantara di Kota Semarang mencapai 3.640 591 atau terbanyak dibanding kunjungan di kabupaten kota lain. Sementara kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 2.355 atau terbanyak keempat se-Jawa Tengah.

Statistik pariwisata tersebut juga merinci jumlah kunjungan tiap tempat wisata. Kota Lama Semarang, sepanjang 2022 tercatat dikunjungi 1.275.081 wisatawan nusantara dan 1.446 wisatawan mancanegara. Jumlah tersebut mengalami kenaikan signifikan dari tahun sebelumnya.

Festival Kota Lama Semarang

Wisatawan memadati Pasar Sentiling Festival Kota Lama Semarang pada Kamis (14/9/2023). (FOTO/Baihaqi Annizar)

Baca juga artikel terkait PARIWISATA atau tulisan lainnya dari Baihaqi Annizar

tirto.id - Ekonomi
Kontributor: Baihaqi Annizar
Penulis: Baihaqi Annizar
Editor: Abdul Aziz