Menuju konten utama

Faktor Penyebab Berkurangnya Energi pada Piramida Energi

Dalam sebuah piramida energi, ada fenomena yang disebut pengurangan energi secara berturut-turut. Mengapa pada piramida energi terjadi penurunan energi?

Faktor Penyebab Berkurangnya Energi pada Piramida Energi
Piramida Energi. FOTO/en.wikipedia.org/

tirto.id - Piramida energi merupakan salah satu jenis piramida ekologi yang menggambarkan aliran energi pada suatu ekosistem. Fungsi utamanya ialah sebagai alat visual yang memberikan gambaran aliran energi dalam suatu ekosistem.

Masing-masing posisi dalam piramida energi disebut dengan istilah trofik. Setiap tingkatan trofik menunjukkan seberapa banyak energi yang digunakan oleh organisme di tingkat tersebut.

Namun, dalam beberapa kondisi, pada piramida energi terjadi pengurangan energi secara berturut-turut. Hal ini karena pada prinsipnya, piramida semakin ke atas semakin berkurang energinya.

Lalu, mengapa pada piramida energi terjadi penurunan energi? Penjelasan terkait alasan penyebab berkurangnya jumlah organisme pada setiap trofik dapat disimak di bawah ini.

Faktor Penyebab Berkurangnya Energi pada Setiap Tingkat Trofik Piramida Energi

Dikutip dari Britannica, konsep piramida energi menunjukkan bahwa energi akan semakin berkurang seiring dengan naiknya tingkat trofik. Artinya, produsen memiliki energi lebih banyak daripada konsumen. Hal ini disebabkan oleh hilangnya energi melalui panas saat energi dialihkan melalui rantai makanan.

Hilangnya energi dalam setiap transfer energi antar-trofik merupakan salah satu alasan penyebab berkurangnya jumlah organisme pada setiap trofik. Jumlah organisme pada setiap tingkat trofik akan semakin berkurang seiring dengan penurunan energi yang tersedia pada setiap trofik di atasnya.

Lalu mengapa pada piramida makanan semakin ke atas akan semakin kecil? Berikut penjelasan faktor-faktor penyebab berkurangnya energi pada setiap tingkat trofik pada piramida energi.

1. Makanan yang dikonsumsi hanya sebagian

Faktor penyebab berkurangnya energi dalam piramida energi salah satunya makanan yang tidak dikonsumsi semuanya, hanya sebagian saja. Artinya, makanan tidak dicerna secara lengkap sehingga energi yang didapatkannya juga tidak maksimal.

Sebagai contoh, seekor singa yang memakan rusa tidak akan memakan seluruh bagian tubuh mangsanya. Sisa-sisa makanan tersebut sebenarnya masih mengandung energi. Namun, karena akhirnya hanya didekomposisi oleh pengurai, makanan itu tidak bisa ditransfer ke tingkat trofik yang lebih tinggi.

2. Makanan yang tidak bisa dicerna dikeluarkan sebagai limbah

Pada piramida energi terjadi pengurangan energi secara berturut-turut karena makanan yang tidak bisa dicerna bakal dikeluarkan menjadi kotoran. Hal itulah yang membuat tidak adanya energi yang di transfer ke tingkat trofik selanjutnya.

3. Hanya sebagian makanan yang bisa dicerna

Faktor penyebab berkurangnya energi pada trofik piramida adalah makanan yang tidak sepenuhnya dicerna. Produktivitas transfer energi hanya 10 persen dari energi yang tersedia pada setiap tingkat trofik yang diubah menjadi biomassa baru pada tingkat trofik di atasnya.

4. Persediaan makanan berubah wujud menjadi panas

Secara spesifik, sekitar 90 persen energi yang masuk ke suatu tingkat trofik akan hilang sebagai panas karena proses metabolisme. Sementara itu, hanya sekitar 10 persen sisanya yang disimpan dalam jaringan organisme.

Penyusun Piramida Energi

Setelah pembahasan tentang penyebab berkurangnya energi pada piramida energi, pembaca bisa beranjak ke pembahasan soal penyusun piramida energi. Berikut adalah beberapa penyusun piramida energi dalam rantai makanan.

1. Produsen

Produsen adalah organisme tingkat pertama yang memiliki energi terbanyak dalam piramida energi. Hal ini karena mereka mampu membuat makanan sendiri melalui fotosintesis. Contoh produsen pada ekosistem adalah tumbuhan dan autotrof.

2. Konsumen Primer

Konsumen primer merupakan organisme tingkat kedua yang memperoleh energi langsung dari produsen. Konsumen primer tersusun oleh kelompok herbivora. Transfer energi dapat terjadi pada hewan yang memperoleh nutrisi dari tumbuhan.

3. Konsumen Sekunder

Pada tingkat selanjutnya, ada organisme yang disebut konsumen sekunder yang terdiri atas kelompok karnivora. Merekalah yang memakan konsumen primer. Contohnya adalah ular, burung pemakan ulat, dan burung pemakan tikus.

4. Konsumen Tersier

Konsumen yang menempati level terakhir dalam rantai makanan ialah konsumen tersier. Konsumen tersier terdiri dari kelompok karnivora yang memakan konsumen tingkat sebelumnya, yaitu konsumen primer dan sekunder. Contohnya adalah burung elang yang memakan ular atau burung pemakan ulat.

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Ruhma Syifwatul Jinan

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ruhma Syifwatul Jinan
Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Fadli Nasrudin