Menuju konten utama
Pemilu Serentak 2024

Dinamika Politik & Kans Gibran Rakabuming Jadi Cawapres Prabowo

Nama Gibran Rakabuming sebagai bakal cawapres Prabowo mendapat sorotan karena ia adalah anak Jokowi, kader PDIP, dan usianya masih di bawah 40 tahun.

Dinamika Politik & Kans Gibran Rakabuming Jadi Cawapres Prabowo
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di acara Hari Veteran Nasional di Solo, Kamis (10/8/2023). ANTARA/HO-Humas UNS

tirto.id - Nama calon pendamping Prabowo Subianto pada Pilpres 2024 disebut mengerucut ke empat nama, yaitu: Gibran Rakabuming Raka, Khofifah Indar Parawansa, Erick Thohir, dan Airlangga Hartarto. Namun dari nama-nama tersebut, yang banyak menyita perhatian publik justru Gibran.

Hal itu karena Gibran merupakan anak sulung Presiden Joko Widodo, kader PDIP, dan usianya masih di bawah 40 tahun. Sebagai informasi, syarat capres dan cawapres minimal berusia 40 tahun, sementara usia Gibran baru 36 tahun. Secara regulasi, Gibran baru bisa maju pilpres bila uji materi UU Pemilu di Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan permohonan syarat capres-cawapres menjadi 35 tahun.

Meski demikian, partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) –parpol pengusung Prabowo-- tetap memasukkan nama Gibran dalam daftar teratas. Tak hanya parpol, relawan Jokowi pada pilpres sebelumnya juga “ngebet” ingin Gibran menjadi pendamping eks rival Jokowi di dua pilpres sebelumnya itu. Salah satunya adalah Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi).

Relawan Samawi ini bahkan telah datang ke rumah Prabowo Subianto, di Kertanegara, Jakarta Selatan, Sabtu (7/10/2023) malam. Di tempat tersebut, Samawi mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo lantaran komitmen mantan Danjen Kopassus itu kepada Jokowi.

“Pak Prabowo, sebagaimana Bapak sering mengatakan berguru kepada Pak Jokowi. Kebijakan dan bahkan kode-kode politik dari beliau. Sebagai acuan, atas dasar pertimbangan itu, kami hari ini berada di sini untuk menyelaraskan persepsi, menggandeng tangan bapak untuk terus maju dan berlaga dalam kontestasi pertarungan pemilihan pemimpin bangsa kita. Kami kaum sarungan tegak lurus bersama Pak Jokowi dan berijtihad mendukung bapak,” kata Ketua Umum Samawi, M. Nahdi.

Dalam deklarasi tersebut, mereka juga meminta Gibran untuk mendampingi Prabowo di Pemilu 2024.

Presiden Jokowi hadiri Rapimnas Samawi 2023

Presiden Joko Widodo memberikan pertanyaan berhadiah sepeda kepada para peserta Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi) 2023 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (7/10/2023).ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.

Respons Parpol Pendukung Prabowo

Aspirasi relawan Jokowi tersebut direspons beragam oleh partai politik pendukung Prabowo. Ketua Umum DPP PAN, Zulkifli Hasan misal, mengaku partainya akan tetap mendukung Erick Thohir meski Gibran berprestasi.

Usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (10/10/2023), pria yang akrab disapa Zulhas itu mengaku membahas soal urusan politik dengan Jokowi. Ia mengatakan melaporkan situasi politik kepada Jokowi, tetapi tidak ikut arahan mantan Wali Kota Solo itu.

“Ya ini, kan, sudah dekat tanggal 19-25, kan, kita harus daftar ya kan? Ya kita, saya ini kan pembantu presiden. Ya apa pun mau keluar negeri saja saya lapor, apa juga saya lapor, tapi arahan tidak,” kata Zulhas.

Saat disinggung kemungkinan Gibran menjadi bakal cawapres Prabowo, Zulhas tegaskan, PAN tetap mendukung Erick sebagai pendamping Menteri Pertahanan itu. “Gibran, kan, keren, wali kota sukses, apa-apa sukses, tapi saya ngusulkan Pak Erick kan? Iya. Gitu,” kata Zulhas.

Sekjen DPP PAN, Eddy Soeparno mengaku, segala usulan akan didengar. Akan tetapi, para pimpinan di KIM sepakat penentuan nama bakal cawapres pada musyawarah pimpinan partai. “Keputusan forum diharapkan berupa hasil musyawarah mufakat yang bulat,” kata Eddy sebagaimana dilansir Antara.

Sementara itu, Juru Bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengaku, saat ini ada 4 nama yang masuk radar bakal cawapres Prabowo, yakni: Airlangga, Erick Thohir yang diusulkan PAN, Khofifah Indar Parawansa, dan Gibran Rakabuming. Dalam pertemuan tersebut, Prabowo mendengarkan nama kandidat cawapres yang diusulkan partai peserta koalisi.

“Kami juga mendengar Bapak Prabowo Subianto akan meminta sekaligus mendengarkan pandangan dari pimpinan tiap-tiap parpol anggota Koalisi Indonesia Maju sebelum beliau memutuskan siapa cawapres yang akan dipilih. Tentu saja, kami dari Partai Demokrat juga akan memberikan pertimbangan dan masukan ketika hal tersebut diminta. Tapi tentu saja, bagi Partai Demokrat, Bapak Prabowo lah yang akan memutuskan siapa cawapresnya nanti,” kata Herzaky.

Sedangkan Airlangga mengaku, pemilihan nama Gibran akan menunggu putusan MK. “Kita tunggu dari MK,” kata Airlangga singkat di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (10/10/2023).

