tirto.id -
Sebelumnya, pihak kepolisian memberikan peringatan kedua kepada masa aksi untuk segera membubarkan diri karena waktu telah menunjukkan pukul 18.40 WIB. Namun mahasiswa terus menyuarakan bahwa apa yang mereka lakukan hanya karena ingin didengar oleh pemangku kebijakan soal kenaikan pajak.
Pihak kepolisian terus memperingatkan bahwa para masa aksi harus segera bubar dan melanjutkan orasinya esok hari. Pihak kepolisian juga menyuruh awak media untuk mengambil gambar dari belakang anggota Brimob (Brigade Mobile) yang berbaris dan dilarang mendekati massa aksi.
Namun, setelah beberapa kali terjadi perdebatan, massa aksi akhirnya mengalah mundur. Mereka digiring oleh beberapa anggota kepolisian ke arah Jalan Medan Merdeka Barat dan mundur pelan-pelan mengikuti arahan.
Namun, tak lama setelah itu, terjadi kericuhan di sisi kanan Bundaran Patung Kuda dan menghalangi kendaraan yang hendak melintas. Para mahasiswa dan sejumlah anggota kepolisian tampak saling dorong, sementara bunyi klakson dari para pengendara ramai terdengar.
Aksi saling dorong itu, tak berlangsung lama. Para mahasiswa kembali mundur ke arah Jalan Medan Merdeka Barat dan membubarkan diri.
Dalam aksi yang dimulai sekitar pukul 15.30 WIB tersebut mereka menuntut kepada pemerintah untuk membatalkan kenaikan pajak. Mereka menginginkan pemerintah membuat kebijakan yang menyejahterakan rakyat.
Salah satu orator mengatakan, kenaikan PPN menjadi 12 persen ini sangat mencekik dan merugikan rakyat. Sambil berdiri di atas mobil komando, dia mengatakan kebijakan pemerintah soal PPN ini akan menyusahkan rakyat.
"PPN menjadi 12 persen sangat mencekik bahwasanya pemerintah mendalilkan PPN menjadi 12 persen untuk memulihkan ekonomi, tapi ini adalah kebijakan sangat merugikan rakyat," kata orator tersebut.
Editor: Rina Nurjanah