Airlangga mengakui rapat para pimpinan KIM digelar pada Senin (9/10/2023). Dalam rapat tersebut ada pembahasan soal program dan visi-misi capres. Namun, penentuan cawapres dilakukan dalam rapat antar-partai.

Rilis survei Gibran menguat sebagai Cawapres Prabowo

Jurnalis menunjuk layar laptop yang menampilkan hasil survei LSI Denny JA bertajuk 'Gibran, Generasi Milenial dan Pertarungan Cawapres 2024' di Jakarta, Senin (14/8/2023).ANTARA FOTO/Reno Esnir/hp.

Seberapa Besar Elektabilitas Gibran?

Berdasarkan hasil survei terkini Poltracking periode 3-9 September 2023 terhadap 1.220 responden dengan 2,9 persen margin of error, Gibran masuk dalam simulasi 11 nama dengan angka 7,3 persen. Angka ini berada di bawah Erick Thohir (18,6 persen), Sandiaga Uno (15,7 persen), AHY (10,2 persen), Ridwan Kamil (9,1 persen) dan Muhaimin Iskandar (7,6 persen). Namun, elektabilitas Gibran berada di atas Airlangga (1,6 persen) dan Puan Maharani (1,7 persen).

Dalam survei simulasi yang dilakukan Poltracking, paslon Prabowo-Gibran memang memiliki angka cukup besar, yaitu 30,9 persen. Namun, belum bisa menang pilpres. Mereka kalah tipis dengan paslon Ganjar Pranowo-Sandiaga (31,9 persen), tapi menang lawan Anies Baswedan-Cak Imin (18,9 persen).

Saat simulasi lawan Ganjar-Mahfud MD pun, pasangan calon Prabowo-Gibran masih kalah. Ganjar-Mahfud diperkirakan meraup 31,6 persen, sementara Prabowo-Gibran hanya 30,7 persen. Sedangkan pasangan calon Anies-Imin hanya 18,4 persen.

Analis politik dari Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Silvanus Alvin mengatakan, kelayakan Gibran diusung karena beberapa faktor seperti pengalaman politik, kemampuan kepemimpinan, dan popularitas. Ia memang baru di politik, tapi nama Presiden Jokowi membuatnya semakin berpengaruh meski pengusungan anak sulung Jokowi itu masih menunggu putusan MK.

“Gibran adalah seorang politikus yang relatif baru dalam dunia politik, terutama jika dibandingkan dengan Prabowo yang telah memiliki pengalaman yang lebih panjang. Namun, popularitasnya sebagai putra Jokowi dapat membawa keuntungan dalam hal pengenalan nama dan jaringan politik,” kata Alvin, Selasa (10/10/2023).

Alvin menekankan, keputusan untuk memilih bakal cawapres selalu melibatkan pertimbangan yang kompleks, termasuk pertimbangan strategis, elektabilitas, dan rekam jejak calon tersebut. Sejauh ini secara rekam jejak, Alvin menilai, Gibran dikenal sebagai cocok humanis dan humoris. Dua hal tersebut bisa masuk narasi humanis dan humoris yang diupayakan Prabowo saat ini.

Menurut Alvin, Gibran punya beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai pendamping Prabowo. Dari sisi kelebihan, kata dia, Gibran punya kemampuan untuk memperluas basis pemilih dengan dengan menarik pemilih muda dan orang-orang yang tertarik pada citra keluarga Jokowi. Namun, kekurangannya terkait pengalaman politik minim dan kurangnya pemahaman tentang isu-isu kebijakan yang kompleks.

“Secara sederhana, Gibran baru merasakan di level regional, belum di level nasional. Dalam politik, pengalaman dan pemahaman isu-isu penting sering kali menjadi faktor kunci. Berbeda dengan sang ayah, yang dari regional daerah, menempuh pengalaman di ibu kota dulu sebagai gubernur, dan baru menduduki kursi nomor 1 di republik ini," kata Alvin.

Alvin menilai, nama Gibran naik signifikan karena perannya di politik lokal dan faktor pemberitaan media sebagai anak Presiden Jokowi. Akan tetapi, potensi pengaruh sebagai cawapres bergantung pada bagaimana pesan-pesan politik disampaikan kepada pemilih.

“Jika ia dipilih sebagai cawapres, maka pengaruhnya mungkin akan meningkat karena akan terlibat secara aktif dalam kampanye nasional, apalagi bisa dibilang, anak-anak Jokowi saat ini terjun ke politik dan bisa menjadi modal politik yang kuat. Kita berandai bahwa Gibran di posisi cawapres, dan Kaesang di PSI. Tentu ini sebuah modal yang tidak bisa dipandang sebelah mata," kata Alvin.

Alvin juga mengingatkan posisi Gibran yang saat ini sebagai kader PDIP akan berpengaruh jika menjadi cawapres Prabowo. Gibran bisa saja keluar dari PDIP untuk maju bersama Prabowo. Namun, PDIP akan semakin bergerilya untuk menang 3 periode ketika Gibran menjadi cawapres Prabowo.

Di sisi lain, publik bisa saja menyoroti soal loyalitas Gibran ketika keluar dari PDIP demi menjadi bakal cawapres Prabowo. Namun sorotan tersebut bisa saja tidak berdampak ke elektabilitas Prabowo-Gibran jika narasi dimainkan tepat.

“Dalam hal ini, kita bicara di tataran 'andaikan', semua tergantung dengan exit plan dari Prabowo-Gibran dan koalisi. Bagaimana mereka melakukan manajemen krisis. Bila mereka sudah punya narasi kuat, maka publik tidak akan merespons. Jadi tergantung pula narasinya. Malah kalau terlalu fokus dengan negative campaign ke Prabowo-Gibran, khawatir PDIP jadi hilang arah,” kata Alvin.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz